25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Penerima Beasiswa Martabe Prestasi ‘Bukan Kaleng-kaleng’

Peringatan Sumpah Pemuda ala PT Agincourt Resources

Sejak 2017, PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengelola Tambang Emas Martabe, telah menggulirkan Beasiswa Martabe Prestasi kepada 967 siswa se-Tabagsel. Nilai total mencapai Rp 3,6 miliar. Ratusan pelajar itu dibantu melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang Strata-1. Apa saja pengakuan para siswa penerima beasiswa itu di Hari Sumpah Pemuda?

Dame Ambarita, Medan

Narasumber PTAR, dalam sesi webinar Bincang-bincang bersama BOD PTAR, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kamis (28/10/2021), dipandu moderator Tia Manurung.

“Sebagai angkatan pertama penerima Beasiswa Martabe Prestasi tahun 2017, saya bisa bilang, penerima beasiswa Martabe Prestasi bukan kaleng-kaleng. Semua pelajar yang lulus adalah anak-anak pilihan,” cetus Selvi Rida Helvina, gadis kelahiran Padang Lancat Tapsel, dalam sesi webinar Bincang-bincang bersama BOD PTAR, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kamis (28/10/2021).

Menurut lulusan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan ini, sebelum terpilih menerima beasiswa, dirinya diwawancarai sekitar 6 interviewer, dan menjawab puluhan pertanyaan. “Itu kali pertama saya diwawancarai. Gugup pastinya. Tapi puji Tuhan, saya salahsatu yang terpilih. Bagi angkatan pertama, pasti tahu sulitnya,” katanya seraya tersenyum dalam sesi bertema ‘Yang Muda Yang Berprestasi’ itu.

Sebagai alumnus penerima beasiswa Martabe Prestasi, Selvi mengatakan tidak ada jalan yang benar-benar mudah. “Hidup tak melulu enak. Ada up and down. Tapi saya jadikan semua kesulitan itu sebagai motivasi. Saya sendiri nekat kuliah ke Medan tahun 2016, di saat orangtua lagi sakit. Saat itu ortu hanya berpesan, jika mau kuliah, harus mau hidup susah. Otomatis, tujuan saya ke Medan hanya fokus kuliah. Puji Tuhan, tahun 2017 ada beasiswa dari PTAR,” katanya.

Gadis yang sudah bekerja sebagai Quality Control Laboratory Staf di PT Pahala Bahari Nusantara ini pun meminta para pelajar agar fokus mengejar cita-cita. “Kalaupun kuliah dirasa susah, jenuh belajar online, skripsi susah, pesan saya… jangan langsung berpikir menikah adalah jalan keluar. Tetaplah kejar cita-cita,” pintanya lagi lalu tertawa lebar.

Ditanya apa harapannya di masa mendatang, Selvi mengatakan, jika memungkinkan PTAR tetap mendukung para alumnus yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya jenjang Magister. Ia sendiri berminat memperdalam ilmu di bidang Teknik Kimia.

Dari atas ke bawah: Presider PTAR Muliady Sutio, penerima beasiswa Martabe Prestasi Selvi Rida Helvina, moderator Tia Manurung, dan mahasiswa berprestasi nasional, Mas Adam Chaubah.

Mas Adam Lukman Chaubah, mahasiswa berprestasi nasional yang diundang sebagai narasumber, dalam kesempatan itu mengatakan, sejak kecil dirinya kerap jalan kaki dari rumah ke sekolah yang relatif jauh. “Kadang-kadang naik ojek. Ya masa-masa keraslah. Tapi sejak kecil saya memang sudah bercita-cita ingin ke luar negeri. Khususnya Korea Selatan, Jepang, dan Amerika,” cetusnya mengawali.

Keinginan yang kuat, menurutnya, bisa menemukan jalan yang tepat. Terbukti, dirinya bisa pergi Jepang, Korea, dan Amerika Selatan, lewat dukungan kampus dan sponsor lainnya.

“Kuncinya, kenali diri sendiri, gali potensi yang dimiliki, dan jadilah luar biasa,” kata alumnus Universitas Brawijaya Malang yang meraih penghargaan Best Presenter Scientific Conference of Policy di Jepang 2018, dan juga meraih medali emas Korea Invention and Women Inventor Exhibition Design 2019 ini dengan percaya diri.

