32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Jargas Kota Cirebon Rampung, 3.503 SR Siap Dialiri Gas Bumi Murah

Menteri ESDM, Ignasius Jonan saat membantu warga masak ( Foto : Ist/sumutpos)

CIREBON, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus mengoptimalkan  anggaran  dengan program-program untuk mewujudkan ketahanan energi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas).

Bertempat di Kantor Kelurahan Kalijaga, Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (21/3), Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Dirjen Migas Djoko Siswanto, Walikota Cirebon Nashrudin Azis serta Dirut PT PGN  Gigih Prakoso, meresmikan beroperasinya jargas di Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 3.503 SR telah rampung dibangun Pemerintah dengan dana APBN tahun 2018.

Ini merupakan kedua kalinya masyarakat Kota Cirebon mendapat fasilitas jargas secara gratis. Pembangunan jargas pertama kali tahun  2012 sebanyak 4.000 SR. Dengan demikian , total terpasang jargas Kota Cirebon sebanyak 7.503 SR. Sedangkan total pembangunan jargas di Provinsi Jawa Barat sebanyak 33.200 SR.

“Jargas Kota Cirebon dibangun di Kelurahan Suket Duwur,  Surapandan,  Kedung Kersik, serta penetrasi di Kelurahan Argasunya, Kalijaga, dan Harjamukti,”  kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam laporannya pada acara tersebut.

Setelah rampung dibangun, jargas  Kota Cirebon dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Gas dipasok dari PT Pertamina EP sebesar 0,2 mmscfd dengan tapping di jaringan pipa eksisting Pgasol.

Pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan mempercepat program jargas sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat besar penggunaan gas bumi. “Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi bahwa sumber daya alam harus dinikmati masyarakat setempat,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Dengan menggunakan jargas, banyak keuntungan yang diperoleh yaitu harga gas bumi lebih murah dari LPG, menekan subsidi dan impor LPG. Dari segi lingkungan adalah emisi jauh lebih bersih dibanding BBM dan kayu Bakar serta available setiap saat sehingga tidak perlu keluar rumah mencari LPG/minyak tanah/kayu bakar jika sewaktu-waktu kehabisan.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menambahkan,  penggunaan jargas di Kota Cirebon akan signifikan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat. Kota Cirebon, singgungnya, merupakan salah satu pusat industri yang maju di Provinsi Jawa Barat. “Lewat energi baik yang murah dan stabil, masyarakat akan mendapatkan nilai lebih,” tukas Gigih.

Walikota Cirebon Nashrudin Azis menambahkan, pembangunan jargas membuktikan adanya perhatian Pemerintah kepada masyarakat Kota Cirebon.  “Periode dulu kita dikasih 4.000 SR, sekarang 3.503 SR yang difokuskan di Harjamukti karena saat ini mereka yang paling membutuhkan,” ucapnya.

Mengingat masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan infrastruktur ini, Pemerintah Kota Cirebon dalam waktu dekat akan menyampaikan permintaan penambahan jargas. “Dalam perbincangan, Pak Menteri membuka kesempatan kalau kami mau meminta tambahan jargas, tinggal diajukan,” tambahnya.

Lantaran keterbatasan anggaran Pemerintah, pembangunan jargas dilaksanakan secara bertahap. Persyaratan pembangunan jargas, antara lain wilayah tersebut dekat dengankaidah sumber gas/pipa gas, spesifikasi gas bumi terpenuhi (tidak membahayakan masyarakat), terdapat potensi pasar pengguna, komitmen Pemerintah Daerah serta memenuhi kaidah keselamatan dan keteknikan.

Sejak dibangun pertama kali tahun 2009, total SR jargas yang terbangun dengan dana APBN hingga saat ini sebanyak 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota.

Untuk tahun 2019,  direncanakan akan dibangun sebanyak 78.216  SR jargas di 18 lokasi yaitu Kabupaten Aceh Utara (5.000 SR),  Kota Dumai (4.300 SR), Kota Jambi (2.000), Kota Palembang (6.000 SR), Kota Depok (6.230 SR), Kota Bekasi (6.720 SR), Kabupaten Karawang (2.681 SR), Kabupaten Purwakarta (3.765 SR), Kabupaten Cirebon, (6.520 SR), Kabupaten Lamongan (4.000 SR), Kota Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Pasuruan (4.000 SR), Kabupaten Probolinggo (4.000 SR), Kabupaten Banggai (4.000 SR),  Kabupaten Wajo (2.000 SR) dan Kutai Kartanegara (5.000 SR). (rel/ram)

Menteri ESDM, Ignasius Jonan saat membantu warga masak ( Foto : Ist/sumutpos)

CIREBON, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus mengoptimalkan  anggaran  dengan program-program untuk mewujudkan ketahanan energi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas).

