30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tanah Longsor dan Lahar Dingin Sinabung Terjang Karo, 5 Tewas 7 Motor Hanyut

KARO, SUMUTPOS.CO – Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Karo, menyebabkan empat unit rumah kontrakan di Gang Laubawang, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, tertimbun longsor. Akibatnya, 5 orang tewas dan 4 lainnya menderita luka-luka. Selain itu, banjir lahar dingin Gunung Sinabung juga menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian milik warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Satu rumah rusak dan 7 unit sepeda motor hanyut.

EVAKUASI KORBAN Personel gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD Karo, dibantu warga setempat mengevakuasi korban yang tertimbun tanah longsor di Gang Laubawang, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Jumat (27/8) siang. Selain longsor di Kabanjahe, banjir lahar dingin juga menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

DATA yang dihimpun, peristiwa ini terjadi Kamis (26/8) sekira pukul 22.00 WIB. Malam itu hujan deras mengguyur lokasi, hingga para korban istirahat di rumah masing-masing. Derasnya aliran air hujan menyebabkan tebing di belakang anmbruk dan menimbun 4 unit rumah warga.

Tak lama berselang, tim gabungan yang terdiri dari personel Polres Tanah Karo, TNI, BPBD Karo, Basarnas, Forkopimcam Kabanjahe, Damkar dibantu warga setempat berjibaku mencari para korban yang sempat dinyatakan hilang. Namun, sulitnya medan ditambah hujan yang tak kunjung reda menyebabkan pencarian terkendala.

Setelah berusaha keras dan bahu-membahu, pada Jumat (27/8) siang, satu persatu korban berhasil dievakuasi. Lurah Padang Mas All Dian Purba mengatakan, ada lima orang korban meninggal dunia semuanya sudah ditemukan oleh personel gabungan pukul 12.00 WIB. “Lima orang korban yang tewas tertimbun material longsoran, semuanya sudah ditemukan, berkat kerjasama personel gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD Karo dan dibantu warga setempat,” ujarnya.

Adapun daftar nama-nama lima orang korban yang telah ditemukan dalam keadaan tewas di lokasi tanah longsor Laubawang yakni Tia Monika Novi Sari Silitonga (28) perempuan, warga Jalan Krakatau Ujung, Medan ditemukan sekira pukul 05.00 WIB. Kemudian Kasih Karolina br Tarigan (3) warga Kabanjahe ditemukan pukul 05.00 WIB. Anjel br Tarigan (5) warga Kabanjahe ditemukan pukul 09.00 WIB. Bumi Riski Aditia (2) warga Kabanjahe dan Roslinda br Marpaung (48) ditemukan pukul 12.10 WIB.

Sementara korban yang sudah di temukan dalam keadaan selamat, namun menderita luka diantaranya, Tutri Br Silitonga (26), Aktavius Taringan (33), Dedi Simbolon (30) dan Rudi Silalahi (30). “Jadi seluruh korban, ada 9 orang, lima orang korban meninggal dunia, empat ditemukan dalam keadaan selamat dan sudah mendapat perawatan medis,” tandas All Dian.

Hal senada juga dikatakan Kasat Binmas Polres Tanah Karo, AKP Budiyanta bahwa korban yang meninggal dunia sebanyak lima orang dan empat orang luka-luka. Dia mengimbau warga yang rumhanya dekat dengan tebing untuk tetap waspada, karena hujan masih terus mengguyur Kabupaten Karo.

Kafe Tamara Runtuh

Di hari yang sama, bencana longsor juga terjadi di Puncak Bukit Gundaling, Kelurahan Gundaling I, Lingkungan 4, Kecamatan Berastagi, Kamis (26/8) malam pukul 23.00 WIB. Tanah longsor menimpa dan meruntuhkan bangunan Kafe Tamara milik Comandor Tarigan (48).

Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena cafe dalam keadaan kosong. Meski demikian, seluruh bangunan cafe yang terbuat dari papan itu ambruk, hingga kerugian material memcapai Rp300 juta.

