28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Studi Grand Design Transportasi Danau Toba, Pelabuhan Simanindo Bakal Lebih Modern

DIBANGUN: Pelabuhan Simanindo dalam tahap pembangunan, belum lama ini. Ke depan, pelabuhan ini bakal menjadi pelabuhan modern.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa karamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sinar Bangun benar-benar menjadi pelajaran bagi sarana transportasi penyeberangan di Danau Toba. Agar peristiwa kelam itu tak terulang lagi, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan melakukan Studi Grand Design Transportasi di Danau Toban

Hasil studi Balitbang Perhubungan itu, ada 38 pelabuhan yang aktif di Danau Toba saat ini. Sebanyak 26 pelabuhan di antaranya berada di Samosir, dan 12 lagi di luar Samosir. Sedangkan dari 26 pelabuhan yang ada di Samosir, 6 pelabuhan dikelola swasta dan 20 pelabuhan tidak bisa dikunjungi melalui darat.

“Hal ini juga menjadi perhatian Kementerian Perhubungan. Karenanya diharapkan, ini bisa ditata kembali demi kemudahan pengawasan keselamatan pelayaran,” kata Kepala Balitbang Perhubungan, Sugihardjo saat Sosiasliasi Monitoring Hasil Studi Grand Design Transportasi Danau Toba dalam Rangka Mendukung Pariwisata di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan, Kamis (21/3).

Sosialisasi ini turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) R Sabrina, Kadishub Samosir Nurdin Siahaan, Kadishub Simalungun Ramadhani Purba, Kepala Syah Bandar Sugeng Wibowo, Direktur ATKP Medan, Suyatmo dan OPD terkait.

Sugihardjo memaparkan, sampai saat ini upaya yang sudah dilakukan untuk prasarana, seperti pembangunan Pelabuhan Ambarita dengan fasilitas Movable Bridge, peningkatan pelabuhan Ajibata, Simanindo (dengan Movable Bridge) dan Tigaras. Sedangkan untuk sarana ada tambahan 2 unit kapal ukuran 300 GT dan pembangunan fasilitas docking kapal di Porsea.

Untuk angkutan, Kementerian Perhubungan sudah melakukan rampchek terhadap 215 kapal dan terakhir pelaksanaan Bulan Keselamatan Danau Toba. Selain itu, Balitbang juga sudah mempersiapkan sketchup model Pelabuhan Simanindo ke depannya yang lebih modern dan bisa meningkatkan pelayanan dan keselamatan pelayaran di Danau Toba.

Untuk Pelabuhan Simanindo rencananya akan di bangun di area seluas 8,911 meter persegi untuk dua dermaga. Pertama, dermaga pariwisata modern 3,480 meter persegi dan dermaga pariwisata 5,430 meter persegi. Satu dermaga ini nantinya direncanakan untuk kapal Roro, dermaga wisata dan dermaga rakyat serta dermaga lainnya untuk wisatawan yang akan mengelilingi Danau Toba maupun yang akan menyeberang dari Pulau Samosir. Dermaga ini menggunakan sistem floating wharf untuk kapal rakyat dan wisata.

Sekdaprovsu R Sabrina optimis hasil studi Balitbang Kemenhub untuk Grand Design Transportasi Danau Toba bisa direalisasikan. Tetapi dia juga meminta agar pengembangan ini bisa membantu perekonomian masyarakat setempat, bukan malah membuat mereka terpinggirkan. “Kita tentu optimis hal ini bisa dilakukan asal kita sungguh-sungguh mengerjakannya. Perlu sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk merealisasikan ini,” kata Sabrina.

Dia berharap, aspek ekonomi masyarakat setempat menjadi perhatian serius. “Sebab banyak masyarakat setempat yang menggantungkan kehidupannya di situ. Jangan nanti kita membuat transportasi Danau Toba yang modern dan berstandar internasional, tetapi tidak memikirkan masyarakat setempat,” tambahnya.

Hal ini memang menjadi pertimbangan Kementerian Perhubungan, menurut Kepala Balitbang Kemenhub Sugihardjo, solusi yang ditawarkan salah satunya adalah win-win solution. Nantinya akan ada standar tersendiri untuk kapal-kapal daerah yang masih memenuhi kelayakan berlayar. “Ini masalah legalitas dan operasional. Walau mungkin kapal-kapal asli daerah tidak memenuhi standar internasional, kita bisa membuat kapal-kapal itu memenuhi standar tertentu yang pastinya mengutamakan keselamatan. Intinya standar keselamatan kita tingkatkan,” kata Sugihardjo.

Selain itu, aspek ekonomi masyarakat juga harus diperhatikan sesuai dengan permintaan Sekdaprov Sumut. “Kita akan mencari solusinya yang tentunya win-win solution,” tambahnya.

Selanjutnya, pertemuan ini akan kembali di tindaklanjuti minggu depan.

