MEDAN- Banyak rekor yang dihasilkan anak-anak PSMS setelah ditangani pelatih sementara Suharto AD. Dengan sisa dua pertandingan jelang paruh musim, PSMS kini bertengger di posisi 12 klasemen sementara ISL, dengan raihan 17 poin.
Yang paling diharapkan dari Suharto saat ini adalah anak-anak PSMS bisa menyelesaikan dengan baik paruh musim dengan mengoleksi poin penuh di dua laga sisa. Meladeni PSPS Pekanbaru (26/3) dan Persija Jakarta (30/3) di Stadion Teladan, sebaiknya Suharto jangan tergelincir. Pengalaman sebelumnya saat di tangani Raja Isa, membuat pelatih asal Malaysia itu didepak.
“Kita akan berusaha semaksimal mungkin. Dengan dukungan penuh dari masyarakat Medan, akan memberikan kekuatan dan semangat tersendiri. Dan satu prinsip yang terus saya pegang, yakni tim sekuat apa pun pasti ada kelemahannya. Dan di Stadion Teladan tak ada yang tak bisa kita kalahkan,” tegasnya, Selasa (13/3).
Mengilas balik, usai dipecundangi Persegres Gresik 0-1 di Stadion Teladan 2 Februari lalu, pelatih kepala PSMS terdahulu Raja Isa langsung diputuskan manajemen untuk didepak. Maklum, di tangan Raja Isa, PSMS terus berkutat di papan bawah klasemen. Ditambah kekalahan dengan Persegres, membuat masyarakat Medan murka.
Dari delapan pertandingan di bawah asuhannya, PSMS hanya bisa menghasilkan tujuh poin dari sekali menang dan draw empat kali. Sisanya PSMS harus menderita kekalahan. Tentu yang paling tak bisa diterima pendukung PSMS dan masyarakat Medan adalah kekalahan di Stadion Teladan. Hal itu menjadi kesalahan fatal baginya sebagai arsitek tim berjuluk Ayam Kinantan itu.
Karir Raja Isa di PSMS dipastikan hanya sampai pertandingan kedelapan itu. Sisanya ditangani Suharto yang notabene sebelumnya adalah asisten pelatih. Memang tak dinyana, dengan tangan dingin Suharto kini PSMS sudah menjadi momok bagi tim lawan, baik di kandang maupun pada laga tandang.
Dengan racikan 4-4-2, Suharto seolah membangkitkan PSMS dari keterpurukan. Pertandingan perdana di tangannya, menjadi kemenangan terbesar pertama bagi PSMS. Anak-anak asuhannya berhasil membantai Persiba Balikpapan di Stadion Teladan dengan skor 4-1 pada 6 Februari lalu.
Hasil tersebut menjadi awal anak-anak PSMS meraih kemenangan demi kemenangan. Puncaknya, PSMS bisa mempecundangi Deltras FC Sidoarjo di Stadion Gelora Delta 3 Maret lalu dengan skor tipis 0-1. Atas kemenangan ini, untuk pertama kalinya pula PSMS bertengger di jajaran tim 10 besar terbaik ISL.
Namun, bermain total membuat banyak pemain inti dibekap cedera dan akumulasi kartu kuning. Alhasil, pada pertandingan berikutnya melawat ke Stadion Barnabas Youwe kandang Persidafon FC Dafonsoro, 7 Maret lalu, membuat PSMS bermain pincang. PSMS membukukan rekor kekalahan terbesar pertamanya yakni 4-1.
Namun, jika direkap, prestasi Suharto masih jauh lebih baik dari Raja Isa. Dari tujuh pertandingan yang dikawalnya, PSMS bisa meraih tiga kemenangan, sekali seri dan kalah tiga kali.
“Hasil yang kita capai saat ini tak terlepas dari dukungan masyarakat Medan. Itu selalu jadi semangat awal sebelum anak-anak turun dan tampil baik di lapangan,” tandas Suharto.(saz)