BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Medan Marelan ricuh. Ratusan pedagang yang akan ditertibkan menolak kios dan lapak jualan mereka dibongkar.
Ratusan petugas Satpol PP dibantu dengan alat berat terpaksa membongkar seluruh lapak jualan dan kios yang berada di pinggiran Jalan Marelan Raya dan Jalan M Basir, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Senin (19/3) pukul 14.30 WIB.
Pembongkaran secara spontan mengundang kekecewaan para pedagang. Tanpa dikomandoi, ratusan pedagang menolak dibongkar dan mengancam akan tetap berjualan di pinggir jalan.
“Jangan kalian bongkar, kami belum dapat tempat di dalam (gedung baru). Jangan kalian tindas kami pedagang kecil, dimata otak kalian,” teriak para pedagang kepada petugas yang melakukan pembongkaran.
Suasana pembongkaran pun memanas. Para pedagang berteriak-teriak di hadapan Muspika Medan Marelan agar mendengarkan nasib mereka yang tidak mendapatkan meja dan kios di gedung baru.
“Jangan suka kalian pak, saya ini sudah mendaftar dan memberikan uang DP sebesar Rp3 juta, tapi belum dapat juga meja. Saya ini utang dari uang panas, apa kalian tidak kasihan lihat kami pedagang kecil. Mana meja kami, jangan uang aja kalian ambil, tapi meja kami tidak ada,” teriak Hotmaida br Sihombing sambil menetes air mata.
BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Medan Marelan ricuh. Ratusan pedagang yang akan ditertibkan menolak kios dan lapak jualan mereka dibongkar.
Ratusan petugas Satpol PP dibantu dengan alat berat terpaksa membongkar seluruh lapak jualan dan kios yang berada di pinggiran Jalan Marelan Raya dan Jalan M Basir, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Senin (19/3) pukul 14.30 WIB.
Pembongkaran secara spontan mengundang kekecewaan para pedagang. Tanpa dikomandoi, ratusan pedagang menolak dibongkar dan mengancam akan tetap berjualan di pinggir jalan.
“Jangan kalian bongkar, kami belum dapat tempat di dalam (gedung baru). Jangan kalian tindas kami pedagang kecil, dimata otak kalian,” teriak para pedagang kepada petugas yang melakukan pembongkaran.
Suasana pembongkaran pun memanas. Para pedagang berteriak-teriak di hadapan Muspika Medan Marelan agar mendengarkan nasib mereka yang tidak mendapatkan meja dan kios di gedung baru.
“Jangan suka kalian pak, saya ini sudah mendaftar dan memberikan uang DP sebesar Rp3 juta, tapi belum dapat juga meja. Saya ini utang dari uang panas, apa kalian tidak kasihan lihat kami pedagang kecil. Mana meja kami, jangan uang aja kalian ambil, tapi meja kami tidak ada,” teriak Hotmaida br Sihombing sambil menetes air mata.