Sebelumnya, Rahmat Lubis, General Manager Operasional PTAR, dalam sambutannya mengatakan, PTAR mendukung siapapun yang bersemangat sekolah. “Sejak digulirkan tahun 2017 lalu, PTAR telah menggulirkan Beasiswa Martabe Prestasi kepada 967 siswa, dengan nilai total mencapai Rp3,6 miliar. Disalurkan ke 23 desa/kelurahan di Kecamatan Batangtoru, dan 10 desa/kelurahan di Kecamatan Muara Batangtoru,” ungkapnya.

Untuk itu, ia meminta para pelajar agar menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. “Saya pun dulu penerima beasiswa. Karena sejak SD saya dikaruniai kemudahan dalam belajar. Tetapi ekonomi keluarga tidak terlalu mendukung soal dana pendidikan,” cetusnya.

Dari seluruh perjalanan hidupnya sekolah di Tapsel hingga kuliah di Bandung, Rahmat mengatakan, jika seseorang bersemangat belajar, tidak ada yang sulit. “Bisa ke manapun yang dimau,” katanya.

Ia menyebutkan, belum terlambat untuk menjadi apapun yang diinginkan para generasi muda sekarang, khususnya para pelajar. “Apalagi, anggaran beasiswa Martabe Prestasi PTAR terus bertambah. Manfaatkan itu!” pintanya.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, dalam sesi bincang-bincang mengatakan, senang mendengar keinginan Selvi Rida untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Ini contoh yang bagus. Karena biasanya orang yang sudah bekerja, udah malas melanjutkan kuliah lagi. Soal beasiswa lanjutan, silakan lapor ke Pak Rahmat Lubis,” katanya sembari mengembangkan senyum.

Sementara Mas Adam, saat ditanya Pak Muliady apa rencananya ke depan, menjawab akhir tahun 2021 berencana untuk melanjutkan studi bidang molekuler ke Hungaria, Eropa.

“Mengapa  memilih studi molekuler?” tanya Pak Muliady penasaran.

“Iya, karena sekarang ‘kan sedang pandemic Covid-19. Saya ingin mendalami soal virus, pencegahan, dan pengobatannya,” jawabnya.

Adam juga mengatakan, berencana untuk berkarir selama beberapa tahun di Eropa, sebelum kemudian balik ke tanah air.

“Ya, semoga kamu bisa membuat terobosan-terobosan untuk mengatasi pandemic ini. Jika memungkinkan, mampu memberi kontribusi seperti anak muda Indonesia yang kemarin ikut berperan serta menciptakan vaksin Astra Zeneca. Bikinlah Indonesia bangga,” pintanya, yang diaminkan oleh Mas Adam.

Dalam sesi tanya jawab, Ruli Tanio, Direktur Engineering PT Agincourt Resources, memberi masukan kepada para penerima beasiswa Martabe Prestasi, seputar kelanjutan studi maupun pilihan-pilihan progam studi yang diminati.

Sejumlah penerima beasiswa juga mengajukan sejumlah pertanyaan kepada BOD (Board of Direktur = jajaran direksi) PTAR yang hadir. Putri Anjani misalnya menanyakan soal bagaimana cara memperoleh jiwa kepemimpinan, apakah orang yang kurang pede seperti dirinya bisa sukses seperti Muliady Sutio?

Putri Anis menanyakan mengenai cara pemuda agar berprestasi, di tengah sejumlah kebiasaan lama yang kurang mendukung. “Misalnya suka menunda pekerjaan,” katanya.

Hasda Nami Haharap menanyakan bagaimana cara mengatur waktu agar kuliah dan prestasi bisa berjalan seimbang, di tengah banyaknya tugas kuliah. “Dan apakah peluang beasiswa lanjutan Martabe Prestasi PTAR berlaku untuk semua?” tanyanya.

Sementara Selvira Suciana, penerima beasiswa yang saat ini kuliah di UINSU Medan jurusan Pemikiran Politik Islam, bertanya apa yang sebaiknya mereka lakukan setelah lulus. Karena jurusan yang diambilnya bukan jurusan yang alumninya umum ditampung perusahaan industri, seperti halnya jurusan-jurusan teknik.

