27 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Korban Longsor Mau Nikah Tahun Depan

SUMUTPOS.CO – DUA dari lima korban dalam peristiwa longsor di jalur Medan-Brastagi, tepatnya Tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Sabtu (23/10) malam, dikabarkan ingin melangsungkan pernikahan tahun depan. Korban yang hendak menikah yaitu Novita Sari boru Sembiring Meilala (29), asal Besitang, Kabupaten Langkat, dan Ferdinan Tarigan (32), warga Jalan Pales 7A, Medan.

DIRAWAT: Korban longsor di jalur Medan-Brastagi, tepatnya tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, mendapat perawatan di RSUP Haji Adam Malik, Sabtu (23/10) malam.istimewa/sumutpos.

Namun naas, akibat longsor tersebut Novita Sari meninggal dunia. Sedangkan Ferdinan Tarigan berhasil selamat, tetapi masih menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik.

Untuk korban lainnya, yakni Layani boru Bangun (58) warga Besitang, Langkat, Armando Sebayang (31) warga Jalan Parang IV, Medan, dan Gusrini Hagaina boru Ginting (23) warga Jalan Sedap Malam. Layani merupakan ibu dari Novita Sari. Sedangkan Gusrini adalah kawan Novita Sari. Sementara Armando ialah rekan dari Ferdinan.

Menurut penuturan kerabat Armando Sebayang, Eka Sembiring, para korban hendak menuju ke daerah Kabupaten Karo untuk berziarah.

Selanjutnya, Armando diajak Ferdinan untuk ikut menemaninya dan mengemudikan mobil Xenia B 2236 KFB. “Armando dan Ferdinan ini sudah berteman cukup lama. Sebelum kecelakaan, Armando diminta Ferdinan menemaninya untuk berziarah ke makam ayah pacarnya, Novita, di Karo,” ujar Eka saat di RSUP H Adam Malik, Medan, Minggu (24/10).

Diceritakan Eka, Ferdinan dan Novita berencana ingin menikah tahun depan. Karena itulah, keduanya berangkat ke Karo dengan tujuan untuk berziarah ke makam ayah Novita. “Rencana nikahnya tahun depan. Jadi, sebelum nikah mau ziarah dulu ke makam ayah Novita, semacam mau minta restu,” ungkapnya.

Ferdinan pun mengajak Armando untuk ikut bersamanya ke makam ayah Novita. Namun, Armando sempat tak diizinkan pergi oleh istrinya. Akan tetapi, karena Armando dan Ferdinan sudah lama berteman, sehingga tak mengindahkan larangan istrinya.

Armando lalu berangkat bersama Ferdinan. Armando yang mengendarai mobil dan Ferdinan duduk di samping kursi sopir. Sementara Novita bersama ibunya, Layani, dan temannya, Novita, di kursi tengah. “Ketika berangkat dan sampai di pemakaman ayah Novita, mereka masih baik-baik saja. Saat perjalanan pulang ke Medan, barulah mobil yang mereka tumpangi tertimpa material longsor,” tandas Eka. (ris)

SUMUTPOS.CO – DUA dari lima korban dalam peristiwa longsor di jalur Medan-Brastagi, tepatnya Tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Sabtu (23/10) malam, dikabarkan ingin melangsungkan pernikahan tahun depan. Korban yang hendak menikah yaitu Novita Sari boru Sembiring Meilala (29), asal Besitang, Kabupaten Langkat, dan Ferdinan Tarigan (32), warga Jalan Pales 7A, Medan.

DIRAWAT: Korban longsor di jalur Medan-Brastagi, tepatnya tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, mendapat perawatan di RSUP Haji Adam Malik, Sabtu (23/10) malam.istimewa/sumutpos.

Namun naas, akibat longsor tersebut Novita Sari meninggal dunia. Sedangkan Ferdinan Tarigan berhasil selamat, tetapi masih menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik.

Untuk korban lainnya, yakni Layani boru Bangun (58) warga Besitang, Langkat, Armando Sebayang (31) warga Jalan Parang IV, Medan, dan Gusrini Hagaina boru Ginting (23) warga Jalan Sedap Malam. Layani merupakan ibu dari Novita Sari. Sedangkan Gusrini adalah kawan Novita Sari. Sementara Armando ialah rekan dari Ferdinan.

Menurut penuturan kerabat Armando Sebayang, Eka Sembiring, para korban hendak menuju ke daerah Kabupaten Karo untuk berziarah.

Selanjutnya, Armando diajak Ferdinan untuk ikut menemaninya dan mengemudikan mobil Xenia B 2236 KFB. “Armando dan Ferdinan ini sudah berteman cukup lama. Sebelum kecelakaan, Armando diminta Ferdinan menemaninya untuk berziarah ke makam ayah pacarnya, Novita, di Karo,” ujar Eka saat di RSUP H Adam Malik, Medan, Minggu (24/10).

Diceritakan Eka, Ferdinan dan Novita berencana ingin menikah tahun depan. Karena itulah, keduanya berangkat ke Karo dengan tujuan untuk berziarah ke makam ayah Novita. “Rencana nikahnya tahun depan. Jadi, sebelum nikah mau ziarah dulu ke makam ayah Novita, semacam mau minta restu,” ungkapnya.

Ferdinan pun mengajak Armando untuk ikut bersamanya ke makam ayah Novita. Namun, Armando sempat tak diizinkan pergi oleh istrinya. Akan tetapi, karena Armando dan Ferdinan sudah lama berteman, sehingga tak mengindahkan larangan istrinya.

Armando lalu berangkat bersama Ferdinan. Armando yang mengendarai mobil dan Ferdinan duduk di samping kursi sopir. Sementara Novita bersama ibunya, Layani, dan temannya, Novita, di kursi tengah. “Ketika berangkat dan sampai di pemakaman ayah Novita, mereka masih baik-baik saja. Saat perjalanan pulang ke Medan, barulah mobil yang mereka tumpangi tertimpa material longsor,” tandas Eka. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/