26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Israel-Palestina Realisasikan Pembebasan Para Tahanan

Satu Tukar Seribu

RAFAH- Sersan militer Israel, Gilad Shalit (25),yang ditangkap di Jalur Gaza dan ditahan kelompok Hamas sejak 25 Juni 2006, akhirnya kembali menjadi orang bebas, Selasa (18/10). Bersamaan dengan kembalinya tentara Israel itu ke tanah airnya di Israel, gelombang pertama 477 tawanan Palestina yang ditahan di Israel kembali ke tanah airnya.

Pertukaran tawanan satu banding seribu itu terjadi di perbatasan Rafah yang memisahkan Mesir dan Jalur Gaza. Dalam upacara secara simbolis, Shalit dan 477 tawanan asal Pales tina itu menyeberangi perbatasan da ri dua sisi yang berbeda. Shalit langsung disambut wakil pemerintah Israel, sedangkan para tahanan Palestina diterima para pemimpin Hamas.

“Saya merindukan keluarga saya,” komentar Shalit saat diwawancarai stasiun televisi Mesir menjelang pertukaran tahanan. Pemuda berkewarganegaraan ganda (Prancis dan Israel) itu berharap pertukaran tahanan itu menjadi langkah awal menuju perdamaian Israel dan Palestina.

Shalit dibebaskan di wilayah Semenanjung Sinai, Mesir. Selanjutnya, dia dibawa ke perbatasan, untuk menjalani upacara simbolis bersama para tahanan Palestina. Selesai mengikuti upacara penyerahan simbolis, Shalit melanjutkan perjalanan menuju Kebun Anggur Perdamaian Israel yang terletak di sekitar perbatasan. Di sana, sebuah helikopter telah menunggu anak kedua pasangan Noam Shalit dan Aviva untuk kembali ke Israel. Shalit lantas diterbangkan ke pangkalan udara Tel Nof, bagian tengah Israel.  Setelah disambut PM Israel Benjamin Netanyahu, dia lantas bertemu dengan orang tuanya.

Tak beda jauh dengan yang dialami Shalit, 477 tahanan Palestina juga dibawa menemui sanak keluarga mereka. Iring-iringan bus yang membawa mereka disambut sorak sorai keluarga dan kerabat di pos pemeriksaan Tepi Barat. Sejak pagi mereka memang sengaja menunggu di sana untuk menyambut kepulangan para tahanan tersebut.
Tetapi, keriangan tersebut berubah menjadi amarah saat serdadu Israel yang mengawal iring-iringan delapan bus itu mengumumkan bahwa para tahanan akan dibawa ke pos pemeriksaan lain. Spontan, kerabat dan keluarga para tahanan yang menunggu di pos Tepi Barat itu menghujani Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dengan batu. Untuk menenangkan massa, IDF menyemprotkan gas air mata.
Iring-iringan kendaraan yang didampingi beberapa mobil petinggi Hamas dan pejabat Palang Merah Internasional (ICRC) tersebut lantas berhenti di Kota Gaza. Di sana, sekitar 200 ribu orang sebagian besar adalah keluarga dan kerabat para tahanan sudah menanti.
“Harapan kami dan terutama harapan pribadi saya adalah tercapainya persatuan Palestina. Tahanan Hamas maupun Fatah adalah saudara-saudara kami. Saat Israel menangkap mereka, Israel tak memandang berasal dari faksi yang mana,” tutur warga Palestina yang menunggu kehadiran tawanan, Ayman Abdelhalim (19). (afp/ap/rtr/hep/dwi/jpnn)

Satu Tukar Seribu

RAFAH- Sersan militer Israel, Gilad Shalit (25),yang ditangkap di Jalur Gaza dan ditahan kelompok Hamas sejak 25 Juni 2006, akhirnya kembali menjadi orang bebas, Selasa (18/10). Bersamaan dengan kembalinya tentara Israel itu ke tanah airnya di Israel, gelombang pertama 477 tawanan Palestina yang ditahan di Israel kembali ke tanah airnya.

Pertukaran tawanan satu banding seribu itu terjadi di perbatasan Rafah yang memisahkan Mesir dan Jalur Gaza. Dalam upacara secara simbolis, Shalit dan 477 tawanan asal Pales tina itu menyeberangi perbatasan da ri dua sisi yang berbeda. Shalit langsung disambut wakil pemerintah Israel, sedangkan para tahanan Palestina diterima para pemimpin Hamas.

“Saya merindukan keluarga saya,” komentar Shalit saat diwawancarai stasiun televisi Mesir menjelang pertukaran tahanan. Pemuda berkewarganegaraan ganda (Prancis dan Israel) itu berharap pertukaran tahanan itu menjadi langkah awal menuju perdamaian Israel dan Palestina.

Shalit dibebaskan di wilayah Semenanjung Sinai, Mesir. Selanjutnya, dia dibawa ke perbatasan, untuk menjalani upacara simbolis bersama para tahanan Palestina. Selesai mengikuti upacara penyerahan simbolis, Shalit melanjutkan perjalanan menuju Kebun Anggur Perdamaian Israel yang terletak di sekitar perbatasan. Di sana, sebuah helikopter telah menunggu anak kedua pasangan Noam Shalit dan Aviva untuk kembali ke Israel. Shalit lantas diterbangkan ke pangkalan udara Tel Nof, bagian tengah Israel.  Setelah disambut PM Israel Benjamin Netanyahu, dia lantas bertemu dengan orang tuanya.

Tak beda jauh dengan yang dialami Shalit, 477 tahanan Palestina juga dibawa menemui sanak keluarga mereka. Iring-iringan bus yang membawa mereka disambut sorak sorai keluarga dan kerabat di pos pemeriksaan Tepi Barat. Sejak pagi mereka memang sengaja menunggu di sana untuk menyambut kepulangan para tahanan tersebut.
Tetapi, keriangan tersebut berubah menjadi amarah saat serdadu Israel yang mengawal iring-iringan delapan bus itu mengumumkan bahwa para tahanan akan dibawa ke pos pemeriksaan lain. Spontan, kerabat dan keluarga para tahanan yang menunggu di pos Tepi Barat itu menghujani Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dengan batu. Untuk menenangkan massa, IDF menyemprotkan gas air mata.
Iring-iringan kendaraan yang didampingi beberapa mobil petinggi Hamas dan pejabat Palang Merah Internasional (ICRC) tersebut lantas berhenti di Kota Gaza. Di sana, sekitar 200 ribu orang sebagian besar adalah keluarga dan kerabat para tahanan sudah menanti.
“Harapan kami dan terutama harapan pribadi saya adalah tercapainya persatuan Palestina. Tahanan Hamas maupun Fatah adalah saudara-saudara kami. Saat Israel menangkap mereka, Israel tak memandang berasal dari faksi yang mana,” tutur warga Palestina yang menunggu kehadiran tawanan, Ayman Abdelhalim (19). (afp/ap/rtr/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/