MEDAN- Tahun 2012 ini, pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah tetap digemari. Selain karena kebutuhan, rumah untuk type menengah ke bawah juga dengan harga murah karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Tingginya permintaan akan rumah murah, berdampak pada kenaikan harga rumah sekitar 7 sampai 10 persen.
Menanggapi kebutuhan rumah untuk warga berpenghasilan rendah, Koordinator Sumatera Real Estate Indonesia, Tahjudin, ketika dikonfrmasi, Jumat (20/1) mengatakan, rumah minimalis dan klasik modern masih tetap diminati.
“Untuk menengah ke bawah, type minimalis, sedangkan type modern klasik untuk kelas menengah atas,” ujarnya.
Menurutnya, kedua model bangunan tadi, masih bertahan sesuai permintaan konsumen. Type bangunan ini juga disesuaikan dengan harganya, sesuai ukuran rumah itu sendiri. “Kalau bangunan klasik modern kan banyak menggunakan bahan bangunan, sedangkan minimalis ya sesuai dengan namanya,” tambah Tahjuddin.
Sedangkan untuk harga, sebutnya, akan menjadi trend adalah perumahan yang memiliki harga dikisaran Rp100 juta ke atas, sedangkan untuk type menengah ke atas, rumah dengan harga di atas Rp300 jutaan juga akan semakin ramai di bangun di kota Medan. “Perumahan dengan type ini akan tetap diminati, baik yang harga Rp100 jutaan hingga Rp300 jutaan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Rapi Ray Iwan selaku developer mengatakan, untuk tahun ini, akan ada kenaikan harga rumah sekitar 7 hingga 10 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga bahan baku, dan tanah. “Kalau prediksi kita, kenaikan sekitar 7 hingga 10 persen,” tambah Iwan.
Persaingan yang tidak sehat antara pengembang juga selalu terjadi, dimana para developer bermain dengan curang. “Kalau curang, biasanya alasannya klasik, seperti lamanya pengurusan IMB, sertifikat, dan lainnya,” tambah Iwan.
Karena itu, dirinya berharap agar ada pembinaan terhadap developer yang tidak masuk dalam asosiasi. “Kita berharap, pihak perbankan sebagai penyalur kredit juga dapat melakukan sesuatu, misalnya pemberian kredit dengan syarat yang lengkap,” tambah Iwan.
Terkait dengan harga yang ditawarkan, diharapkan para developer untuk bertanggung jawab dengan rumahnya. Standar untuk banguan rumah, dengan komposisi 1 sak semen untuk 3 sak pasir. Tetapi, biasanya pasir akan dilebihkan. “Karena itu, harapannya developer dapat bertanggung jawab dengan rumahnya,” tambah Iwan.
Untuk mengetahui mutu rumah tidak dapat diketahui dengan cepat. Minimal 5 hingga 6 tahun, baru terlihat mutu rumah. Untuk melihat dengan baik, cukup dilihat dan diraba melalui kluster dinding rumah. “Kalau lebih halus dan tidak bergelombang, kemungkinan besar, mutunya bagus,” ujarnya.
Terpisah, Ketua REI Sumut Tommy Winata mengatakan, untuk saat ini belum ada kesepakan anatar Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat) dengan pihak perbankan sebagai penyalur kredit. “Kalau kita, mintanya bunga kredit sekitar 5 hingga 6 persen, sedangkan bank masih mematok bunga sekitar 8 persenan,” ujar Tomi.
Menurutnya, itu masalah yang dihadapi untuk rumah type sederhana. “Beda lagi yang dihadapi untuk rumah menengah atas,” tambahnya. “Kita masih berharap, agar permasalahan ini cepat selesai, agar pembanganan perumahan ini dapat berjalan dengan lancar, karena kasihan developer kecil,” tutupnya. (ram)