25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Redaktur Sumut Pos Dibegal 10 Orang dengan Senpi

Ilustrasi Begal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi begal di Kota Medan semakin mengkhawatirkan. Setiap harinya, kasus begal selalu dialami warga Kota Medan di berbagai wilayah. Bahkan, salah satu redaktur Harian Sumut Pos, Azwandi Lubis menjadi korban begal 10 orang yang menggunakan senjata tajam dan senjata api.

Kejadian ini yang dialami Azwandi Lubis di Jalan Besar Medan-Namorambe, kawasan Pasar 4 persis di depan sekolah Cerdas Bangsa, Minggu (28/7) dini hari tepatnya pukul 03.30 WIB. Sepedamotor Yamaha N Max miliknya yang belum sebulan ia beli pun raib dibawa kabur para pelaku.

“Mereka ada lima sepedamotor konvoi dari arah Jalan Karya Jaya, Johor. Mungkin saya sudah diikuti mereka sebelum dibegal. Kejadian begitu cepat, tiba-tiba sepedamotor saya dipepet dan kunci kontak diambil,” ungkap Azwandi, Minggu.

Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. “Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan,” tambahnya.

Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. “Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Di situ lah saya turun daripada nyawa melayang,” terangnya.

Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.

“Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor,” ujar Wandi.

Azwandi mengaku sempat kecewa dengan Polsek Namorambe saat melaporkan kejadian itu lantaran tidak bergerak cepat, lantaran seped amotor yang dibelinya belum memiliki surat-surat lengkap.

“Ya memang sepeda motor saya itu baru sebulan saya beli, kontan lagi. Belum keluar plat BK-nya memang. Jadi sewaktu saya melapor ke Polsek Namorambe mereka minta dilengkapi terlebih dulu surat-suratnya. Kalau menunggukan itu ya sudah lari pelakunya. Tapi saya berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku karena kalau tidak mereka bakal ketagihan,” harapnya.

Anggota Komisi I DPRD Medan, Herri Zulkarnain mendesak Polrestabes Medan agar dapat meningkatkan fokus dan kinerjanya dalam memberantas tingkat kriminal pembegalan di Kota Medan. “Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan,” imbaunya.

Herri juga meminta, agar kepolisian bertindak tegas untuk para begal yang beraksi di Kota Medan. “Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya,” tegasnya.

Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. “Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba,” pugkas Herri. (dvs/map/ila)

Ilustrasi Begal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi begal di Kota Medan semakin mengkhawatirkan. Setiap harinya, kasus begal selalu dialami warga Kota Medan di berbagai wilayah. Bahkan, salah satu redaktur Harian Sumut Pos, Azwandi Lubis menjadi korban begal 10 orang yang menggunakan senjata tajam dan senjata api.

Kejadian ini yang dialami Azwandi Lubis di Jalan Besar Medan-Namorambe, kawasan Pasar 4 persis di depan sekolah Cerdas Bangsa, Minggu (28/7) dini hari tepatnya pukul 03.30 WIB. Sepedamotor Yamaha N Max miliknya yang belum sebulan ia beli pun raib dibawa kabur para pelaku.

“Mereka ada lima sepedamotor konvoi dari arah Jalan Karya Jaya, Johor. Mungkin saya sudah diikuti mereka sebelum dibegal. Kejadian begitu cepat, tiba-tiba sepedamotor saya dipepet dan kunci kontak diambil,” ungkap Azwandi, Minggu.

Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. “Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan,” tambahnya.

Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. “Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Di situ lah saya turun daripada nyawa melayang,” terangnya.

Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.

“Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor,” ujar Wandi.

Azwandi mengaku sempat kecewa dengan Polsek Namorambe saat melaporkan kejadian itu lantaran tidak bergerak cepat, lantaran seped amotor yang dibelinya belum memiliki surat-surat lengkap.

“Ya memang sepeda motor saya itu baru sebulan saya beli, kontan lagi. Belum keluar plat BK-nya memang. Jadi sewaktu saya melapor ke Polsek Namorambe mereka minta dilengkapi terlebih dulu surat-suratnya. Kalau menunggukan itu ya sudah lari pelakunya. Tapi saya berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku karena kalau tidak mereka bakal ketagihan,” harapnya.

Anggota Komisi I DPRD Medan, Herri Zulkarnain mendesak Polrestabes Medan agar dapat meningkatkan fokus dan kinerjanya dalam memberantas tingkat kriminal pembegalan di Kota Medan. “Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan,” imbaunya.

Herri juga meminta, agar kepolisian bertindak tegas untuk para begal yang beraksi di Kota Medan. “Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya,” tegasnya.

Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. “Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba,” pugkas Herri. (dvs/map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/