26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PDIP dan Gerindra Beri Sinyal, Golkar Resmi Dukung Bobby

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Langkah Bobby Afif Nasution untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020 diprediksi makin mulus. Dukungan sejumlah partai politik terhadap Bobby untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan, terus mengalir. Setidaknya ada 3 partai politik yang disebutkan akan mendukung Bobby di Pilkada Medan, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

Dari ketiga partai tersebut, PDIP dan Partai Gerindra telah berkali-kali memberikan sinyal-sinyal dukungan kepada Bobby. Namun Partai Golkar yang lebih dulu memberikan dukungan secara resmi kepada menantu Presiden RI Joko Widodo tersebut.

“DPP Golkar sudah resmi memberikan dukungannya untuk Bobby Nasution. Surat dari DPP sudah disampaikan ke Golkar Sumut, lalu diteruskan ke kami di DPD Golkar Medan,” ucap Sekretaris DPD II Partai Golkar Medan, Sunardi Ali kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).

Surat dukungan tersebut, jelas Sunardi, telah disampaikan secara langsung kepada Bobby Nasution di Medan Club belum lama ini. “Sudah kita serahkan ke Bobby Nasution di Medan Club sekitar 2 minggu yang lalu. Tapi memang belum dideklarasikan, menunggu keputusan siapa yang akan mendampingi sebagai wakil,” jelasnya.

Saat ini, kata Sunardi, pihaknya masih menunggu keputusan pusat siapa yang akan menjadi pendamping Bobby di Pilkada Medan. Sejumlah partai politik pendukung Bobby masih menggodok nama-nama yang akan disandingkan.

“Tadi malam kami rapat. Infonya dalam waktu dekat ini akan diumumkan siapa yang akan menjadi wakilnya Pak Bobby Nasution. Jadi kami ya menunggu saja, soalnya itu (keputusannya) lebih ke pusat,” ungkapnya.

Berbeda dengan Golkar yang nyata-nyata telah mendukung Bobby, kedua partai pemenang di Pemilu 2019 di Kota Medan, yakni PDIP dan Gerindra masih sebatas memberikan sinyal-sinyal.

“Keputusan dari DPP belum turun, kami masih menunggu sampai saat ini. Kita di daerah ‘kan cuma bisa sebatas menunggu saja. Nggak bisa lebih dari itu,” jawab Sekretaris DPC PDIP Medan, Robi Barus kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).

Soal arah dukungan PDIP yang mengarah ke Bobby, Robi tidak memungkiri. Ia membenarkan, suami Kahiyang Ayu itu menjadi kandidat terkuat untuk didukung DPP PDIP sampai saat ini. “Iya, kemungkinan beliau untuk di dukung DPP terbilang besar. Tapi kita di DPC nggak bisa mendahului DPP. Kita tunggu saja,” bebernya.

Tentang nama Akhyar Nasution (kader PDIP yang menjadi plt Wali Kota Medan saat ini), Robi menuturkan, namanya masuk daftar yang diajukan ke pengurus DPP. Namun sikap Akhyar yang tetap ingin maju di Pilkada Medan tanpa dukungan dari PDIP dan menerima dukungan partai politik lain tanpa koordinasi dengan PDIP, dinilai menjadi satu catatan penting bagi PDIP.

“Bung Akhyar sudah merapat ke tempat lain (Demokrat dan PKS, Red). Bagi PDIP itu tabu. Begitu pun, kita tunggu saja dari DPP ya,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris DPC Partai Gerindra Medan, Hidayat Tanjung. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari DPP Gerindra. “Soal arah dukungan belum ada keputusan resmi. Kita di DPC belum ada terima surat keputusan dari DPP,” jelas Hidayat.

Namun demikian, ia tak menampik jika nama Bobby Nasution menjadi salahsatu nama yang sangat dipertimbangkan oleh partai besutan Prabowo Subianto tersebut, untuk diusung di sebagai Calon Wali Kota Medan periode 2020-2024.

“Ada juga nama Bobby dibahas. Tapi itu lebih ke DPP atau DPD Sumut lah. Nanti kita di DPC menerima saja,” terangnya.

Hidayat juga membenarkan jika Partai Gerindra telah mengusulkan 3 nama untuk dapat disandingkan sebagai Wakil Bobby di Pilkada Medan yang akan digelar pada 9 Desember mendatang. “Ada 3 kader Gerindra yang sudah diusulkan sebagai wakil Bobby. Tapi nggak etis kalau kita sebutkan nama-namanya. Kita tunggu saja keputusan dari pusat,” sebutnya.

