29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Peremajaan Sawit Rakyat Pola Kemitraan Efektif Tingkatkan Produktivitas

RIAU, SUMUTPOS – Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) merupakan program Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, dengan cara mengganti tanaman tua atau tidak produktif dengan bibit baru yang lebih berkualitas. Pada pelaksanaannya, pemerintah mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi. Salah satu bentuk penerapan program PSR di lapangan adalah pola kemitraan yang melibatkan koperasi tani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Koperasi Sawit (Kopsa) Berkat Ridho Bersama yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan. Melalui pola ini, para petani bukan hanya disediakan bibit unggul untuk keperluan penanaman kembali (replanting), tetapi juga diberikan pendampingan teknis budi daya dan kepastian penyerapan hasil panen sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sejak melakukan replanting di tahun 2015, 2016, dan 2017 dengan total luas lahan 351,78 hektare, produktivitas Kopsa Berkat Ridho Bersama berubah signifikan. Hasil panen tandan buah segar (TBS) menunjukkan peningkatan dua kali lipat, dari yang semula berkisar 10 ton/hektare/tahun, menjadi 23,43 ton/hektare/tahun pada rata-rata usia tanaman 6 tahun. Diperkirakan, pada usia tanaman 10-20 tahun, potensi produksi dapat mencapai 30 ton/hektare/tahun.

Menurut Ketua Kopsa Berkat Ridho Bersama, H. Misdan, Program PSR dan pendampingan agronomi intensif yang diberikan kepada koperasinya berperan penting dalam peningkatan produktivitas lahan para petani. “Produktivitas lahan petani yang tergabung dalam program PSR pola kemitraan ini semakin membaik. Dulu cara pengelolaan lahan kami tak memenuhi standar agronomi sehingga hasil produksinya pun rendah,” ujar H. Misdan.

Program PSR pola kemitraan juga berlangsung di Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Para petani yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Faiz Mandiri melakukan replanting di lahan seluas 845,58 hektare yang prosesnya dimulai pada akhir tahun 2017.

Ali Mustain, salah satu petani yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan ini, merasakan perkembangan ekonomi yang signifikan.

“Sebelum ada PSR, di desa ini hanya ada sepeda sebagai alat transportasi. Kini semua pakai motor, berjejer di depan rumah dan di jalan. Tiap bulan, ada saja motor baru yang dibeli. Bahkan ada yang beli mobil. Wifi juga banyak terpasang di rumah-rumah warga. Ini bukti ada peningkatan kesejahteraan warga dari PSR ini,” ujarnya.Ia optimis bahwa potensi sektor perkebunan dapat menjadi tumpuan peningkatan kesejahteraan warga dan kemajuan desa.

Kopsa Berkat Ridho Bersama dan KSU Al-Faiz Mandiri merupakan dua di antara para mitra Sinar Mas Agribusiness and Food dalam implementasi program PSR. Perusahaan dan para mitranya telah melakukan program PSR di area tanam seluas 7.103 hektare. Area tanam itu tersebar di 5 provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Kementerian Pertanian memberi Anugerah Peremajaan Sawit Indonesia kepada Sinar Mas Agribusiness and Food, dengan predikat kontribusi terbesar dalam program PSR pola kemitraan.

Atas upayanya dalam menyukseskan program PSR, Kementerian Pertanian memberi Anugerah Peremajaan Sawit Indonesia kepada Sinar Mas Agribusiness and Food, dengan predikat kontribusi terbesar dalam program PSR pola kemitraan. Penghargaan tersebut diserahkan dalam Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional Tahun 2023, Senin (27/3/2023) lalu.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menilai Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai salah satu pihak yang menunjukkan komitmen serta konsistensi dalam pengembangan program PSR. Menurutnya, perusahaan telah melakukan upaya-upaya yang sejalan dengan visi Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional.

Andi menegaskan, program PSR merupakan momentum perbaikan tata kelola perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan, yang pada akhirnya berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat. Ia memandang bahwa PSR lebih dari sekadar pergantian tanaman, tetapi PSR perlu menciptakan inovasi, pengoptimalan sumber daya lahan, serta pemberdayaan petani.

“Saya mengajak kepada semua pihak untuk membangkitkan program PSR dan perbaikan tata kelola sawit. Diharapkan, sawit Indonesia yang berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multipihak, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing kelapa sawit Indonesia,” ujarnya.

Head of Strategic PSR Sinar Mas Agribusiness and Food, Dyah R. Citra Anggara, mengatakan pihaknya mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui program PSR pola kemitraan bersama para petani rakyat di sekitar area perusahaan. Sinar Mas Agribusiness and Food juga senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah, terkait program dan aturan PSR yang berlaku.

“Sinar Mas Agribusiness and Food berkomitmen mengembangkan program PSR, karena sesuai dengan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan. Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mendukung pemerintah dalam mencapai target PSR. Kami berharap program ini turut membantu para petani dalam meningkatkan kesejahteraan,” ungkapnya.