Menanggapi Putri Anjani dan Putri Anis, Muliady Sutio mengatakan, jika seseorang sudah tahu kelemahannya, tinggal memperbaiki diri dan memutuskan mau menjadi apa. “Lakukan yang terbaik dengan segala kekuatan dan tekad untuk meraih yang terbaik,” katanya

Menjawab pertanyaan Hasda Namu, Mas Adam mengatakan, tips membagi waktu antara kuliah dan prestasi adalah kenali potensi diri. “Temukan apa yang mampu kamu lakukan, apa yang kamu suka. Apakah kamu mampu mengerjakan sendiri, atau butuh bantuan orang lain. Jika bisa dikerjakan sendiri, langsung kerjakan. Yang butuh bantuan, mintalah bantuan. Karena manusia itu terbatas. Setelah menyadari potensi diri, susunlah langkah step by step untuk meraihnya,” katanya.

General Manager Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, memberikan secara simbolis Beasiswa Martabe Prestasi 2021 kepada salah satu siswi penerima beasiswa, Kamis (5/8).

Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah, menanggapi pertanyaan Hasda Namu mengenai beasiswa lanjutan, mengatakan kalau perusahaan mampu, beasiswa untuk Strata-2 pasti disetujui.  “Kuncinya, siapkan diri untuk studi lanjutan. Buat proposal,” katanya.

Mendukung ucapan Cristine,  Rahmat Lubis mengatakan, untuk beasiswa lanjutan ke jenjang S-2, ada tes lanjutan yang mesti dilalui. “Beasiswa bisa diberikan. Tetapi untuk meraihnya, prosesnya biasanya lebih sulit,” katanya.

Direktur Keuangan/CFO PTAR, Noviandri L. Hakim, menambahkan tantangan untuk meraih beasiswa lanjutan Martabe Prestasi PTAR hanyalah banyak belajar. “PTAR telah mempermudah jalannya. Maka siapkan diri sebaik-baiknya sebelum bertarung,” katanya.

Direktur Hubungan Eksternal PTAR, Sanny Tjan, menanggapi pertanyaan Selvira mengatakan, agar jangan berhenti berproses mengembangkan diri, baik jalur formal maupun informal. “Banyak baca buku, banyak bertanya pada orang-orang yang lebih dulu sukses. Jangan malu bertanya. Terus belajar dan belajar,” katanya.

Direktur Engineering, Ruli Tanio, dalam tanggapannya mengatakan, cara studi dulu dan sekarang banyak berbeda. “Zaman dulu, kami cari informasi itu lewat perpustakaan, beli buku, dan seterusnya. Sekarang tinggal Googling, semua ada jawaban. Zaman sekarang sudah lebih mudah belajar, selama ada kemauan,” katanya.

Hanya saja, Ruli Tanio meminta agar generasi muda menyeimbangkan pengetahuan yang diperolehnya dengan skill, kemudian diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Sehingga pengetahuan itu berguna bagi diri dan masyarakat. “Manfaatkan kemudahan-kemudahan sekarang, agar pemuda-pemudi Indonesia lebih maju,” katanya memberi motivasi.

“Betul… dulu kami untuk mendapat infomasi, tunggu koran dulu terbit keesokan harinya. Sekarang semua ada di hape di tangan Anda. Karena itu, kejarlah passionmu. Kejar skillmu, agar generasi muda lebih sukses dibanding kami-kami saat ini,” tambah Muliady Sutio.

Di akhir sesi tanya jawab, para pembicara diminta memberikan pesan Sumpah Pemuda kepada para generasi muda Indonesia.

“Tetap semangat,” kata Rahmat Lubis, sambil mengepalkan tangan ke atas.

“Sayangi yang muda, hormati yang tua,” kata Ruli Tanio.

“Belajar,” kata Noviandri L Hakim.

“Tekun dan selalu disiplin,” kata Sanny T.