Bobby Punya Akses Kuat

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Warjio, mengatakan bukan hal mengherankan jika nama Bobby mendapatkan dukungan yang banyak dari sejumlah partai politik, mengingat Bobby memiliki akses yang begitu kuat di tingkat pusat.

“DPP partai-partai politik punya peranan paling besar dalam mengambil keputusan. Tidak heran jika Bobby dapat dukungan dari banyak parpol, melihat aksesnya di pusat sudah terbangun dengan sangat kuat,” kata Warjio.

Bahkan dukungan Partai Gerindra kepada Bobby di Pilkada Medan, menurut Warjio, telah dapat diprediksi begitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bergabung di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.

Tak hanya Gerindra, dukungan DPP Golkar juga sudah diyakini sejak jauh-jauh hari, mengingat posisi Airlangga Hartarto yang juga ada di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo. “PDIP juga terlihat sudah semakin dekat dengan Bobby,” jawabnya.

Tak cuma ketiga partai tersebut, Warjio juga meyakini nama Bobby yang akan semakin banyak mendapatkan dukungan dari sejumlah parpol lainnya. “Tidak menutup kemungkinan, bahkan besar kemungkinan, parpol-parpol lain akan turut memberikan dukungannya. Misalnya saja NasDem, atau bahkan PAN yang diketuai oleh Zulkifli Hasan. Belum lagi kemungkinan untuk didukung oleh partai-partai lainnya,” pungkasnya.

Anak Pejabat Marak Nyalon Kada

Pilkada 2020 menjadi lahan yang sangat subur bagi tumbuhnya politik dinasti. Para pejabat negara berlomba-lomba menyodorkan anaknya menjadi calon kepala daerah. Mereka yang bukan keluarga elite di Jakarta pun tersingkir. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat ada 65 daerah yang terjerumus dinas politik.

Salahsatu yang paling mencolok sekarang adalah politik dinasti keluarga Presiden Joko Widodo. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi dengan sangat mulus mendapat rekomendasi pencalonan dari PDI Perjuangan. Gibran – Teguh Prakosa resmi menjadi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang diusung partai banteng.

Selain Gibran, PDIP juga mengusung anak Sekretaris Kabinet yang juga mantan Sekjen PDIP Pramono Anung, Hanindhito Himawan pada Pilkada Kabupaten Kediri. Hanindhito berpasangan dengan Dewi Mariya Ulfa yang merupakan Ketua Fatayat NU Kediri.

Menanggapi maraknya politik dinasti, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya menempatkan proses kaderisasi yang dimulai dari keluarga. Seperti dunia pendidikan pada umumnya, kata Hasto, pendidikan dalam politik juga dimulai dari keluarga. Maka dari itu, PDIP membuka ruang bagi kader-kader partai.

“Ruang itu dibuka bagi mereka yang berasal dari dalam maupun berasal dari luar,” terang dia saat acara penandatanganan 20 prasasti kantor DPD/DPC PDIP yang dilakukan secara virtual, Rabu (22/7).

Terkait pencalonan Gibran yang merupakan anak Presiden Jokowi, Hasto mengatakan, seperti warga negara lainnya, Gibran mempunyai hak konstitusional untuk menyalonkan dan dicalonkan. Yang terpenting, kata dia, semua calon kepala daerah, termasuk Gibran harus mengikuti seluruh proses kaderisasi kepemimpinan yang disiapkan oleh partai.

Hasto mengatakan, tidak hanya Gibran yang diusung PDIP, majunya anak pejabat di pentas pilkada juga terjadi di Kota Tangsel, Banten. Nur Azizah, putri Wapres Ma’ruf Amin maju sebagai calon wali kota yang diusung PKS dan Partai Demokrat. “Jadi, bukan karena mereka anak pejabat negara kemudian hak politiknya tercabut,” papar dia.

Selain itu, masih ada nama Bobby Nasution. Menantu Presiden Jokowi Itu sempat diisukan hendak maju sebagai calon wali kota Medan. Hanya saja, hingga kemarin belum ada rekomendasi resmi yang keluar dari partai manapun untuk suami Kahiyang Ayu itu.