Meski demikian, material tanah dan bebatuan sempat menutup badan jalan menuju wisata Puncak Gundaling. Personel gabungan yang dipimpin Waka Polres Tanah Karo Kompol Aron Siahaan dan Kapolsekta Berastagi Kompol L. Marpaung bersama Lurah Gundaling I, dibantu masyarakat dan 1 unit alat berat dari PU Pemkab Karo, telah membersihkan material longsor yang menutup badan jalan.

Banjir Lahar Dingin Sinabung

Banjir lahar dingin menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian milik warga. Selain merusak 1 unit rumah warga, material lahar dingin bercampur kayu dan batu itu juga menghanyutkan 7 unit sepeda motor milik warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

Pemilik rumah Ferry Samanta Ginting, mengaku rumahnya hancur akibat diterjang banjir, perabotan rumah tangga dan 7 sepeda motor juga hanyut, Kamis (26/8) malam.

Warga dibantu personel Polsek, Koramil Tiga Nderket dan BPBD sedang gotongroyong mengevakuasi material laharan di badan jalan serta pembersihan rumah-rumah warga yang terdampak termasuk mencari barang-barang yang hanyut untuk diselamatkan.

Sementara itu, jalur lalulintas Kabanjahe–Kuta Buluh, tepatnya di Simpang Desa Sukatendel belum bisa dilalui akibat tertutup material kayu, batu besar dan lumpur dari puncak Sinabung.

Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Badan Geologi dan PVMBG Armen Putra mengatakan, banjir laharan Gunung Sinabung memilik daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai cukup kuat. “Sayangnya arus laharan yang terjadi tidak terlokalisir ke area sabo dam, sehingga arus laharan ini meluap dan menyapu areal pertanian, menutup badan jalan,, hingga meluber menyapu pemukiman warga,” katanya.

Dia juga mengimbau warga tetap waspada karena Gunung Sinabung berada pada status Tingkat III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung. Kemudian radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara. Selain itu, jika hujan deras, warga sekitar kaki gunung diingatkan tetap waspada.

Pemprovsu Gerak Cepat

Pemprov Sumut bergerak cepat membantu penanganan longsor di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Menurut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bencana longsor di Kabanjahe ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Dari provinsi sudah berangkat untuk membantu kalau memang daerah tidak mampu,” kata Edy menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (27/8).

Diakui Edy, ia selalu mengingatkan pemerintah kabupaten/kota akan potensi bencana yang setiap saat bisa terjadi. Terlebih mengingat kondisi geografis sebagian wilayah Sumut yang terpotong-potong, curam, memang berpotensi terjadi bencana longsor dan banjir apabila curah hujan tinggi. “Kita sudah tekankan kepada seluruhnya, bupati/wali kota yang memiliki medan yang terjal-terjal untuk disiapkan alat berat untuk memberikan bantuan (apabila terjadi longsor),” pungkasnya.

Sebelumnya, Wagubsu Musa Rajekshah telah menginstruksikan BPBD Sumut untuk sigap mengantisipasi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi bersama seluruh pemerintah daerah di Sumut. “Saya sudah perintahkan BPBD provinsi agar bersiaga. Komunikasi dan koordinasi dengan kabupaten dan kota harus lebih intens, biar semuanya sudah siap sebelum dibutuhkan. Kita berdoa semoga Tuhan melindungi dan kita tetap dalam kondisi aman,” katanya kepada wartawan, Selasa (24/8).

Instruksi ini disampaikannya, menindaklanjuti informasi perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Bahwa mulai Selasa hingga Kamis (26/8), Sumut termasuk wilayah yang akan mengalami kondisi cuaca yang cukup bervariasi. “Hati-hati, BMKG sudah mengingatkan. Dari tanggal 24 sampai 26 Agustus cuaca di daerah kita akan bervariasi. Sebagian besar akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” katanya.

