26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bantu Pemulihan Anak Korban Cabul, Polres Labuhanbatu Bentuk Satgas Trauma Healing

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Polres Labuhanbatu membentuk satuan tugas (satgas) trauma healing untuk membantu pemulihan anak-anak yang menjadi korban pencabulan. Satgas trauma healing ini terdiri dari 12 orang petugas yang nantinya melakukan serangkaian tindakan efektif mengatasi trauma dengan memberikan bantuan berupa penyembuhan gangguan psikologis.

“Misalnya, seperti kecemasan, panik, hilangnya rasa percaya diri dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi mental yang dimiliki individu,” kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP James H Hutajulu didampingi Kasat Reskrim, AKP Rusdi Marzuki dan Kasubsi PID M Iptu Arwin SH usai pembentukan, Kamis (1/6/2023)

Kapolres Labuhanbatu berkeinginan, Satgas Trauma Healing ini dapat mewujudkannya dengan cara memberikan hiburan kepada warga setempat, khususnya anak-anak agar trauma pasca peristiwa yang dialami, dapat terobati hingga tidak merasa takut beraktivitas secara normal. Selain itu, juga bertujuan mengembalikan keceriaan anak-anak. Sehingga, apa yang telah dialami sebelumnya, menjadi terlupakan. Sebab, korban memungkinkan akan menjalani masa sulit akibat tertimpa musibah.

“Korban biasanya cenderung akan dihantui rasa cemas berlebihan, apabila bencana tersebut datang kembali. Nah, satgas dapat menjadi langkah rehabilitasi bagi korban untuk menyembuhkan diri dari tragedi memilukan,” Ungkap AKBP James

Ke depannya, sambung Kapolres, Satgas Trauma Healing yang baru saja dibentuk oleh Polres Labuhanbatu ini, mampu mengalihkan pikiran buruk terhadap bencana agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Lebih jauh dipaparkannya, pembentukan Satgas Trauma Healing dilaksanakan di lobby Polres Labuhanbatu dihadiri OPD Pemkab Labura terkait dan personel kepolisian setempat.

Diketahui sebelumnya, dua peristiwa kekerasan dan pencabulan dialami puluhan pelajar di Labura, misalnya dengan pelaku oknum kepala sekolah MDTA yang telah 22 kali mencabuli 9 anak pelajar serta oknum guru yang juga pengasuh di SMP-IT Kecamatan Kualuh Selatan telah 37 kali mencabuli 12 pelajar. (fdh/adz)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Polres Labuhanbatu membentuk satuan tugas (satgas) trauma healing untuk membantu pemulihan anak-anak yang menjadi korban pencabulan. Satgas trauma healing ini terdiri dari 12 orang petugas yang nantinya melakukan serangkaian tindakan efektif mengatasi trauma dengan memberikan bantuan berupa penyembuhan gangguan psikologis.

“Misalnya, seperti kecemasan, panik, hilangnya rasa percaya diri dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi mental yang dimiliki individu,” kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP James H Hutajulu didampingi Kasat Reskrim, AKP Rusdi Marzuki dan Kasubsi PID M Iptu Arwin SH usai pembentukan, Kamis (1/6/2023)

Kapolres Labuhanbatu berkeinginan, Satgas Trauma Healing ini dapat mewujudkannya dengan cara memberikan hiburan kepada warga setempat, khususnya anak-anak agar trauma pasca peristiwa yang dialami, dapat terobati hingga tidak merasa takut beraktivitas secara normal. Selain itu, juga bertujuan mengembalikan keceriaan anak-anak. Sehingga, apa yang telah dialami sebelumnya, menjadi terlupakan. Sebab, korban memungkinkan akan menjalani masa sulit akibat tertimpa musibah.

“Korban biasanya cenderung akan dihantui rasa cemas berlebihan, apabila bencana tersebut datang kembali. Nah, satgas dapat menjadi langkah rehabilitasi bagi korban untuk menyembuhkan diri dari tragedi memilukan,” Ungkap AKBP James

Ke depannya, sambung Kapolres, Satgas Trauma Healing yang baru saja dibentuk oleh Polres Labuhanbatu ini, mampu mengalihkan pikiran buruk terhadap bencana agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Lebih jauh dipaparkannya, pembentukan Satgas Trauma Healing dilaksanakan di lobby Polres Labuhanbatu dihadiri OPD Pemkab Labura terkait dan personel kepolisian setempat.

Diketahui sebelumnya, dua peristiwa kekerasan dan pencabulan dialami puluhan pelajar di Labura, misalnya dengan pelaku oknum kepala sekolah MDTA yang telah 22 kali mencabuli 9 anak pelajar serta oknum guru yang juga pengasuh di SMP-IT Kecamatan Kualuh Selatan telah 37 kali mencabuli 12 pelajar. (fdh/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/