“Saya bisa. Kamu bisa. Bersama kita bisa. Bersama memberi yang terbaik, agar Indonesia lebih berjaya,” pesan Muliady Sutio menutup sesi bincang-bincang. (mea)

Peringatan Sumpah Pemuda ala PT Agincourt Resources

Sejak 2017, PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengelola Tambang Emas Martabe, telah menggulirkan Beasiswa Martabe Prestasi kepada 967 siswa se-Tabagsel. Nilai total mencapai Rp 3,6 miliar. Ratusan pelajar itu dibantu melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang Strata-1. Apa saja pengakuan para siswa penerima beasiswa itu di Hari Sumpah Pemuda?

Dame Ambarita, Medan

Narasumber PTAR, dalam sesi webinar Bincang-bincang bersama BOD PTAR, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kamis (28/10/2021), dipandu moderator Tia Manurung.

“Sebagai angkatan pertama penerima Beasiswa Martabe Prestasi tahun 2017, saya bisa bilang, penerima beasiswa Martabe Prestasi bukan kaleng-kaleng. Semua pelajar yang lulus adalah anak-anak pilihan,” cetus Selvi Rida Helvina, gadis kelahiran Padang Lancat Tapsel, dalam sesi webinar Bincang-bincang bersama BOD PTAR, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kamis (28/10/2021).

Menurut lulusan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan ini, sebelum terpilih menerima beasiswa, dirinya diwawancarai sekitar 6 interviewer, dan menjawab puluhan pertanyaan. “Itu kali pertama saya diwawancarai. Gugup pastinya. Tapi puji Tuhan, saya salahsatu yang terpilih. Bagi angkatan pertama, pasti tahu sulitnya,” katanya seraya tersenyum dalam sesi bertema ‘Yang Muda Yang Berprestasi’ itu.

Sebagai alumnus penerima beasiswa Martabe Prestasi, Selvi mengatakan tidak ada jalan yang benar-benar mudah. “Hidup tak melulu enak. Ada up and down. Tapi saya jadikan semua kesulitan itu sebagai motivasi. Saya sendiri nekat kuliah ke Medan tahun 2016, di saat orangtua lagi sakit. Saat itu ortu hanya berpesan, jika mau kuliah, harus mau hidup susah. Otomatis, tujuan saya ke Medan hanya fokus kuliah. Puji Tuhan, tahun 2017 ada beasiswa dari PTAR,” katanya.

Gadis yang sudah bekerja sebagai Quality Control Laboratory Staf di PT Pahala Bahari Nusantara ini pun meminta para pelajar agar fokus mengejar cita-cita. “Kalaupun kuliah dirasa susah, jenuh belajar online, skripsi susah, pesan saya… jangan langsung berpikir menikah adalah jalan keluar. Tetaplah kejar cita-cita,” pintanya lagi lalu tertawa lebar.

Ditanya apa harapannya di masa mendatang, Selvi mengatakan, jika memungkinkan PTAR tetap mendukung para alumnus yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya jenjang Magister. Ia sendiri berminat memperdalam ilmu di bidang Teknik Kimia.

Dari atas ke bawah: Presider PTAR Muliady Sutio, penerima beasiswa Martabe Prestasi Selvi Rida Helvina, moderator Tia Manurung, dan mahasiswa berprestasi nasional, Mas Adam Chaubah.

Mas Adam Lukman Chaubah, mahasiswa berprestasi nasional yang diundang sebagai narasumber, dalam kesempatan itu mengatakan, sejak kecil dirinya kerap jalan kaki dari rumah ke sekolah yang relatif jauh. “Kadang-kadang naik ojek. Ya masa-masa keraslah. Tapi sejak kecil saya memang sudah bercita-cita ingin ke luar negeri. Khususnya Korea Selatan, Jepang, dan Amerika,” cetusnya mengawali.

Keinginan yang kuat, menurutnya, bisa menemukan jalan yang tepat. Terbukti, dirinya bisa pergi Jepang, Korea, dan Amerika Selatan, lewat dukungan kampus dan sponsor lainnya.

“Kuncinya, kenali diri sendiri, gali potensi yang dimiliki, dan jadilah luar biasa,” kata alumnus Universitas Brawijaya Malang yang meraih penghargaan Best Presenter Scientific Conference of Policy di Jepang 2018, dan juga meraih medali emas Korea Invention and Women Inventor Exhibition Design 2019 ini dengan percaya diri.

