26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tak Berdaya

Dua PSMS Bertarung Bersamaan

Minggu (27/1) tepatnya 1 Muharram 1433 Hijriyah, menjadi sejarah bagi PSMS Medan sepanjang berdiri sejak tahun 1950.

Pasalnya, ada dua tim PSMS bermain di dua lokasi berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Teladan Medan. Sialnya, keduanya tak berdaya dan harus mengakui keungulan lawa-lawannya. Di Jakarta PSMS asuhan Raja Isa dikalahkan Persija dengan skor 4-5 melalui adu penalti serta Sriwijaya FC 0-3. Sementara di Medan, PSMS asuhan M Khaidir dikalahkan Persebaya dengan skor 1-2.

Di Stadion Teladan, PSMS yang berlaga dalam ajang IPL, PSMS harus mengakui Persebaya yang bermain apik, taktis dan sistematis.

Berbeda dengan permainan anak-anak asuhan M Khaidir yang hanya memiliki persiapan tiga hari sebelum pertandingan.

Sejak menit awal tim Bajul Ijo, julukan Persebaya, bermain menekan. Dengan formasi 4-4-2, anak asuhan Divaldo Alves mengandalkan serangan dari sektor sayap. Umpan-umpan lambung berseliweran di lini pertahanan PSMS yang masih terlihat canggung.

Tak ayal pada menit ke-31 PSMS dikejutkan dengan umpan matang yang dilesakkan Edi Gunawan dan diselesaikan dengan baik oleh Feri Irawan melalui tendangan kerasnya ke sudut tiang jauh gawang yang dikawal Decky Ardian. PSMS tertinggal 0-1.

Pada babak pertama, permainan PSMS yang dikapteni Fadli Hariri bermain bak tarkam (antar kampung). Seluruh pemain terlihat berebut bola. Tak pelak, lini pertahanan PSMS ketinggalan saat bola sudah berada di kaki gelandang serang dan penyerang Persebaya.

Akibatnya, Persebaya kembali melesakkan gol keduanya melalui Feri Irawan pada menit ke-40. Feri Irawan dengan mudah melesakkan bola tanpa pengawalan yang berarti dari pemain belakang PSMS. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, permainan Ayam Kinantan sedikit berubah. Permainan lebih kolektif dan taktis. Praktis permainan lebih berimbang pada awal babak kedua. Namun, tetap saja anak-anak PSMS masih memperlihatkan permainan individu. Banyak giringan bola yang dilakukan gelandang yang harusnya bias dimatangkan jika melakukan umpan, tapi sangat jarang terjadi, dan malah menghasilkan salah komunikasi, dengan umpat-umpan yang salah dan tak terarah. Sedikit tertekan, permaian PSMS cenderung keras yang menghasilkan kartu kuning pada menit ke-55 bagi Denni Wahyudi.

Tak mau dipermalukan, pemain-pemain PSMS kembali menunjukkan permainan apik. Satu-dua sentuhan yang diperagakan penyerang dan gelandang PSMS menghasilkan gol perdana PSMS di menit ke-66 oleh Jecky Pasarela. Untuk mengamankan gawang, M Khaidir melakukan pergantian pada menit ke-70, Bambang Tri Sanjaya digantikan Heri Swandana. Diikuti pergantian kapten Persebaya Erol Iba yang digantikan Rivelino pada menit ke-73, setelah Erol Iba mendapatkan kartu kuning karena mengganjal pemain gelandang PSMS. Dan skor 1-2 bertahan hingga pluit panjang dibunyikan.

Pelatih PSMS, M Khaidir menuturkan, dengan persiapan yang minim dia mengaku tak kecewa dengan kekalahan dari Persebaya. “Anak-anak sudah bermain total. Memang, persiapan kita hanya tiga hari, dan pertandingan ini merupakan pertandingan keempat. Mudah-mudahan dengan menerapkan karakter permainan seperti ini, kita bisa jadi lebih baik ke depan,” tegasnya.

Sementara itu Pelatih Persebaya, Divaldo Alves tak mau euforia. Ia mengaku permainan PSMS akan bisa berkembang lebih baik. “Dengan kemenangan ini, kita tetap menghargai PSMS. Permainan anak-anak sudah cukup baik mengingat tenaga yang sudah terkuras pada laga sebelumnya. Kita tadi memang menerapkan strategi untuk menguasai ball possition dulu,” jelasnya. Sementara itu di waktu bersamaan PSMS Medan juga kalah atas rivalnya Persija Jakarta dengan skor 5-4, setelah melalui babak adu penalti dalam pertandingan pertama turnamen segitiga ulang tahun Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu petang (27/11).

