TAHUN ajaran baru 2012/2013 masih sekitar empat bulan lagi. Tapi, untuk sebagian kalangan, hari-hari ini sudah mulai pusing memikirkan biaya sekolah anak.
Untuk yang pendaftaran ulang kenaikan kelas, barangkali tidaklah seberapa. Tapi, untuk yang masuk jenjang lebih lebih, misal dari SMP ke SMA, atau SMA ke perguruang tinggi, pastilah orang tua harus merogoh kantong lebih dalam lagi.
Biasanya, ibu-ibu yang pusing memikirkan soal biaya sekolah anaknya. “Tapi yang pusing itu biasanya yang persiapannya kurang,” ujar Budi Rahardjo, konsultan keuangan keluarga dari One Consulting Financial, kepada koran ini di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, secara umum, ada dua type orang tua menghadapi pengeluaran untuk biaya sekolah anak. Pertama, type santai-santai saja. “Prinsipnya, nanti ya nanti,” kata Budi. Type kedua, orang tua yang mempersiapkan biaya sekolah anak jauh-jauh hari. Untuk type ini, biasanya tidak pusing mikirin biaya sekolah anak.
Menurut Budi, sebenarnya masalah biaya sekolah anak gampang diatasi jika ada persiapan sejak dini. “Karena pendaftaran anak sekolah sudah terjadwal, jenis sekolah juga sudah bisa ditentukan sejak awal, termasuk biayanya,” ulas alumni Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Sehingga, lanjutnya, orang tua bisa menyiapkan dana dengan menabung atau lewat asuransi pendidikan anak. Misalnya saja untuk masuk SMA butuh Rp6 juta, dipersipkan setahun saja, cukup menabung Rp500 ribu sebulan.
Untuk type santai, maka mendekati tahun ajaran baru, bakal pusing. Meski misalnya cuma butuh Rp6 juta, tapi pada bulan-bulan itu, Juni-Juli, banyak pengeluaran rumah tangga yang tidak bisa ditunda, seperti pajak rumah dan pajak penghasilan.
Belum lagi jika berbarengan dengan pajak kendaraan bermotor. Beban bertambah jika anak yang naik jenjang sekolah, tidak cuman satu. “Nah, tak mungkin kan orang tua bilang ke anak, “nak, sekolahnya ditunda dulu ya”,” kata Budi.
Nah, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan orang tua. Pertama, menguras tabungan yang ada. Kedua, kalau tabungan masih kurang, lari ke pegadaian atau kredit pendidikan.
Ketiga, berutang. Khusus yang berutang ini, Budi mengingatkan, orang tua harus cermat mempertimbangkan besaran bunga dan lamanya mencicil. “Saya sarankan, cicilan jangan sampai lebih lima bulan. Karena tahun depan harus bayar sekolah anak lagi,” pesannya.
Pesan lain, memilih sekolah juga harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan keluarga. Maksudnya, jangan cari sekolah yang biaya masuknya terlalu mahal. (sam)