25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Bea Keluar Fluktuatif, Harga CPO tak Stabil

MEDAN-Bea Keluar  CPO yang dibebankan pemerintah masih memberatkan petani dan pengusaha sawit, terutama bagi petani. Karena itu, petani mengharapkan pemerintah dapat merenovasi peraturan terkait kebijakan tersebut.

“Bea keluar dianggap pengusaha sebagai biaya produksi. Jadi harga beli ke kita yang dikurangi karena bea keluar tersebut.  Harga CPO tergantung lelang di Rotterdam. Pajak yang ditentukan disesuaikan harga CPO. Kalau harga 15 ribu dolar per metrik, maka beanya sekitar 15 persen. Ini membuat harga tak stabil,” ujar Sekretaris Jenderal Asosiasiasi Petani Kelapa Sawit (Aspekindo) Sumut, Taswin Kiflan.

Dengan beban harga bea keluar tersebut, lanjutnya, tak membuat petani merasa untung, melainkan sebaliknya, harga sawit mereka berimbas menurun. Ini karena secara langsung biaya produksi pengusaha yang bertambah dan dimasukkan ke harga beli petani. “Pajak naik, harga pembelian kita murah, CPO naik, pajak jadi naik,” tambah Taswin.

Sedangkan Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Laksamana Adiyaksa mengatakan, bea keluar yang fluktuatif tersebut memberatkan pengusaha  karena harganya turun naik. (ram)

MEDAN-Bea Keluar  CPO yang dibebankan pemerintah masih memberatkan petani dan pengusaha sawit, terutama bagi petani. Karena itu, petani mengharapkan pemerintah dapat merenovasi peraturan terkait kebijakan tersebut.

“Bea keluar dianggap pengusaha sebagai biaya produksi. Jadi harga beli ke kita yang dikurangi karena bea keluar tersebut.  Harga CPO tergantung lelang di Rotterdam. Pajak yang ditentukan disesuaikan harga CPO. Kalau harga 15 ribu dolar per metrik, maka beanya sekitar 15 persen. Ini membuat harga tak stabil,” ujar Sekretaris Jenderal Asosiasiasi Petani Kelapa Sawit (Aspekindo) Sumut, Taswin Kiflan.

Dengan beban harga bea keluar tersebut, lanjutnya, tak membuat petani merasa untung, melainkan sebaliknya, harga sawit mereka berimbas menurun. Ini karena secara langsung biaya produksi pengusaha yang bertambah dan dimasukkan ke harga beli petani. “Pajak naik, harga pembelian kita murah, CPO naik, pajak jadi naik,” tambah Taswin.

Sedangkan Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Laksamana Adiyaksa mengatakan, bea keluar yang fluktuatif tersebut memberatkan pengusaha  karena harganya turun naik. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/