“Permasalahannya cukup banyak setelah kita mendengar laporan dari berbagai dinas di Pemkab dan Provinsi, jadi kita akan lanjutkan pertemuan ini minggu depan untuk bisa membahas lebih dalam lagi,” pungkas Sugihardjo. (rel)

DIBANGUN: Pelabuhan Simanindo dalam tahap pembangunan, belum lama ini. Ke depan, pelabuhan ini bakal menjadi pelabuhan modern.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa karamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sinar Bangun benar-benar menjadi pelajaran bagi sarana transportasi penyeberangan di Danau Toba. Agar peristiwa kelam itu tak terulang lagi, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan melakukan Studi Grand Design Transportasi di Danau Toban

Hasil studi Balitbang Perhubungan itu, ada 38 pelabuhan yang aktif di Danau Toba saat ini. Sebanyak 26 pelabuhan di antaranya berada di Samosir, dan 12 lagi di luar Samosir. Sedangkan dari 26 pelabuhan yang ada di Samosir, 6 pelabuhan dikelola swasta dan 20 pelabuhan tidak bisa dikunjungi melalui darat.

“Hal ini juga menjadi perhatian Kementerian Perhubungan. Karenanya diharapkan, ini bisa ditata kembali demi kemudahan pengawasan keselamatan pelayaran,” kata Kepala Balitbang Perhubungan, Sugihardjo saat Sosiasliasi Monitoring Hasil Studi Grand Design Transportasi Danau Toba dalam Rangka Mendukung Pariwisata di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan, Kamis (21/3).

Sosialisasi ini turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) R Sabrina, Kadishub Samosir Nurdin Siahaan, Kadishub Simalungun Ramadhani Purba, Kepala Syah Bandar Sugeng Wibowo, Direktur ATKP Medan, Suyatmo dan OPD terkait.

Sugihardjo memaparkan, sampai saat ini upaya yang sudah dilakukan untuk prasarana, seperti pembangunan Pelabuhan Ambarita dengan fasilitas Movable Bridge, peningkatan pelabuhan Ajibata, Simanindo (dengan Movable Bridge) dan Tigaras. Sedangkan untuk sarana ada tambahan 2 unit kapal ukuran 300 GT dan pembangunan fasilitas docking kapal di Porsea.

Untuk angkutan, Kementerian Perhubungan sudah melakukan rampchek terhadap 215 kapal dan terakhir pelaksanaan Bulan Keselamatan Danau Toba. Selain itu, Balitbang juga sudah mempersiapkan sketchup model Pelabuhan Simanindo ke depannya yang lebih modern dan bisa meningkatkan pelayanan dan keselamatan pelayaran di Danau Toba.

Untuk Pelabuhan Simanindo rencananya akan di bangun di area seluas 8,911 meter persegi untuk dua dermaga. Pertama, dermaga pariwisata modern 3,480 meter persegi dan dermaga pariwisata 5,430 meter persegi. Satu dermaga ini nantinya direncanakan untuk kapal Roro, dermaga wisata dan dermaga rakyat serta dermaga lainnya untuk wisatawan yang akan mengelilingi Danau Toba maupun yang akan menyeberang dari Pulau Samosir. Dermaga ini menggunakan sistem floating wharf untuk kapal rakyat dan wisata.

Sekdaprovsu R Sabrina optimis hasil studi Balitbang Kemenhub untuk Grand Design Transportasi Danau Toba bisa direalisasikan. Tetapi dia juga meminta agar pengembangan ini bisa membantu perekonomian masyarakat setempat, bukan malah membuat mereka terpinggirkan. “Kita tentu optimis hal ini bisa dilakukan asal kita sungguh-sungguh mengerjakannya. Perlu sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk merealisasikan ini,” kata Sabrina.

Dia berharap, aspek ekonomi masyarakat setempat menjadi perhatian serius. “Sebab banyak masyarakat setempat yang menggantungkan kehidupannya di situ. Jangan nanti kita membuat transportasi Danau Toba yang modern dan berstandar internasional, tetapi tidak memikirkan masyarakat setempat,” tambahnya.

Hal ini memang menjadi pertimbangan Kementerian Perhubungan, menurut Kepala Balitbang Kemenhub Sugihardjo, solusi yang ditawarkan salah satunya adalah win-win solution. Nantinya akan ada standar tersendiri untuk kapal-kapal daerah yang masih memenuhi kelayakan berlayar. “Ini masalah legalitas dan operasional. Walau mungkin kapal-kapal asli daerah tidak memenuhi standar internasional, kita bisa membuat kapal-kapal itu memenuhi standar tertentu yang pastinya mengutamakan keselamatan. Intinya standar keselamatan kita tingkatkan,” kata Sugihardjo.

Selain itu, aspek ekonomi masyarakat juga harus diperhatikan sesuai dengan permintaan Sekdaprov Sumut. “Kita akan mencari solusinya yang tentunya win-win solution,” tambahnya.

Selanjutnya, pertemuan ini akan kembali di tindaklanjuti minggu depan.

“Permasalahannya cukup banyak setelah kita mendengar laporan dari berbagai dinas di Pemkab dan Provinsi, jadi kita akan lanjutkan pertemuan ini minggu depan untuk bisa membahas lebih dalam lagi,” pungkas Sugihardjo. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/