Dalam pilkada, semuanya akan berpulang ke masyarakat. Rakyat lah yang akan menentukan pemimpin mereka. Menurut politikus kelahiran Jogjakarta itu, rakyat yang mempunyai kedaulatan untuk memilih kepala daerah yang akan memimpin lima tahun mendatang. (map/jpg)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Langkah Bobby Afif Nasution untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020 diprediksi makin mulus. Dukungan sejumlah partai politik terhadap Bobby untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan, terus mengalir. Setidaknya ada 3 partai politik yang disebutkan akan mendukung Bobby di Pilkada Medan, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

Dari ketiga partai tersebut, PDIP dan Partai Gerindra telah berkali-kali memberikan sinyal-sinyal dukungan kepada Bobby. Namun Partai Golkar yang lebih dulu memberikan dukungan secara resmi kepada menantu Presiden RI Joko Widodo tersebut.

“DPP Golkar sudah resmi memberikan dukungannya untuk Bobby Nasution. Surat dari DPP sudah disampaikan ke Golkar Sumut, lalu diteruskan ke kami di DPD Golkar Medan,” ucap Sekretaris DPD II Partai Golkar Medan, Sunardi Ali kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).

Surat dukungan tersebut, jelas Sunardi, telah disampaikan secara langsung kepada Bobby Nasution di Medan Club belum lama ini. “Sudah kita serahkan ke Bobby Nasution di Medan Club sekitar 2 minggu yang lalu. Tapi memang belum dideklarasikan, menunggu keputusan siapa yang akan mendampingi sebagai wakil,” jelasnya.

Saat ini, kata Sunardi, pihaknya masih menunggu keputusan pusat siapa yang akan menjadi pendamping Bobby di Pilkada Medan. Sejumlah partai politik pendukung Bobby masih menggodok nama-nama yang akan disandingkan.

“Tadi malam kami rapat. Infonya dalam waktu dekat ini akan diumumkan siapa yang akan menjadi wakilnya Pak Bobby Nasution. Jadi kami ya menunggu saja, soalnya itu (keputusannya) lebih ke pusat,” ungkapnya.

Berbeda dengan Golkar yang nyata-nyata telah mendukung Bobby, kedua partai pemenang di Pemilu 2019 di Kota Medan, yakni PDIP dan Gerindra masih sebatas memberikan sinyal-sinyal.

“Keputusan dari DPP belum turun, kami masih menunggu sampai saat ini. Kita di daerah ‘kan cuma bisa sebatas menunggu saja. Nggak bisa lebih dari itu,” jawab Sekretaris DPC PDIP Medan, Robi Barus kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).

Soal arah dukungan PDIP yang mengarah ke Bobby, Robi tidak memungkiri. Ia membenarkan, suami Kahiyang Ayu itu menjadi kandidat terkuat untuk didukung DPP PDIP sampai saat ini. “Iya, kemungkinan beliau untuk di dukung DPP terbilang besar. Tapi kita di DPC nggak bisa mendahului DPP. Kita tunggu saja,” bebernya.

Tentang nama Akhyar Nasution (kader PDIP yang menjadi plt Wali Kota Medan saat ini), Robi menuturkan, namanya masuk daftar yang diajukan ke pengurus DPP. Namun sikap Akhyar yang tetap ingin maju di Pilkada Medan tanpa dukungan dari PDIP dan menerima dukungan partai politik lain tanpa koordinasi dengan PDIP, dinilai menjadi satu catatan penting bagi PDIP.

“Bung Akhyar sudah merapat ke tempat lain (Demokrat dan PKS, Red). Bagi PDIP itu tabu. Begitu pun, kita tunggu saja dari DPP ya,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris DPC Partai Gerindra Medan, Hidayat Tanjung. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari DPP Gerindra. “Soal arah dukungan belum ada keputusan resmi. Kita di DPC belum ada terima surat keputusan dari DPP,” jelas Hidayat.

Namun demikian, ia tak menampik jika nama Bobby Nasution menjadi salahsatu nama yang sangat dipertimbangkan oleh partai besutan Prabowo Subianto tersebut, untuk diusung di sebagai Calon Wali Kota Medan periode 2020-2024.

“Ada juga nama Bobby dibahas. Tapi itu lebih ke DPP atau DPD Sumut lah. Nanti kita di DPC menerima saja,” terangnya.

Hidayat juga membenarkan jika Partai Gerindra telah mengusulkan 3 nama untuk dapat disandingkan sebagai Wakil Bobby di Pilkada Medan yang akan digelar pada 9 Desember mendatang. “Ada 3 kader Gerindra yang sudah diusulkan sebagai wakil Bobby. Tapi nggak etis kalau kita sebutkan nama-namanya. Kita tunggu saja keputusan dari pusat,” sebutnya.