Karenanya ia mengimbau masyarakat waspada dengan adanya potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat perubahan cuaca dan iklim. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan lainnya. “Kita harus hati-hati dan waspada, cuaca ekstrem akhir-akhir ini berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan lain-lain,” pungkas pria yang karib disapa Ijeck itu.

Hujan Hingga Akhir Pekan

Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi prakiraan cuaca di wilayah Sumatera Utara (Sumut) dilanda hujan hingga akhir pekan ini. Karena itu, masyarakat diminta mewaspadai dampak dari akibat hujan terutama di daerah pegunungan.

Menurut Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Budi Prasetyo, berdasarkan data prakiraan cuaca Sumut, hujan akan terjadi pada waktu siang dan malam hari di sejumlah daerah. Seperti, Pandan (Tapanuli Tengah), Tarutung (Tapanuli Utara), Sipirok (Tapanuli Selatan), Gunungsitoli, Karo, Pematang Raya (Simalungun), Sidikalang (Dairi), Balige (Sibolga), Panyabungan (Mandailing Natal), Teluk Dalam (Nias Selatan).

Kemudian, Salak (Pakpak Bharat), Dolok Sanggul (Humbang Hasundutan), Pangururan (Samosir), dan sejumlah daerah lainya. “Hujan yang terjadi intensitasnya ringan, sedang hingga lebat dengan suhu 14 sampai 33 derajat celcius dan kecepatan angin 10 knot,” ujarnya, Jumat (27/8).

Disebutkan dia, cuaca hujan diprediksi juga akan terjadi pada dini hari dan pagi hari. Namun, perkiraan cuaca ini akan terjadi hanya sebagian daerah saja. “Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah pegunungan dan lereng gunung pada sore hingga malam hari,” imbau Budi.

Terkait prakiraan cuaca di kawasan Gunung Sinabung, Karo, diprediksi hujan terjadi pada siang atau malam hari. Sedangkan dini hari dan pagi hari, prediksi cuacanya cerah berawan. “Kalau prediksi hujan pada siang hari dengan intensitas ringan, sementara pada malam hari hujan lebat,” tandasnya. (deo/prn/ris)

KARO, SUMUTPOS.CO – Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Karo, menyebabkan empat unit rumah kontrakan di Gang Laubawang, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, tertimbun longsor. Akibatnya, 5 orang tewas dan 4 lainnya menderita luka-luka. Selain itu, banjir lahar dingin Gunung Sinabung juga menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian milik warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Satu rumah rusak dan 7 unit sepeda motor hanyut.

EVAKUASI KORBAN Personel gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD Karo, dibantu warga setempat mengevakuasi korban yang tertimbun tanah longsor di Gang Laubawang, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Jumat (27/8) siang. Selain longsor di Kabanjahe, banjir lahar dingin juga menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

DATA yang dihimpun, peristiwa ini terjadi Kamis (26/8) sekira pukul 22.00 WIB. Malam itu hujan deras mengguyur lokasi, hingga para korban istirahat di rumah masing-masing. Derasnya aliran air hujan menyebabkan tebing di belakang anmbruk dan menimbun 4 unit rumah warga.

Tak lama berselang, tim gabungan yang terdiri dari personel Polres Tanah Karo, TNI, BPBD Karo, Basarnas, Forkopimcam Kabanjahe, Damkar dibantu warga setempat berjibaku mencari para korban yang sempat dinyatakan hilang. Namun, sulitnya medan ditambah hujan yang tak kunjung reda menyebabkan pencarian terkendala.

Setelah berusaha keras dan bahu-membahu, pada Jumat (27/8) siang, satu persatu korban berhasil dievakuasi. Lurah Padang Mas All Dian Purba mengatakan, ada lima orang korban meninggal dunia semuanya sudah ditemukan oleh personel gabungan pukul 12.00 WIB. “Lima orang korban yang tewas tertimbun material longsoran, semuanya sudah ditemukan, berkat kerjasama personel gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD Karo dan dibantu warga setempat,” ujarnya.

