25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Maret, Ekspor Karet Sumut Nai 18,1 Persen

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah Januari dan Februari yang lalu kinerja ekspor karet Sumatera melemah karena penurunan volume yang tajam, akhirnya ekspor untuk pengapalan Maret memperlihatkan perbaikan. Volume ekspor Maret sebesar 33.882 ton atau naik 18,1% dari bulan sebelumnya.

Kenaikan ini seiring dengan naiknya demand dan semakin sedikitnya volume yang delay shipment (penundaan pengapalan). Adanya peningkatan demand berasal dari China, Brazil, dan Turkey. “Namun, bila dilihat secara total volume triwulan-1 tahun ini masih mengalami penurunan 4,97% menjadi 95.188 ton bila dibandingkan triwulan-1 tahun lalu,” terang Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah.

Negara tujuan ekspor pada Maret ada sebanyak 31 negara, lima besar negara tujuan ekspor adalah Jepang (38,70%), China (9,03%), Brazil (8,66%), Turkey (7,56%) dan Canada (7,42%).

Masih menurut keterangan Edy, Ekspor karet Sumut ke Rusia bulan lalu berada pada urutan ke-18 dari 34 negara dengan volume 374 ton. Namun, pada bulan Maret tidak ada ekspor ke negara ini. Salah satu penyebabnya adalah karena kapal pengangkut karet berhenti beroperasi ke Rusia yang saat ini masih konflik dengan Ukraina. Walaupun tidak ada ekspor ke Rusia, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja ekspor.

Harga rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Maret mengalami penurunan 4,95 sen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 174,62 sen AS. Harga TSR20 pada perdagangan 7 April tercatat 173,4 sen atau turun 1,2 sen AS dibandingkan harga rata-rata Maret. Menurunnya harga karet dipicu adanya kekhawatiran menurunnya permintaan dari China karena negara ini lockdown lagi akibat meningkatnya kasus Covid-19. Kondisi gugur daun di Sumatera Utara mulai pulih, diharapkan produksi kebun karet semakin membaik.(mag-1/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah Januari dan Februari yang lalu kinerja ekspor karet Sumatera melemah karena penurunan volume yang tajam, akhirnya ekspor untuk pengapalan Maret memperlihatkan perbaikan. Volume ekspor Maret sebesar 33.882 ton atau naik 18,1% dari bulan sebelumnya.

Kenaikan ini seiring dengan naiknya demand dan semakin sedikitnya volume yang delay shipment (penundaan pengapalan). Adanya peningkatan demand berasal dari China, Brazil, dan Turkey. “Namun, bila dilihat secara total volume triwulan-1 tahun ini masih mengalami penurunan 4,97% menjadi 95.188 ton bila dibandingkan triwulan-1 tahun lalu,” terang Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah.

Negara tujuan ekspor pada Maret ada sebanyak 31 negara, lima besar negara tujuan ekspor adalah Jepang (38,70%), China (9,03%), Brazil (8,66%), Turkey (7,56%) dan Canada (7,42%).

Masih menurut keterangan Edy, Ekspor karet Sumut ke Rusia bulan lalu berada pada urutan ke-18 dari 34 negara dengan volume 374 ton. Namun, pada bulan Maret tidak ada ekspor ke negara ini. Salah satu penyebabnya adalah karena kapal pengangkut karet berhenti beroperasi ke Rusia yang saat ini masih konflik dengan Ukraina. Walaupun tidak ada ekspor ke Rusia, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja ekspor.

Harga rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Maret mengalami penurunan 4,95 sen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 174,62 sen AS. Harga TSR20 pada perdagangan 7 April tercatat 173,4 sen atau turun 1,2 sen AS dibandingkan harga rata-rata Maret. Menurunnya harga karet dipicu adanya kekhawatiran menurunnya permintaan dari China karena negara ini lockdown lagi akibat meningkatnya kasus Covid-19. Kondisi gugur daun di Sumatera Utara mulai pulih, diharapkan produksi kebun karet semakin membaik.(mag-1/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/