26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pesangon Bekerja 5 Tahun Hanya Cukup Beli Kopi

Foto: Federico Parra / AFP
Wilmer Rojas (25) menunjukkan kreasi tas yang terbuat dari uang kertas bolivar yang dijualnya. Nilai mata uang yang sangat rendah membuatnya berkreasi untuk membuat uang kertas lebih berharga.

CARACAS, SUMUTPOS.CO – Ketika Yolanda Abreu mengambil cek berisi pesangonnya selama lima tahun bekerja sebagai kardiolog, dia tertawa tatkala melongok nominalnya.

Diberitakan AFP Selasa (1/5/2018), dia mengunggah foto cek berisi nominal 156.584,29 bolivar di media sosial Twitter. Jumlah tersebut setara dengan 0,2 dolar Amerika Serikat (AS) di pasar gelap, atau sekitar Rp 2.788. Abreu bercerita, awalnya dia dipanggil untuk diberikan cek pesangon selama lima tahun di bekerja sebagai kardiolog tingkat 2 di Rumah Sakit Universitas Caracas.

“Mungkin secangkir kopi,” kata Abreu ketika ditanyakan apa yang bisa dibelinya dengan uang pesangon tersebut.

Foto Abreu mendapat suka 11.000 kali, dan mendapat komentar dari 1,400 netien yang rata-rata mengalami hal yang sama dengannya. “Teman, dia merampok Anda,” kata seorang netizen kepada Abreu yang mengaku tidak menyangka fotonya bakal menjadi viral.

“Saya mengunggah kisah saya karena isi ceknya sangat menggelikan. Saya tidak menyangka banyak yang merasa kerja keras mereka juga tidak dihargai,” beber Abreu.

Dia melanjutkan, jika saja dia mendapat cek tersebut pada Januari 2017, dia mungkin masih mendapat 45 dolar AS, atau Rp 627.502.

Merujuk kepada data Organisasi Moneter Dunia (IMF) 2018 ini, ada jutaan rakyat Venezuela yang nominal gajinya tidak berguna karena hiperinflasi. Hiperinflasi itu menyebabkan kenaikan harga hingga 13.000 persen.

Pada malam Hari Buruh Internasional (1/5/2018), Presiden Venezuela Nicolas Maduro memutuskan untuk menaikkan gaji bulanan minimal. Pejabat di Bank Sentral Venezuela berkata, Maduro menaikkan 95,4 persen menjadi 2.555.500 bolivar. Nominal itu setara dengan 37 dolar AS, atau sekitar Rp 515.790.

Namun, kebanyakan rakyat Venezuela terpaksa menukarkan bolivar ke pasar gelap, dan hanya memperoleh 3.20 dolar AS, atau Rp 44.624. Nominal itu hanya cukup untuk membeli sekitar dua kilogram ayam. Ini menjadi pengaturan ke-22 yang dilakukan Maduro.

“Di masa revolusi, salah satu kebijakan Komandante Hugo Chavez adalah merawat kelas pekerja, yang kini saya sempurnakan,” kata Maduro. Dengan perekonomian yang semakin memburuk, rezim Maduro menuduh AS dan kalangan oposisi melakukan “perang ekonomi” untuk menjatuhkannya. Asdrubal Olveros, analis dari lembaga konsultasi Ecoanalitica, kenaikan gaji itu merupakan “kondisi putus asa”. “Sia-sia saja menaikkan gaji tapi tidak dibarengi oleh membenahi ekonomi Veenzuela defisit fiskalnya menyentuh 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” tutur Olveros.

Foto: Federico Parra / AFP
Wilmer Rojas (25) menunjukkan kreasi tas yang terbuat dari uang kertas bolivar yang dijualnya. Nilai mata uang yang sangat rendah membuatnya berkreasi untuk membuat uang kertas lebih berharga.

CARACAS, SUMUTPOS.CO – Ketika Yolanda Abreu mengambil cek berisi pesangonnya selama lima tahun bekerja sebagai kardiolog, dia tertawa tatkala melongok nominalnya.

Diberitakan AFP Selasa (1/5/2018), dia mengunggah foto cek berisi nominal 156.584,29 bolivar di media sosial Twitter. Jumlah tersebut setara dengan 0,2 dolar Amerika Serikat (AS) di pasar gelap, atau sekitar Rp 2.788. Abreu bercerita, awalnya dia dipanggil untuk diberikan cek pesangon selama lima tahun di bekerja sebagai kardiolog tingkat 2 di Rumah Sakit Universitas Caracas.

“Mungkin secangkir kopi,” kata Abreu ketika ditanyakan apa yang bisa dibelinya dengan uang pesangon tersebut.

Foto Abreu mendapat suka 11.000 kali, dan mendapat komentar dari 1,400 netien yang rata-rata mengalami hal yang sama dengannya. “Teman, dia merampok Anda,” kata seorang netizen kepada Abreu yang mengaku tidak menyangka fotonya bakal menjadi viral.

“Saya mengunggah kisah saya karena isi ceknya sangat menggelikan. Saya tidak menyangka banyak yang merasa kerja keras mereka juga tidak dihargai,” beber Abreu.

Dia melanjutkan, jika saja dia mendapat cek tersebut pada Januari 2017, dia mungkin masih mendapat 45 dolar AS, atau Rp 627.502.

Merujuk kepada data Organisasi Moneter Dunia (IMF) 2018 ini, ada jutaan rakyat Venezuela yang nominal gajinya tidak berguna karena hiperinflasi. Hiperinflasi itu menyebabkan kenaikan harga hingga 13.000 persen.

Pada malam Hari Buruh Internasional (1/5/2018), Presiden Venezuela Nicolas Maduro memutuskan untuk menaikkan gaji bulanan minimal. Pejabat di Bank Sentral Venezuela berkata, Maduro menaikkan 95,4 persen menjadi 2.555.500 bolivar. Nominal itu setara dengan 37 dolar AS, atau sekitar Rp 515.790.

Namun, kebanyakan rakyat Venezuela terpaksa menukarkan bolivar ke pasar gelap, dan hanya memperoleh 3.20 dolar AS, atau Rp 44.624. Nominal itu hanya cukup untuk membeli sekitar dua kilogram ayam. Ini menjadi pengaturan ke-22 yang dilakukan Maduro.

“Di masa revolusi, salah satu kebijakan Komandante Hugo Chavez adalah merawat kelas pekerja, yang kini saya sempurnakan,” kata Maduro. Dengan perekonomian yang semakin memburuk, rezim Maduro menuduh AS dan kalangan oposisi melakukan “perang ekonomi” untuk menjatuhkannya. Asdrubal Olveros, analis dari lembaga konsultasi Ecoanalitica, kenaikan gaji itu merupakan “kondisi putus asa”. “Sia-sia saja menaikkan gaji tapi tidak dibarengi oleh membenahi ekonomi Veenzuela defisit fiskalnya menyentuh 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” tutur Olveros.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/