Adapun daftar nama-nama lima orang korban yang telah ditemukan dalam keadaan tewas di lokasi tanah longsor Laubawang yakni Tia Monika Novi Sari Silitonga (28) perempuan, warga Jalan Krakatau Ujung, Medan ditemukan sekira pukul 05.00 WIB. Kemudian Kasih Karolina br Tarigan (3) warga Kabanjahe ditemukan pukul 05.00 WIB. Anjel br Tarigan (5) warga Kabanjahe ditemukan pukul 09.00 WIB. Bumi Riski Aditia (2) warga Kabanjahe dan Roslinda br Marpaung (48) ditemukan pukul 12.10 WIB.

Sementara korban yang sudah di temukan dalam keadaan selamat, namun menderita luka diantaranya, Tutri Br Silitonga (26), Aktavius Taringan (33), Dedi Simbolon (30) dan Rudi Silalahi (30). “Jadi seluruh korban, ada 9 orang, lima orang korban meninggal dunia, empat ditemukan dalam keadaan selamat dan sudah mendapat perawatan medis,” tandas All Dian.

Hal senada juga dikatakan Kasat Binmas Polres Tanah Karo, AKP Budiyanta bahwa korban yang meninggal dunia sebanyak lima orang dan empat orang luka-luka. Dia mengimbau warga yang rumhanya dekat dengan tebing untuk tetap waspada, karena hujan masih terus mengguyur Kabupaten Karo.

Kafe Tamara Runtuh

Di hari yang sama, bencana longsor juga terjadi di Puncak Bukit Gundaling, Kelurahan Gundaling I, Lingkungan 4, Kecamatan Berastagi, Kamis (26/8) malam pukul 23.00 WIB. Tanah longsor menimpa dan meruntuhkan bangunan Kafe Tamara milik Comandor Tarigan (48).

Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena cafe dalam keadaan kosong. Meski demikian, seluruh bangunan cafe yang terbuat dari papan itu ambruk, hingga kerugian material memcapai Rp300 juta.

Meski demikian, material tanah dan bebatuan sempat menutup badan jalan menuju wisata Puncak Gundaling. Personel gabungan yang dipimpin Waka Polres Tanah Karo Kompol Aron Siahaan dan Kapolsekta Berastagi Kompol L. Marpaung bersama Lurah Gundaling I, dibantu masyarakat dan 1 unit alat berat dari PU Pemkab Karo, telah membersihkan material longsor yang menutup badan jalan.

Banjir Lahar Dingin Sinabung

Banjir lahar dingin menyapu areal pemukiman dan lahan pertanian milik warga. Selain merusak 1 unit rumah warga, material lahar dingin bercampur kayu dan batu itu juga menghanyutkan 7 unit sepeda motor milik warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

Pemilik rumah Ferry Samanta Ginting, mengaku rumahnya hancur akibat diterjang banjir, perabotan rumah tangga dan 7 sepeda motor juga hanyut, Kamis (26/8) malam.

Warga dibantu personel Polsek, Koramil Tiga Nderket dan BPBD sedang gotongroyong mengevakuasi material laharan di badan jalan serta pembersihan rumah-rumah warga yang terdampak termasuk mencari barang-barang yang hanyut untuk diselamatkan.

Sementara itu, jalur lalulintas Kabanjahe–Kuta Buluh, tepatnya di Simpang Desa Sukatendel belum bisa dilalui akibat tertutup material kayu, batu besar dan lumpur dari puncak Sinabung.

Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Badan Geologi dan PVMBG Armen Putra mengatakan, banjir laharan Gunung Sinabung memilik daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai cukup kuat. “Sayangnya arus laharan yang terjadi tidak terlokalisir ke area sabo dam, sehingga arus laharan ini meluap dan menyapu areal pertanian, menutup badan jalan,, hingga meluber menyapu pemukiman warga,” katanya.

Dia juga mengimbau warga tetap waspada karena Gunung Sinabung berada pada status Tingkat III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung. Kemudian radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara. Selain itu, jika hujan deras, warga sekitar kaki gunung diingatkan tetap waspada.