Tuan rumah Persija yang didukung ribuan suporter fanatiknya, berhasil mencetak gol terlebih dahulu melalui ikon Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas. Striker tertajam di timnas Indonesia tersebut berhasil melepaskan tendangan voli setelah mampu memanfaatkan umpan dari Ramdani Lestaluhu.

Namun, pada menit ke-26, PSMS berhasil mengubah kedudukan menjadi 1-1 setelah Osas Saha lolos dari jebakan offside dan berhasil menaklukkan Galih Sudaryono.

Kedudukan imbang membuat pertandingan harus dilanjutkan ke adu penalti. Persija berhasil memasukkan empat dari lima kesempatan, sementara PSMS hanya dapat memasukkan tiga gol setelah Rahmad dan Wawan Widiantoro, gagal menggetarkan jala Persija.

Di pertandingan kedua PSMS Medan kembali dibabakbelurkan Sriwijaya FC Palembang dengan skor telak 3-0. Sriwijaya unggul melalui dua gol Rizky Novriansyah dan satu gol Ponaryo Astaman melalui titik putih. Dengan kekalahan tersebut, PSMS menduduki juru kunci, sementara Macan Kemayoran berhasil menjuarai turnamen setelah menaklukkan Sriwijaya FC Palembang dengan skor 5-3 melalui adu tendangan penalti.

Pelatih kepala PSMS, Raja Isa yang dihubungi usai laga menegaskan bahwa dirinya puas dengan penampilan timnya. Meski baru 10 hari menangani PSMS dan skuad yang dipasang pada segitiga merupakan pemain seleksi, setidaknya pelatih asal Malaysia itu sudah mendapatkan kerangka tim yang akan disiapkan untuk ISL.

Baca juga Penonton Hujat PSMS di Stadion Teladan

“Jujur saya puas dengan penampilan tim. Pemain asing yang memang akan kita lihat kemampuannya sudah ada yang cocok untuk tim ini. Kalau pemain lokal sudah bagus,” katanya.

Raja Isa pun meminta agar pendukung PSMS di manapun berada melihat tim ini secara sportif, bukan politis. “Kita ingin membawa PSMS tampil lebih bagus sesuai sejarahnya. Kami sudah sangat siap menatap ISL Desember mendatang. Tim ini punya potensi besar,” lanjutnya. (saz/ful)

Dua PSMS Bertarung Bersamaan

Minggu (27/1) tepatnya 1 Muharram 1433 Hijriyah, menjadi sejarah bagi PSMS Medan sepanjang berdiri sejak tahun 1950.

Pasalnya, ada dua tim PSMS bermain di dua lokasi berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Teladan Medan. Sialnya, keduanya tak berdaya dan harus mengakui keungulan lawa-lawannya. Di Jakarta PSMS asuhan Raja Isa dikalahkan Persija dengan skor 4-5 melalui adu penalti serta Sriwijaya FC 0-3. Sementara di Medan, PSMS asuhan M Khaidir dikalahkan Persebaya dengan skor 1-2.

Di Stadion Teladan, PSMS yang berlaga dalam ajang IPL, PSMS harus mengakui Persebaya yang bermain apik, taktis dan sistematis.

Berbeda dengan permainan anak-anak asuhan M Khaidir yang hanya memiliki persiapan tiga hari sebelum pertandingan.

Sejak menit awal tim Bajul Ijo, julukan Persebaya, bermain menekan. Dengan formasi 4-4-2, anak asuhan Divaldo Alves mengandalkan serangan dari sektor sayap. Umpan-umpan lambung berseliweran di lini pertahanan PSMS yang masih terlihat canggung.

Tak ayal pada menit ke-31 PSMS dikejutkan dengan umpan matang yang dilesakkan Edi Gunawan dan diselesaikan dengan baik oleh Feri Irawan melalui tendangan kerasnya ke sudut tiang jauh gawang yang dikawal Decky Ardian. PSMS tertinggal 0-1.

Pada babak pertama, permainan PSMS yang dikapteni Fadli Hariri bermain bak tarkam (antar kampung). Seluruh pemain terlihat berebut bola. Tak pelak, lini pertahanan PSMS ketinggalan saat bola sudah berada di kaki gelandang serang dan penyerang Persebaya.