Citra menambahkan, upaya peningkatan kesejahteraan itu dioptimalkan dengan penyediaan bibit berkualitas tinggi dari Dami Mas, pendampingan budi daya yang baik (good agricultural practice), serta transfer teknologi dan mekanisasi. Menurutnya, Sinar Mas Agribusiness and Food terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menciptakan produk sawit Indonesia yang kian berkualitas dan mewujudkan peningkatan taraf ekonomi para petani. (rel)

RIAU, SUMUTPOS – Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) merupakan program Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, dengan cara mengganti tanaman tua atau tidak produktif dengan bibit baru yang lebih berkualitas. Pada pelaksanaannya, pemerintah mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi. Salah satu bentuk penerapan program PSR di lapangan adalah pola kemitraan yang melibatkan koperasi tani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Koperasi Sawit (Kopsa) Berkat Ridho Bersama yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan. Melalui pola ini, para petani bukan hanya disediakan bibit unggul untuk keperluan penanaman kembali (replanting), tetapi juga diberikan pendampingan teknis budi daya dan kepastian penyerapan hasil panen sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sejak melakukan replanting di tahun 2015, 2016, dan 2017 dengan total luas lahan 351,78 hektare, produktivitas Kopsa Berkat Ridho Bersama berubah signifikan. Hasil panen tandan buah segar (TBS) menunjukkan peningkatan dua kali lipat, dari yang semula berkisar 10 ton/hektare/tahun, menjadi 23,43 ton/hektare/tahun pada rata-rata usia tanaman 6 tahun. Diperkirakan, pada usia tanaman 10-20 tahun, potensi produksi dapat mencapai 30 ton/hektare/tahun.

Menurut Ketua Kopsa Berkat Ridho Bersama, H. Misdan, Program PSR dan pendampingan agronomi intensif yang diberikan kepada koperasinya berperan penting dalam peningkatan produktivitas lahan para petani. “Produktivitas lahan petani yang tergabung dalam program PSR pola kemitraan ini semakin membaik. Dulu cara pengelolaan lahan kami tak memenuhi standar agronomi sehingga hasil produksinya pun rendah,” ujar H. Misdan.

Program PSR pola kemitraan juga berlangsung di Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Para petani yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Faiz Mandiri melakukan replanting di lahan seluas 845,58 hektare yang prosesnya dimulai pada akhir tahun 2017.

Ali Mustain, salah satu petani yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan ini, merasakan perkembangan ekonomi yang signifikan.

“Sebelum ada PSR, di desa ini hanya ada sepeda sebagai alat transportasi. Kini semua pakai motor, berjejer di depan rumah dan di jalan. Tiap bulan, ada saja motor baru yang dibeli. Bahkan ada yang beli mobil. Wifi juga banyak terpasang di rumah-rumah warga. Ini bukti ada peningkatan kesejahteraan warga dari PSR ini,” ujarnya.Ia optimis bahwa potensi sektor perkebunan dapat menjadi tumpuan peningkatan kesejahteraan warga dan kemajuan desa.

Kopsa Berkat Ridho Bersama dan KSU Al-Faiz Mandiri merupakan dua di antara para mitra Sinar Mas Agribusiness and Food dalam implementasi program PSR. Perusahaan dan para mitranya telah melakukan program PSR di area tanam seluas 7.103 hektare. Area tanam itu tersebar di 5 provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Kementerian Pertanian memberi Anugerah Peremajaan Sawit Indonesia kepada Sinar Mas Agribusiness and Food, dengan predikat kontribusi terbesar dalam program PSR pola kemitraan.

Atas upayanya dalam menyukseskan program PSR, Kementerian Pertanian memberi Anugerah Peremajaan Sawit Indonesia kepada Sinar Mas Agribusiness and Food, dengan predikat kontribusi terbesar dalam program PSR pola kemitraan. Penghargaan tersebut diserahkan dalam Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional Tahun 2023, Senin (27/3/2023) lalu.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menilai Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai salah satu pihak yang menunjukkan komitmen serta konsistensi dalam pengembangan program PSR. Menurutnya, perusahaan telah melakukan upaya-upaya yang sejalan dengan visi Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional.

Andi menegaskan, program PSR merupakan momentum perbaikan tata kelola perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan, yang pada akhirnya berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat. Ia memandang bahwa PSR lebih dari sekadar pergantian tanaman, tetapi PSR perlu menciptakan inovasi, pengoptimalan sumber daya lahan, serta pemberdayaan petani.

“Saya mengajak kepada semua pihak untuk membangkitkan program PSR dan perbaikan tata kelola sawit. Diharapkan, sawit Indonesia yang berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multipihak, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing kelapa sawit Indonesia,” ujarnya.

Head of Strategic PSR Sinar Mas Agribusiness and Food, Dyah R. Citra Anggara, mengatakan pihaknya mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui program PSR pola kemitraan bersama para petani rakyat di sekitar area perusahaan. Sinar Mas Agribusiness and Food juga senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah, terkait program dan aturan PSR yang berlaku.

“Sinar Mas Agribusiness and Food berkomitmen mengembangkan program PSR, karena sesuai dengan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan. Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mendukung pemerintah dalam mencapai target PSR. Kami berharap program ini turut membantu para petani dalam meningkatkan kesejahteraan,” ungkapnya.

Citra menambahkan, upaya peningkatan kesejahteraan itu dioptimalkan dengan penyediaan bibit berkualitas tinggi dari Dami Mas, pendampingan budi daya yang baik (good agricultural practice), serta transfer teknologi dan mekanisasi. Menurutnya, Sinar Mas Agribusiness and Food terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menciptakan produk sawit Indonesia yang kian berkualitas dan mewujudkan peningkatan taraf ekonomi para petani. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/