MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan memastikan, proses pengerjaan Revitalisasi Lapangan Merdeka Kota Medan tengah berlangsung. Saat ini, pengerjaan memasuki progres pekerjaan Tahap I yang meliputi pembongkaran seluruh bangunan, pemasangan bor pile, dan penggalian basement.
Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) juga memastikan, bahwa proses pengerjaan telah berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Hingga awal September ini, progres pengerjaan telah mencapai 6 persen.
“Saat ini pekerjaan di lapangan masih sesuai dengan schedule yang ada. Sampai dengan September ini, progresnya 6 perse. Memang ada deviasi 0,4 persen, tapi masih dalam ambang batas toleransi. Mungkin karena pengaruh hujan,” ucap Kepala Dinas PKPPR Kota Medan, Endar Sutan Lubis, Kamis (8/9).
Dikatakan Endar, sampai saat ini di Lapangan Merdeka Medan juga sudah dipasang bor pile di 127 titik. Setelah bor pile dipasang, kemudian lapangan tersebut akan digali, sekaligus untuk membuat basement.
“Tanah galiannya juga akan kita kirim ke lokasi rencana pembangunan Islamic Center di Martubung. Karena memang lahan pembangunan Islamic Center itu butuh timbunan. Jadi ada efisiensi, galian Lapangan Merdeka ini bisa mengurangi biaya penimbunan di lokasi pembangunan Islamic Center,” ujarnya.
Mantan Kadis Sosial Kota Medan ini menjelaskan, anggaran pekerjaan Tahap I Revitalisasi Lapangan Merdeka pada tahun 2022 ini bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumut.
“Yang sekarang ini, yang sedang kita kerjakan, sumber anggarannya dari Bantuan Keuangan Provinsi. Rinciannya untuk fisik Lapangan Merdeka sebesar Rp 93 miliar, manajemen konstruksi sebesar Rp2,5 miliar, dan juga relokasi toko buku sebesar lebih kurang Rp3,9 miliar,” katanya.
Dijelaskan Endar, Pada Tahap II, yakni pada tahun 2023 nanti, sisa dari total dana Revitalisasi Lapangan Merdeka sebesar Rp591 miliar, akan dialokasikan pada APBD Kota Medan.
“Saat ini sedang kita usulkan kepada DPRD Medan agar ditampung dalam APBD dengan skema multi years. Kita harapkan, pekerjaan revitalisasi Lapangan Merdeka Medan ini bisa selesai pada 2024,” terangnya.
Dipaparkan Endar, konsep Revitalisasi Lapangan Merdeka ini adalah mengembalikan kepada fungsi cagar budaya, ruang terbuka publik, dan ruang terbuka hijau. Sehingga, bangunan-bangunan yang selama ini ada disana harus ditiadakan. Tentunya untuk menerapkan konsep ini, Pemko Medan harus mempersiapkan sarana dan prasarananya.
“Tapi kita tidak memanfaatkan lahan di permukaan, kita bangun di bawah permukaan yang kita sebut dengan basement, supaya Lapangan Merdeka tetap berfungsi sebagai ruang terbuka hijau sekaligus cagar budaya dan juga sebagai ruang terbuka publik,” paparnya.
Dalam revitalisasi ini, sambung Endar, akan dibangun dua lantai basement. Di Basement I, akan dibangun kantor polisi, kantor pengelola kawasan cagar budaya, Museum Kota Medan, City Planning Gallery, area UMKM, area ritel, mushola, dan toilet umum, serta area parkir kendaraan roda dua dan empat.
“Di Basement II akan dibangun hall Pemko Medan, art gallery, auditorium, dan area parkir kendaraan roda dua dan roda empat. Nantinya, kedua basement ini aka dapat menampung 425 lot parkir roda empat dan 381 lot parkir roda dua,” sambungnya.
Ia melanjutkan, setelah direvitalisasi di permukaan, Lapangan Merdeka juga akan dibangun panggung rakyat, jogging track, lapangan olahraga dan fitness outdoor, skatepark, taman, area bermain anak, dan Tugu Proklamasi. Selain itu, sistem drainase juga telah direncanakan secara matang agar Lapangan Merdeka tidak menjadi tempat genangan air.
Nantinya, ada beberapa teknologi yang diterapkan di Lapangan Merdeka Medan, salah satunya dengan menggunakan sistem long storage dengan kapasitas lebih kurang 48 ribu meter kubik.
“Penataan drainase di Lapangan Merdeka juga terintegrasi dengan program penataan kota lama Kesawan. Artinya kedepannya kita harapkan, bukan hanya Lapangan Merdeka bebas dari genangan air, namun juga di kawasan kota lama Kesawan,” ungkapnya.
Trembesi dan Tugu Titik Nol
Endar juga menekankan, Revitalisasi Lapangan Merdeka ini tidak akan mengorbankan satu pohon trembesi pun yang ada di sana.
“Kemarin memang ada pekerjaan pembersihan di lapangan, itu adalah pohon-pohon yang ditanam belakangan. Tapi nanti akan ditanam lagi. Konsepnya juga tidak menanam dari kecil, tapi sudah yang besar-besar yang langsung yang di tanam di sana,” katanya.
Pohon-pohon yang ditanam belakangan itu, sebut Endar, ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
“Kalau pohon trembesi memang dari dulu sudah ada di sekitar Lapangan Merdeka. Satupun tidak ada yang terganggu. Tidak boleh,” tegasnya lagi.
Terkait Tugu Titik Nol, Endar mengatakan bahwa tugu tersebut akan dibangun ulang sesuai dengan bentuk aslinya. Dia menekankan, tugu itu tidak termasuk bangunan cagar budaya. Lagipula, tugu yang baru dibongkar itu juga tidak sesuai lagi dengan bentuk aslinya karena sudah diubah.
“Seingat saya tugu yang baru dibongkar itu dibangun dengan dana CSR Bank Sumut ketika periode Wali Kota, Bachtiar Djafar,” pungkasnya. (map)