26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banyak TK Swasta Tutup Gara-gara PAUD

int
ARAHAN: Mendikbud memberi arahan kepada ratusan guru PAUD.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mendikbud Muhadjir Effendy mengungkapkan banyak Taman Kanak-kanak (Tk) swasta yang tutup karena keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kejadian ini harusnya tidak terjadi bila desa atau kelurahan tidak berlomba-lomba mendirikan PAUD.

Yang terjadi di lapangan, PAUD tumbuh subur bak jamur. Padahal di wilayah itu sudah ada sekolah TK.

“Kalau mau ikut aturan, sebenarnya tidak boleh ada PAUD, kalau sudah ada sekolah TK swasta. Faktanya kan banyak PAUD yang didirikan karena ada dana desa. Akibatnya banyak sekolah TK swasta tutup dan lagi-lagi Mendikbudnya yang disorot,” terang Menteri Muhadjir saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi PAUD Milenial Berbasis Keluarga di Era Disruptif 4.0 di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (16/3).

Dia mengungkapkan, desa yang memiki PAUD sebanyak 63.245. Jumlah desa di Indonesia 83.887. Komitmen program PAUD satu tahun pra SD 80 kab/kota dan 25 provinsi.

Di depan peserta seminar yang digagas Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru PAUD UMJ ini, Menteri Muhadjir menegaskan, PAUD itu bukan lembaga pendidikan maupun sekolah. PAUD itu adalah prasekolah.

“PAUD itu bukan sekolah ya. PAUD itu pre school dan baru tahap pembentukan. Yang dibentuk adalah pendidikan karakter, misalnya bagaimana anak mencintai buku dan membaca,” terangnya.

Dia mengingatkan kepada orang tua dan guru PAUD, bahwa anak-anak sampai 5 tahun belum aktif berpikir. Mereka masih butuh dibantu orang dewasa sehingga sangat naif bila anak PAUD dipaksa belajar sesuatu yang membosankan bagi anak-anak kecil seperti baca, tulis, menghitung (calistung).

“Pemerintah sudah menganggarkan dana PAUD cukup besar sekitar Rp5 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Di mana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD Rp 4 triliun lebih. Sayangnya aturannya terlalu akademik dan bukan menonjolkan pedagogi. Ini yang harus dibenahi agar guru PAUD lebih kreatif dan bukan hanya andalkan calistung,” tutupnya. (esy/jpnn/azw)

int
ARAHAN: Mendikbud memberi arahan kepada ratusan guru PAUD.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mendikbud Muhadjir Effendy mengungkapkan banyak Taman Kanak-kanak (Tk) swasta yang tutup karena keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kejadian ini harusnya tidak terjadi bila desa atau kelurahan tidak berlomba-lomba mendirikan PAUD.

Yang terjadi di lapangan, PAUD tumbuh subur bak jamur. Padahal di wilayah itu sudah ada sekolah TK.

“Kalau mau ikut aturan, sebenarnya tidak boleh ada PAUD, kalau sudah ada sekolah TK swasta. Faktanya kan banyak PAUD yang didirikan karena ada dana desa. Akibatnya banyak sekolah TK swasta tutup dan lagi-lagi Mendikbudnya yang disorot,” terang Menteri Muhadjir saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi PAUD Milenial Berbasis Keluarga di Era Disruptif 4.0 di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (16/3).

Dia mengungkapkan, desa yang memiki PAUD sebanyak 63.245. Jumlah desa di Indonesia 83.887. Komitmen program PAUD satu tahun pra SD 80 kab/kota dan 25 provinsi.

Di depan peserta seminar yang digagas Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru PAUD UMJ ini, Menteri Muhadjir menegaskan, PAUD itu bukan lembaga pendidikan maupun sekolah. PAUD itu adalah prasekolah.

“PAUD itu bukan sekolah ya. PAUD itu pre school dan baru tahap pembentukan. Yang dibentuk adalah pendidikan karakter, misalnya bagaimana anak mencintai buku dan membaca,” terangnya.

Dia mengingatkan kepada orang tua dan guru PAUD, bahwa anak-anak sampai 5 tahun belum aktif berpikir. Mereka masih butuh dibantu orang dewasa sehingga sangat naif bila anak PAUD dipaksa belajar sesuatu yang membosankan bagi anak-anak kecil seperti baca, tulis, menghitung (calistung).

“Pemerintah sudah menganggarkan dana PAUD cukup besar sekitar Rp5 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Di mana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD Rp 4 triliun lebih. Sayangnya aturannya terlalu akademik dan bukan menonjolkan pedagogi. Ini yang harus dibenahi agar guru PAUD lebih kreatif dan bukan hanya andalkan calistung,” tutupnya. (esy/jpnn/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/