Bobby Punya Akses Kuat

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Warjio, mengatakan bukan hal mengherankan jika nama Bobby mendapatkan dukungan yang banyak dari sejumlah partai politik, mengingat Bobby memiliki akses yang begitu kuat di tingkat pusat.

“DPP partai-partai politik punya peranan paling besar dalam mengambil keputusan. Tidak heran jika Bobby dapat dukungan dari banyak parpol, melihat aksesnya di pusat sudah terbangun dengan sangat kuat,” kata Warjio.

Bahkan dukungan Partai Gerindra kepada Bobby di Pilkada Medan, menurut Warjio, telah dapat diprediksi begitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bergabung di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.

Tak hanya Gerindra, dukungan DPP Golkar juga sudah diyakini sejak jauh-jauh hari, mengingat posisi Airlangga Hartarto yang juga ada di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo. “PDIP juga terlihat sudah semakin dekat dengan Bobby,” jawabnya.

Tak cuma ketiga partai tersebut, Warjio juga meyakini nama Bobby yang akan semakin banyak mendapatkan dukungan dari sejumlah parpol lainnya. “Tidak menutup kemungkinan, bahkan besar kemungkinan, parpol-parpol lain akan turut memberikan dukungannya. Misalnya saja NasDem, atau bahkan PAN yang diketuai oleh Zulkifli Hasan. Belum lagi kemungkinan untuk didukung oleh partai-partai lainnya,” pungkasnya.

Anak Pejabat Marak Nyalon Kada

Pilkada 2020 menjadi lahan yang sangat subur bagi tumbuhnya politik dinasti. Para pejabat negara berlomba-lomba menyodorkan anaknya menjadi calon kepala daerah. Mereka yang bukan keluarga elite di Jakarta pun tersingkir. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat ada 65 daerah yang terjerumus dinas politik.

Salahsatu yang paling mencolok sekarang adalah politik dinasti keluarga Presiden Joko Widodo. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi dengan sangat mulus mendapat rekomendasi pencalonan dari PDI Perjuangan. Gibran – Teguh Prakosa resmi menjadi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang diusung partai banteng.

Selain Gibran, PDIP juga mengusung anak Sekretaris Kabinet yang juga mantan Sekjen PDIP Pramono Anung, Hanindhito Himawan pada Pilkada Kabupaten Kediri. Hanindhito berpasangan dengan Dewi Mariya Ulfa yang merupakan Ketua Fatayat NU Kediri.

Menanggapi maraknya politik dinasti, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya menempatkan proses kaderisasi yang dimulai dari keluarga. Seperti dunia pendidikan pada umumnya, kata Hasto, pendidikan dalam politik juga dimulai dari keluarga. Maka dari itu, PDIP membuka ruang bagi kader-kader partai.

“Ruang itu dibuka bagi mereka yang berasal dari dalam maupun berasal dari luar,” terang dia saat acara penandatanganan 20 prasasti kantor DPD/DPC PDIP yang dilakukan secara virtual, Rabu (22/7).

Terkait pencalonan Gibran yang merupakan anak Presiden Jokowi, Hasto mengatakan, seperti warga negara lainnya, Gibran mempunyai hak konstitusional untuk menyalonkan dan dicalonkan. Yang terpenting, kata dia, semua calon kepala daerah, termasuk Gibran harus mengikuti seluruh proses kaderisasi kepemimpinan yang disiapkan oleh partai.

Hasto mengatakan, tidak hanya Gibran yang diusung PDIP, majunya anak pejabat di pentas pilkada juga terjadi di Kota Tangsel, Banten. Nur Azizah, putri Wapres Ma’ruf Amin maju sebagai calon wali kota yang diusung PKS dan Partai Demokrat. “Jadi, bukan karena mereka anak pejabat negara kemudian hak politiknya tercabut,” papar dia.

Selain itu, masih ada nama Bobby Nasution. Menantu Presiden Jokowi Itu sempat diisukan hendak maju sebagai calon wali kota Medan. Hanya saja, hingga kemarin belum ada rekomendasi resmi yang keluar dari partai manapun untuk suami Kahiyang Ayu itu.

Dalam pilkada, semuanya akan berpulang ke masyarakat. Rakyat lah yang akan menentukan pemimpin mereka. Menurut politikus kelahiran Jogjakarta itu, rakyat yang mempunyai kedaulatan untuk memilih kepala daerah yang akan memimpin lima tahun mendatang. (map/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/