Pemprovsu Gerak Cepat

Pemprov Sumut bergerak cepat membantu penanganan longsor di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Menurut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bencana longsor di Kabanjahe ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Dari provinsi sudah berangkat untuk membantu kalau memang daerah tidak mampu,” kata Edy menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (27/8).

Diakui Edy, ia selalu mengingatkan pemerintah kabupaten/kota akan potensi bencana yang setiap saat bisa terjadi. Terlebih mengingat kondisi geografis sebagian wilayah Sumut yang terpotong-potong, curam, memang berpotensi terjadi bencana longsor dan banjir apabila curah hujan tinggi. “Kita sudah tekankan kepada seluruhnya, bupati/wali kota yang memiliki medan yang terjal-terjal untuk disiapkan alat berat untuk memberikan bantuan (apabila terjadi longsor),” pungkasnya.

Sebelumnya, Wagubsu Musa Rajekshah telah menginstruksikan BPBD Sumut untuk sigap mengantisipasi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi bersama seluruh pemerintah daerah di Sumut. “Saya sudah perintahkan BPBD provinsi agar bersiaga. Komunikasi dan koordinasi dengan kabupaten dan kota harus lebih intens, biar semuanya sudah siap sebelum dibutuhkan. Kita berdoa semoga Tuhan melindungi dan kita tetap dalam kondisi aman,” katanya kepada wartawan, Selasa (24/8).

Instruksi ini disampaikannya, menindaklanjuti informasi perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Bahwa mulai Selasa hingga Kamis (26/8), Sumut termasuk wilayah yang akan mengalami kondisi cuaca yang cukup bervariasi. “Hati-hati, BMKG sudah mengingatkan. Dari tanggal 24 sampai 26 Agustus cuaca di daerah kita akan bervariasi. Sebagian besar akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” katanya.

Karenanya ia mengimbau masyarakat waspada dengan adanya potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat perubahan cuaca dan iklim. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan lainnya. “Kita harus hati-hati dan waspada, cuaca ekstrem akhir-akhir ini berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan lain-lain,” pungkas pria yang karib disapa Ijeck itu.

Hujan Hingga Akhir Pekan

Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi prakiraan cuaca di wilayah Sumatera Utara (Sumut) dilanda hujan hingga akhir pekan ini. Karena itu, masyarakat diminta mewaspadai dampak dari akibat hujan terutama di daerah pegunungan.

Menurut Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Budi Prasetyo, berdasarkan data prakiraan cuaca Sumut, hujan akan terjadi pada waktu siang dan malam hari di sejumlah daerah. Seperti, Pandan (Tapanuli Tengah), Tarutung (Tapanuli Utara), Sipirok (Tapanuli Selatan), Gunungsitoli, Karo, Pematang Raya (Simalungun), Sidikalang (Dairi), Balige (Sibolga), Panyabungan (Mandailing Natal), Teluk Dalam (Nias Selatan).

Kemudian, Salak (Pakpak Bharat), Dolok Sanggul (Humbang Hasundutan), Pangururan (Samosir), dan sejumlah daerah lainya. “Hujan yang terjadi intensitasnya ringan, sedang hingga lebat dengan suhu 14 sampai 33 derajat celcius dan kecepatan angin 10 knot,” ujarnya, Jumat (27/8).

Disebutkan dia, cuaca hujan diprediksi juga akan terjadi pada dini hari dan pagi hari. Namun, perkiraan cuaca ini akan terjadi hanya sebagian daerah saja. “Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah pegunungan dan lereng gunung pada sore hingga malam hari,” imbau Budi.

Terkait prakiraan cuaca di kawasan Gunung Sinabung, Karo, diprediksi hujan terjadi pada siang atau malam hari. Sedangkan dini hari dan pagi hari, prediksi cuacanya cerah berawan. “Kalau prediksi hujan pada siang hari dengan intensitas ringan, sementara pada malam hari hujan lebat,” tandasnya. (deo/prn/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/