Sebelumnya, Rahmat Lubis, General Manager Operasional PTAR, dalam sambutannya mengatakan, PTAR mendukung siapapun yang bersemangat sekolah. “Sejak digulirkan tahun 2017 lalu, PTAR telah menggulirkan Beasiswa Martabe Prestasi kepada 967 siswa, dengan nilai total mencapai Rp3,6 miliar. Disalurkan ke 23 desa/kelurahan di Kecamatan Batangtoru, dan 10 desa/kelurahan di Kecamatan Muara Batangtoru,” ungkapnya.

Untuk itu, ia meminta para pelajar agar menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. “Saya pun dulu penerima beasiswa. Karena sejak SD saya dikaruniai kemudahan dalam belajar. Tetapi ekonomi keluarga tidak terlalu mendukung soal dana pendidikan,” cetusnya.

Dari seluruh perjalanan hidupnya sekolah di Tapsel hingga kuliah di Bandung, Rahmat mengatakan, jika seseorang bersemangat belajar, tidak ada yang sulit. “Bisa ke manapun yang dimau,” katanya.

Ia menyebutkan, belum terlambat untuk menjadi apapun yang diinginkan para generasi muda sekarang, khususnya para pelajar. “Apalagi, anggaran beasiswa Martabe Prestasi PTAR terus bertambah. Manfaatkan itu!” pintanya.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, dalam sesi bincang-bincang mengatakan, senang mendengar keinginan Selvi Rida untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Ini contoh yang bagus. Karena biasanya orang yang sudah bekerja, udah malas melanjutkan kuliah lagi. Soal beasiswa lanjutan, silakan lapor ke Pak Rahmat Lubis,” katanya sembari mengembangkan senyum.

Sementara Mas Adam, saat ditanya Pak Muliady apa rencananya ke depan, menjawab akhir tahun 2021 berencana untuk melanjutkan studi bidang molekuler ke Hungaria, Eropa.

“Mengapa  memilih studi molekuler?” tanya Pak Muliady penasaran.

“Iya, karena sekarang ‘kan sedang pandemic Covid-19. Saya ingin mendalami soal virus, pencegahan, dan pengobatannya,” jawabnya.

Adam juga mengatakan, berencana untuk berkarir selama beberapa tahun di Eropa, sebelum kemudian balik ke tanah air.

“Ya, semoga kamu bisa membuat terobosan-terobosan untuk mengatasi pandemic ini. Jika memungkinkan, mampu memberi kontribusi seperti anak muda Indonesia yang kemarin ikut berperan serta menciptakan vaksin Astra Zeneca. Bikinlah Indonesia bangga,” pintanya, yang diaminkan oleh Mas Adam.

Dalam sesi tanya jawab, Ruli Tanio, Direktur Engineering PT Agincourt Resources, memberi masukan kepada para penerima beasiswa Martabe Prestasi, seputar kelanjutan studi maupun pilihan-pilihan progam studi yang diminati.

Sejumlah penerima beasiswa juga mengajukan sejumlah pertanyaan kepada BOD (Board of Direktur = jajaran direksi) PTAR yang hadir. Putri Anjani misalnya menanyakan soal bagaimana cara memperoleh jiwa kepemimpinan, apakah orang yang kurang pede seperti dirinya bisa sukses seperti Muliady Sutio?

Putri Anis menanyakan mengenai cara pemuda agar berprestasi, di tengah sejumlah kebiasaan lama yang kurang mendukung. “Misalnya suka menunda pekerjaan,” katanya.

Hasda Nami Haharap menanyakan bagaimana cara mengatur waktu agar kuliah dan prestasi bisa berjalan seimbang, di tengah banyaknya tugas kuliah. “Dan apakah peluang beasiswa lanjutan Martabe Prestasi PTAR berlaku untuk semua?” tanyanya.

Sementara Selvira Suciana, penerima beasiswa yang saat ini kuliah di UINSU Medan jurusan Pemikiran Politik Islam, bertanya apa yang sebaiknya mereka lakukan setelah lulus. Karena jurusan yang diambilnya bukan jurusan yang alumninya umum ditampung perusahaan industri, seperti halnya jurusan-jurusan teknik.