Bertempat di Kantor Kelurahan Kalijaga, Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (21/3), Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Dirjen Migas Djoko Siswanto, Walikota Cirebon Nashrudin Azis serta Dirut PT PGN  Gigih Prakoso, meresmikan beroperasinya jargas di Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 3.503 SR telah rampung dibangun Pemerintah dengan dana APBN tahun 2018.

Ini merupakan kedua kalinya masyarakat Kota Cirebon mendapat fasilitas jargas secara gratis. Pembangunan jargas pertama kali tahun  2012 sebanyak 4.000 SR. Dengan demikian , total terpasang jargas Kota Cirebon sebanyak 7.503 SR. Sedangkan total pembangunan jargas di Provinsi Jawa Barat sebanyak 33.200 SR.

“Jargas Kota Cirebon dibangun di Kelurahan Suket Duwur,  Surapandan,  Kedung Kersik, serta penetrasi di Kelurahan Argasunya, Kalijaga, dan Harjamukti,”  kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam laporannya pada acara tersebut.

Setelah rampung dibangun, jargas  Kota Cirebon dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Gas dipasok dari PT Pertamina EP sebesar 0,2 mmscfd dengan tapping di jaringan pipa eksisting Pgasol.

Pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan mempercepat program jargas sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat besar penggunaan gas bumi. “Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi bahwa sumber daya alam harus dinikmati masyarakat setempat,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Dengan menggunakan jargas, banyak keuntungan yang diperoleh yaitu harga gas bumi lebih murah dari LPG, menekan subsidi dan impor LPG. Dari segi lingkungan adalah emisi jauh lebih bersih dibanding BBM dan kayu Bakar serta available setiap saat sehingga tidak perlu keluar rumah mencari LPG/minyak tanah/kayu bakar jika sewaktu-waktu kehabisan.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menambahkan,  penggunaan jargas di Kota Cirebon akan signifikan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat. Kota Cirebon, singgungnya, merupakan salah satu pusat industri yang maju di Provinsi Jawa Barat. “Lewat energi baik yang murah dan stabil, masyarakat akan mendapatkan nilai lebih,” tukas Gigih.

Walikota Cirebon Nashrudin Azis menambahkan, pembangunan jargas membuktikan adanya perhatian Pemerintah kepada masyarakat Kota Cirebon.  “Periode dulu kita dikasih 4.000 SR, sekarang 3.503 SR yang difokuskan di Harjamukti karena saat ini mereka yang paling membutuhkan,” ucapnya.

Mengingat masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan infrastruktur ini, Pemerintah Kota Cirebon dalam waktu dekat akan menyampaikan permintaan penambahan jargas. “Dalam perbincangan, Pak Menteri membuka kesempatan kalau kami mau meminta tambahan jargas, tinggal diajukan,” tambahnya.

Lantaran keterbatasan anggaran Pemerintah, pembangunan jargas dilaksanakan secara bertahap. Persyaratan pembangunan jargas, antara lain wilayah tersebut dekat dengankaidah sumber gas/pipa gas, spesifikasi gas bumi terpenuhi (tidak membahayakan masyarakat), terdapat potensi pasar pengguna, komitmen Pemerintah Daerah serta memenuhi kaidah keselamatan dan keteknikan.

Sejak dibangun pertama kali tahun 2009, total SR jargas yang terbangun dengan dana APBN hingga saat ini sebanyak 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota.

Untuk tahun 2019,  direncanakan akan dibangun sebanyak 78.216  SR jargas di 18 lokasi yaitu Kabupaten Aceh Utara (5.000 SR),  Kota Dumai (4.300 SR), Kota Jambi (2.000), Kota Palembang (6.000 SR), Kota Depok (6.230 SR), Kota Bekasi (6.720 SR), Kabupaten Karawang (2.681 SR), Kabupaten Purwakarta (3.765 SR), Kabupaten Cirebon, (6.520 SR), Kabupaten Lamongan (4.000 SR), Kota Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Pasuruan (4.000 SR), Kabupaten Probolinggo (4.000 SR), Kabupaten Banggai (4.000 SR),  Kabupaten Wajo (2.000 SR) dan Kutai Kartanegara (5.000 SR). (rel/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/