Akibatnya, Persebaya kembali melesakkan gol keduanya melalui Feri Irawan pada menit ke-40. Feri Irawan dengan mudah melesakkan bola tanpa pengawalan yang berarti dari pemain belakang PSMS. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, permainan Ayam Kinantan sedikit berubah. Permainan lebih kolektif dan taktis. Praktis permainan lebih berimbang pada awal babak kedua. Namun, tetap saja anak-anak PSMS masih memperlihatkan permainan individu. Banyak giringan bola yang dilakukan gelandang yang harusnya bias dimatangkan jika melakukan umpan, tapi sangat jarang terjadi, dan malah menghasilkan salah komunikasi, dengan umpat-umpan yang salah dan tak terarah. Sedikit tertekan, permaian PSMS cenderung keras yang menghasilkan kartu kuning pada menit ke-55 bagi Denni Wahyudi.

Tak mau dipermalukan, pemain-pemain PSMS kembali menunjukkan permainan apik. Satu-dua sentuhan yang diperagakan penyerang dan gelandang PSMS menghasilkan gol perdana PSMS di menit ke-66 oleh Jecky Pasarela. Untuk mengamankan gawang, M Khaidir melakukan pergantian pada menit ke-70, Bambang Tri Sanjaya digantikan Heri Swandana. Diikuti pergantian kapten Persebaya Erol Iba yang digantikan Rivelino pada menit ke-73, setelah Erol Iba mendapatkan kartu kuning karena mengganjal pemain gelandang PSMS. Dan skor 1-2 bertahan hingga pluit panjang dibunyikan.

Pelatih PSMS, M Khaidir menuturkan, dengan persiapan yang minim dia mengaku tak kecewa dengan kekalahan dari Persebaya. “Anak-anak sudah bermain total. Memang, persiapan kita hanya tiga hari, dan pertandingan ini merupakan pertandingan keempat. Mudah-mudahan dengan menerapkan karakter permainan seperti ini, kita bisa jadi lebih baik ke depan,” tegasnya.

Sementara itu Pelatih Persebaya, Divaldo Alves tak mau euforia. Ia mengaku permainan PSMS akan bisa berkembang lebih baik. “Dengan kemenangan ini, kita tetap menghargai PSMS. Permainan anak-anak sudah cukup baik mengingat tenaga yang sudah terkuras pada laga sebelumnya. Kita tadi memang menerapkan strategi untuk menguasai ball possition dulu,” jelasnya. Sementara itu di waktu bersamaan PSMS Medan juga kalah atas rivalnya Persija Jakarta dengan skor 5-4, setelah melalui babak adu penalti dalam pertandingan pertama turnamen segitiga ulang tahun Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu petang (27/11).

Tuan rumah Persija yang didukung ribuan suporter fanatiknya, berhasil mencetak gol terlebih dahulu melalui ikon Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas. Striker tertajam di timnas Indonesia tersebut berhasil melepaskan tendangan voli setelah mampu memanfaatkan umpan dari Ramdani Lestaluhu.

Namun, pada menit ke-26, PSMS berhasil mengubah kedudukan menjadi 1-1 setelah Osas Saha lolos dari jebakan offside dan berhasil menaklukkan Galih Sudaryono.

Kedudukan imbang membuat pertandingan harus dilanjutkan ke adu penalti. Persija berhasil memasukkan empat dari lima kesempatan, sementara PSMS hanya dapat memasukkan tiga gol setelah Rahmad dan Wawan Widiantoro, gagal menggetarkan jala Persija.

Di pertandingan kedua PSMS Medan kembali dibabakbelurkan Sriwijaya FC Palembang dengan skor telak 3-0. Sriwijaya unggul melalui dua gol Rizky Novriansyah dan satu gol Ponaryo Astaman melalui titik putih. Dengan kekalahan tersebut, PSMS menduduki juru kunci, sementara Macan Kemayoran berhasil menjuarai turnamen setelah menaklukkan Sriwijaya FC Palembang dengan skor 5-3 melalui adu tendangan penalti.

Pelatih kepala PSMS, Raja Isa yang dihubungi usai laga menegaskan bahwa dirinya puas dengan penampilan timnya. Meski baru 10 hari menangani PSMS dan skuad yang dipasang pada segitiga merupakan pemain seleksi, setidaknya pelatih asal Malaysia itu sudah mendapatkan kerangka tim yang akan disiapkan untuk ISL.

Baca juga Penonton Hujat PSMS di Stadion Teladan

“Jujur saya puas dengan penampilan tim. Pemain asing yang memang akan kita lihat kemampuannya sudah ada yang cocok untuk tim ini. Kalau pemain lokal sudah bagus,” katanya.

Raja Isa pun meminta agar pendukung PSMS di manapun berada melihat tim ini secara sportif, bukan politis. “Kita ingin membawa PSMS tampil lebih bagus sesuai sejarahnya. Kami sudah sangat siap menatap ISL Desember mendatang. Tim ini punya potensi besar,” lanjutnya. (saz/ful)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/