31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bawa ‘Oleh-oleh’ dari USA, Bupati Pakpak Bharat Sowan ke Gubsu, Minta Dukungan Bangun Food Estate Tanaman Kopi

SUMUTPOS.CO – Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, melaporkan hasil kunjungannya ke Chicago, Amerika Serikat (USA) beberapa waktu lalu kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Kunjungan ke negeri Paman Sam itu terkait kerjasama pengembangan sumber daya manusia, agrikultur, dan teknologi terkhusus soal kawasan food estate di Sumut.

TERIMA LAPORAN: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi terima laporan hasil kunjungan Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, dari Chicago, Amerika Serikat beberapa waktu lalu di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (25/10).

Menurut Franc, pihaknya siap untuk mewujudkan kawasan food estate seperti yang telah berjalan di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).

“Kami (Pemkab Pakpak Bharat) sudah merencanakan food estate ini. Jadi kami membicarakan persiapan untuk kegiatan tersebut usai pulang studi banding dari Amerika kepada bapak gubernur,” ujarnya usai bertemu Gubernur Edy di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (25/10).

Diungkapkan Franc, dari studi banding itu banyak nanti yang akan pihaknya terapkan. Mulai dari rekayasa pembibitan hingga tingkat produktifitasnya.

“Tapi yang paling penting untuk Sumatera Utara itu adalah sumber daya manusia- manusianya yang kita persiapkan. Rencananya kita mulai di 2022. Dan kemungkinan kan, bapak presiden di 2021 datang ke Humbahas dan selanjutnya ke Pakpak Bharat di 2022. Setelah kita sampaikan tadi ke pak gubernur, beliau sangat menyambut positif dan antusias untuk datang ke sana,” katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Herianto, yang mendampingi Gubernur Edy dalam pertemuan itu mengaku, bahwa Gubsu menyambut baik dan mendukung penuh agar food estate di Kabupaten Pakpak Bharat cepat terealisasi.

Ia menyebutkan food estate di Pakpak Bharat sudah dicadangkan seluas 1.333 hektare. Berdasarkan diskusi mereka, Bupati Franc Tumanggor ingin lokasi food estate yang telah dicadangkan itu akan dilakukan penanaman untuk tanaman kopi.

“Karena ketinggiannya itu di atas 800 atau di atas 1000. Dan jadi berdasarkan arahan dari pak gubernur, hasil kunjungan dari Amerika itu dijadikan ‘oleh-oleh’ bagi Sumut untuk pengembangan food estate di Pakpak Bharat maupun di Humbahas,” katanya.

Selain kopi, berdasarkan arahan Gubsu Edy, food estate di Pakpak Bharat juga dapat ditanam jagung. Sehingga menurut dia, food estate yang telah dicadangkan itu akan ditambah lagi dengan pencadangan oleh kabupaten itu sendiri.

“Tadi saya dengar ada 144 hektar yang dicadangkan oleh mereka. Saya juga mendapat informasi food estate yang akan diterapkan di Pakpak Bharat itu sejalan dengan yang di Humbahas. Artinya bawang juga menjadi komoditas pilihan selain komoditas-komoditas yang lain. Karena penetapan food estate itu diupayakan satu jalan. Memang penunjukan food estate di Sumut itu sambung menyambung. Mulai dari Humbahas, Pakpak Bharat, Tapanuli Utara dan juga Tapanuli Tengah,” papar Herianto.

Adapun dalam pemenuhan food estate, pengusulan lahan 1.333 hektare itu merupakan usulan pemprov ke pusat, berdasarkan permintaan atau kebutuhan dari kabupaten.

“Dan akhirnya keluarlah izin itu. Itukan sudah ditapal batas ya. Tinggal pemkab-lah (menyusun program) lahan itu mau dijadikan jenis kondisinya apa, peruntukan tanamannya apa,” pungkasnya. (prn)

SUMUTPOS.CO – Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, melaporkan hasil kunjungannya ke Chicago, Amerika Serikat (USA) beberapa waktu lalu kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Kunjungan ke negeri Paman Sam itu terkait kerjasama pengembangan sumber daya manusia, agrikultur, dan teknologi terkhusus soal kawasan food estate di Sumut.

TERIMA LAPORAN: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi terima laporan hasil kunjungan Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, dari Chicago, Amerika Serikat beberapa waktu lalu di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (25/10).

Menurut Franc, pihaknya siap untuk mewujudkan kawasan food estate seperti yang telah berjalan di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).

“Kami (Pemkab Pakpak Bharat) sudah merencanakan food estate ini. Jadi kami membicarakan persiapan untuk kegiatan tersebut usai pulang studi banding dari Amerika kepada bapak gubernur,” ujarnya usai bertemu Gubernur Edy di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (25/10).

Diungkapkan Franc, dari studi banding itu banyak nanti yang akan pihaknya terapkan. Mulai dari rekayasa pembibitan hingga tingkat produktifitasnya.

“Tapi yang paling penting untuk Sumatera Utara itu adalah sumber daya manusia- manusianya yang kita persiapkan. Rencananya kita mulai di 2022. Dan kemungkinan kan, bapak presiden di 2021 datang ke Humbahas dan selanjutnya ke Pakpak Bharat di 2022. Setelah kita sampaikan tadi ke pak gubernur, beliau sangat menyambut positif dan antusias untuk datang ke sana,” katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Herianto, yang mendampingi Gubernur Edy dalam pertemuan itu mengaku, bahwa Gubsu menyambut baik dan mendukung penuh agar food estate di Kabupaten Pakpak Bharat cepat terealisasi.

Ia menyebutkan food estate di Pakpak Bharat sudah dicadangkan seluas 1.333 hektare. Berdasarkan diskusi mereka, Bupati Franc Tumanggor ingin lokasi food estate yang telah dicadangkan itu akan dilakukan penanaman untuk tanaman kopi.

“Karena ketinggiannya itu di atas 800 atau di atas 1000. Dan jadi berdasarkan arahan dari pak gubernur, hasil kunjungan dari Amerika itu dijadikan ‘oleh-oleh’ bagi Sumut untuk pengembangan food estate di Pakpak Bharat maupun di Humbahas,” katanya.

Selain kopi, berdasarkan arahan Gubsu Edy, food estate di Pakpak Bharat juga dapat ditanam jagung. Sehingga menurut dia, food estate yang telah dicadangkan itu akan ditambah lagi dengan pencadangan oleh kabupaten itu sendiri.

“Tadi saya dengar ada 144 hektar yang dicadangkan oleh mereka. Saya juga mendapat informasi food estate yang akan diterapkan di Pakpak Bharat itu sejalan dengan yang di Humbahas. Artinya bawang juga menjadi komoditas pilihan selain komoditas-komoditas yang lain. Karena penetapan food estate itu diupayakan satu jalan. Memang penunjukan food estate di Sumut itu sambung menyambung. Mulai dari Humbahas, Pakpak Bharat, Tapanuli Utara dan juga Tapanuli Tengah,” papar Herianto.

Adapun dalam pemenuhan food estate, pengusulan lahan 1.333 hektare itu merupakan usulan pemprov ke pusat, berdasarkan permintaan atau kebutuhan dari kabupaten.

“Dan akhirnya keluarlah izin itu. Itukan sudah ditapal batas ya. Tinggal pemkab-lah (menyusun program) lahan itu mau dijadikan jenis kondisinya apa, peruntukan tanamannya apa,” pungkasnya. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/