Mereka yang Berprofesi Sebagai SPG
Perempuan dianggap memiliki daya tarik tersendiri dalam dunia bisnis. Untuk itulah keberadaan Sales Promotion Girl atau yang biasa disebut SPG memiliki peranan penting.
Dalam perusahaan, kecantikan para wanita ini dijadikan ujung tombak untuk mempromosikan produk yang dipasarkan. Dengan berpenampilan menarik, para SPG juga dituntut untuk menguasai materi produk.
Namun, kehidupan SPG masih sering dinilai negatif oleh sebagian orang. Dengan kostum yang serba mini serta penampilan seksi, tak jarang mereka juga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari para customer pria.
Seperti yang diakui tiga SPG cantik ini. Mereka adalah Natalie Queen, Putri dan Caroline Cazon. Ketiga SPG asal Jakarta ini baru beberapa bulan menetap di Kota Medan. Bersama sekitar 30 wanita cantik lainnya yang juga bekerja sebagai SPG, agency telah menyediakan mess dikawasan Jalan Pringgan Medan sebagai tempat tinggal.
“Namanya pekerjaan ya semua ada resikonya. Memang sih selama kita kerja, digangguin para cowok udah biasa. Ada yang minta nomor telpon lah, ada yang ngajak foto bareng, ada juga yang ngajak janjian, banyaklah. Memang nyebelin, tapi mau gimana lagi, namanya kita kerja, harus propesional.
Tergantung kita sendiri bagaimana menghadapi mereka,” ujar Natalie Queen wanita kelahiran 27 November 1991 ini saat ditemui pada acara Seperti yang terlihat saat pameran komputer di Medan International Convention Center (MICC). Wanita asal Jawa Barat ini mengaku sudah satu tahun menggeluti profesi sebagai SPG.
Berawal dari ajakan teman dan sebagai pengisi waktu luang. “Saat ini aku belum kuliah, aku pikir lebih baik nyari uang dulu. Keluarga dan pacar juga nggak ada masalah dengan pekerjaanku. Mereka mendukung selama itu masih wajar dan aku bisa jaga diri. Memang semua orang pasti ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik, tapi saat ini aku masih nyaman dengan kerja ku,” ucapnya.
Lain hal nya dengan Putri, wanita kelahiran 28 Juli 1992 ini mengawali pekerjaannya sebagai modelling. Karena ajakan dari sebuah agency, lalu Putri beralih sebagai SPG. “Kalau didunia modelling sejak tahun 2009 lalu. Dulu aku sempat kuliah, tapi menurutku lebih enak kerja dulu. Pernah juga jadi SPG di salah satu perusahaan rokok.
Memang sih, pekerjaan seperti ini banyak resikonya, banyak pandangan negatif yang kita alami. Para customer terutama yang pria juga suka gangguin. Kita nggak begitu tanggapin mereka, tapi kalau udah berani colek-colek, baru kita marah,” terangnya.
Menurutnya, kostum seksi yang biasanya dikenakan para SPG sudah disediakan dari perusahaan. “Memang pakaianya udah disiapin perusahaan. Risih juga, apalagi kalau pakaiannya terlalu terbuka. Tapi itu juga tergantung produk nya. Semua pekerjaan pasti ada resiko. Aku senang dengan pekerjaanku, apalagi bisa sekalian nambah teman,”tuturnya.
Sementara Caroline Cazon menambahkan pekerjaan yang digelutinya saat ini hanya untuk sementara. “Pengen ngumpulin uang dulu untuk keluarga. Selama uang yang kita peroleh halal, menurutku nggak jadi masalah.
Namanya juga cari uang. Kalau aku sih masih baru juga jadi SPG. Aku lebih milih nggak dikontrak, karena kalau pekerjaan yang namanya dikontrak banyak nggak enaknya alias ribet,” beber wanita kelahiran 12 Juli 1992 ini. (mag-11)