MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Sumut mengumumkan penetapan pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut terpilih periode 2018-2023, hasil Pilkada Serentak 27 Juli lalu. Saat pengumuman Gubernur-Wakil Gubernur terpilih, pasangan Edy-Musa mendapat pesan agar melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur.
“Khususnya infrastruktur konektivitas seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, penyeberangan, kereta api dan sebagainya. Karena ini sudah terbukti mempelancar arus barang dan jasa,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Eko Subowo, usai pengumuman pasangan terpilih, dalam Rapat Paripurna DPRD Sumut, Selasa (31/7).
Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, Eko juga menyampaikan selamat atas terpilihnya pasangan Edy-Musa untuk memimpin lima tahun ke depan untuk periode 2018-2023. Eko berharap agar Gubernur-Wakil Gubernur terpilih nantinya melayani seluruh masyarakat tanpa melihat mana yang memberikan dukungan dan mana yang tidak. Sebab setelah selesai Pilkada, tidak ada lagi pengkotak-kotakan antara memilih calon A atau calon B.
“Dan masyarakat pun harus mendukung sepenuhnya, Gubernur dan Wakil Gubernur nantinya. Baik yang memilih maupun tidak memilih. Intinya mendukung Pemprov Sumut yang akan dipimpin Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” sebut Pj Gubernur.
Pj Gubenrur ini juga meminta Edy-Musa memberi perhatian pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun ke depan, sesuai visi misi saat berkampanye, dengan tetap memperhatikan prioritas yang ada dan sesuai RPJM-Nasional.
Yakni percepatan pembangunan infrastruktur khususnya konektivitas seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, penyeberangan, kereta api dan sebagainya. Penekanan ini disampaikan setelah pihaknya menggelar rapat dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sumut di Jakarta beberapa waktu lalu. Menurutnya perbaikan infrastruktur dapat membawa perbaikan pada kelancaran arus logistik atau barang dan jasa. Hal itu pula yang menjadi satu faktor penekan laju inflasi di daerah, yang kini berada pada angka satu digit.