Menanggapi Putri Anjani dan Putri Anis, Muliady Sutio mengatakan, jika seseorang sudah tahu kelemahannya, tinggal memperbaiki diri dan memutuskan mau menjadi apa. “Lakukan yang terbaik dengan segala kekuatan dan tekad untuk meraih yang terbaik,” katanya

Menjawab pertanyaan Hasda Namu, Mas Adam mengatakan, tips membagi waktu antara kuliah dan prestasi adalah kenali potensi diri. “Temukan apa yang mampu kamu lakukan, apa yang kamu suka. Apakah kamu mampu mengerjakan sendiri, atau butuh bantuan orang lain. Jika bisa dikerjakan sendiri, langsung kerjakan. Yang butuh bantuan, mintalah bantuan. Karena manusia itu terbatas. Setelah menyadari potensi diri, susunlah langkah step by step untuk meraihnya,” katanya.

General Manager Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, memberikan secara simbolis Beasiswa Martabe Prestasi 2021 kepada salah satu siswi penerima beasiswa, Kamis (5/8).

Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah, menanggapi pertanyaan Hasda Namu mengenai beasiswa lanjutan, mengatakan kalau perusahaan mampu, beasiswa untuk Strata-2 pasti disetujui.  “Kuncinya, siapkan diri untuk studi lanjutan. Buat proposal,” katanya.

Mendukung ucapan Cristine,  Rahmat Lubis mengatakan, untuk beasiswa lanjutan ke jenjang S-2, ada tes lanjutan yang mesti dilalui. “Beasiswa bisa diberikan. Tetapi untuk meraihnya, prosesnya biasanya lebih sulit,” katanya.

Direktur Keuangan/CFO PTAR, Noviandri L. Hakim, menambahkan tantangan untuk meraih beasiswa lanjutan Martabe Prestasi PTAR hanyalah banyak belajar. “PTAR telah mempermudah jalannya. Maka siapkan diri sebaik-baiknya sebelum bertarung,” katanya.

Direktur Hubungan Eksternal PTAR, Sanny Tjan, menanggapi pertanyaan Selvira mengatakan, agar jangan berhenti berproses mengembangkan diri, baik jalur formal maupun informal. “Banyak baca buku, banyak bertanya pada orang-orang yang lebih dulu sukses. Jangan malu bertanya. Terus belajar dan belajar,” katanya.

Direktur Engineering, Ruli Tanio, dalam tanggapannya mengatakan, cara studi dulu dan sekarang banyak berbeda. “Zaman dulu, kami cari informasi itu lewat perpustakaan, beli buku, dan seterusnya. Sekarang tinggal Googling, semua ada jawaban. Zaman sekarang sudah lebih mudah belajar, selama ada kemauan,” katanya.

Hanya saja, Ruli Tanio meminta agar generasi muda menyeimbangkan pengetahuan yang diperolehnya dengan skill, kemudian diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Sehingga pengetahuan itu berguna bagi diri dan masyarakat. “Manfaatkan kemudahan-kemudahan sekarang, agar pemuda-pemudi Indonesia lebih maju,” katanya memberi motivasi.

“Betul… dulu kami untuk mendapat infomasi, tunggu koran dulu terbit keesokan harinya. Sekarang semua ada di hape di tangan Anda. Karena itu, kejarlah passionmu. Kejar skillmu, agar generasi muda lebih sukses dibanding kami-kami saat ini,” tambah Muliady Sutio.

Di akhir sesi tanya jawab, para pembicara diminta memberikan pesan Sumpah Pemuda kepada para generasi muda Indonesia.

“Tetap semangat,” kata Rahmat Lubis, sambil mengepalkan tangan ke atas.

“Sayangi yang muda, hormati yang tua,” kata Ruli Tanio.

“Belajar,” kata Noviandri L Hakim.

“Tekun dan selalu disiplin,” kata Sanny T.

“Saya bisa. Kamu bisa. Bersama kita bisa. Bersama memberi yang terbaik, agar Indonesia lebih berjaya,” pesan Muliady Sutio menutup sesi bincang-bincang. (mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/