NIAS, SUMUTPOS.CO – Penyekatan aktif di Kepulauan Nias selama 14 hari —dimulai pada 21 September lalu—, memasuki hari keempat, Kamis (24/9). Selama 4 hari penyekatan, penambahan kasus positif Covid-19 dilaporkan masih ada, tetapi tidak signifikan atau cenderung flat atau mendatar.
“PERKEMBANGAN penanganan Covid-19 di Pulau Nias alhamdulillah cukup baik setelah dilakukan pembatasan berskala kecil. Penambahan kasus (Covid-19) cenderung flat selama beberapa hari terakhir,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, saat diwawancarai usai menghadiri pemusnahan barang bukti obat dan bahan pangan di Kantor Balai BPOM Medan, Kamis (24/9)n
Dia menambahkan, perkembangan data kasus Covid-19 di Kepulauan Nias hingga 23 September, sebanyak 168 orang terkonfirmasi positif. Dari jumlah tersebut, 46 orang penderita aktif. Kemudian, sembuh 115 orang, dan meninggal dunia 7 orang. Sedangkan yang reaktif setelah dilakukan rapid test 238 orang. “Memang masih ada penambahan kasus. Akan tetapi tidak signifikan dan cenderung flat,” tukasnya.
Adapun penyekatan Kepulauan Nias, menurutnya termasuk memberlakukan keterangan swab bagi semua orang yang akan masuk ke pulau tersebut. Bagi yang belum di-swab, akan dilakukan swab di tempat isolasi, dan si pengunjung dikarantina sampai hasil swab keluar sekitar 4 atau 5 hari.
Apabila hasilnya negatif, pengunjung dipersilakan meninggalkan tempat isolasi. Sedangkan bagi yang positif, akan dilakukan tindakan selanjutnya sesuai kondisinya. “Kalau positif tanpa gejala atau gejala ringan, ia akan dibawa ke tempat isolasi terpusat yang sudah disiapkan. Jika hasil swab positif dengan kondisi sedang hingga berat, nantinya dikirim ke rumah sakit,” ungkap Alwi.
Sementara itu, orang yang dari dalam Kepulauan Nias dan selama ini sudah positif Covid-19 dengan gejala ringan, telah dibawa ke tempat karantina terpusat. Tidak boleh ada yang karantina mandiri di rumah. Semua yang positif tanpa gelaja, akan ditangani oleh tim Gugus Tugas. “Harapan kita, ketika sudah negatif hasil swab-nya lalu dipersilakan keluar dari tempat isolasi. Begitu juga dengan mereka yang dari luar datang ke Nias, jika sudah negatif, dibolehkan meninggalkan tempat isolasi dan melakukan aktivitasnya,” ujarnya.
Dengan kebijakan tersebut, pemerintah berharap, mudah-mudahan hasilnya sesuai dengan harapan dan kondisi Pulau Nias kembali normal seperti sediakala. “Kita berharap dalam waktu dua minggu ini, percepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan hasilnya maksimal. Artinya, membawa kembali kondisi Pulau Nias menjadi ‘hijau’. Apalagi, wilayahnya berada di kepulauan sehingga peluang mencapai hasil maksimal sangat besar,” kata dia.
Jika dalam waktu dua minggu ini tidak tuntas, maka akan diperpanjang atau ditambah waktunya dua minggu lagi. “Jadi, penanganannya sampai tuntas,” ucap Alwi.
Seluruh Hotel Diblok
Diutarakan Alwi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui Dinas Kesehatan akan menjadikan semua hotel yang ada di Kepulauan Nias sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Karena itu, seluruh hotel di sana sudah diblok.
“Beberapa hari yang lalu, kita ada video conference dengan BNPB dan kita dibenarkan untuk menggunakan fasilitas hotel sebagai tempat isolasi pasien ringan. Untuk itu, tidak ada lagi isolasi mandiri di rumah. Isolasi harus terpusat dan diawasi terhadap pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan,” tuturnya.
Ditanya, adakah kemungkinan kebijakan penanganan Covid-19 di Pulau Nias diterapkan juga di Medan atau bahkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)?
Alwi menyatakan, PSBB di Medan tidak akan dilakukan karena bukan merupakan kewenangan pemerintah provinsi. “PSBB diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota, kemudian diteruskan ke pemerintah pusat,” kata Alwi.
Menurutnya, kebijakan PSBB tidak menjamin keberhasilan. Dibanding dengan biaya yang dikeluarkan, jelas tidak sebanding. “Sebenarnya penanganan Covid-19 yang telah dilakukan di Medan maupun Sumatera Utara menjelang hari Raya Idul Fitri lalu, cukup efektif. Terbukti, Sumut berada pada peringkat nomor 17 secara nasional dari jumlah kasus Covid-19,” jelas dia.
Diutarakan Alwi, peningkatan angka kasus Covid-19 di Sumut yang sangat signifikan, terjadi setelah adanya kebijakan new normal. Oleh masyarakat, kebijakan new normal diasumsikan sebagai kembali kepada kehidupan normal namun tanpa mengikuti protokol kesehatan.
“Karena itu jumlah kasusnya terus melonjak. Terlebih, karakter masyarakat Sumut agak susah dikendalikan,” cetusnya.
Ia menyebutkan, tingkat kesadaran masyarakat Sumut untuk mematuhi protokol kesehatan masih perlu dikendalikan. Karena itulah, Gugus Tugas rutin melakukan kegiatan razia. Dengan demikian, tumbuh kesadaran dan protokol kesehatan menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. “Dampaknya sudah terlihat. Angka peningkatan kasus tidak lagi bertambah signifikan. Kalau sebelumnya, setiap hari ada saja yang meninggal karena Covid-19,” pungkasnya.
Angka Kesembuhan Meningkat
Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumut terus melesat naik. Bahkan, jumlah hariannya yang didapatkan terbilang tinggi di atas angka 100.
“Berdasarkan perkembangan data terbaru kasus Covid-19 (Kamis, 24/9), terdapat sebanyak 139 orang pasien yang sembuh. Sehingga total keseluruhan penderita yang sembuh sudah mencapai 5.890 orang,” ujar Aris.
Adapun penambahan kasus konfirmasi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mulai menunjukan tren secara flat (datar). Masih tetap terjadi penambahan kasus, tetapi tidak lagi melampaui angka 100 orang per hari.
Penambahan angka kasus konfirmasi hanya diperoleh 96 kasus. “Akumulasi pasien sembuh kini menjadi 6.005 orang dan konfirmasi menjadi 9.749 orang. Mulai flat. Semoga segera selesai Covid-19 ini,” ungkap dr Aris.
Aris menambahkan, penambahan juga terjadi pada pasien meninggal dunia sebanyak 3 orang. Total pasien meninggal kini menjadi 411 orang. “Untuk jumlah spesimen bertambah sebanyak 3.883 sampel dan jumlahnya menjadi 81.165 sampel. Sedangkan suspek berkurang 1 orang menjadi 941 orang,” imbuhnya. (ris)