CHICAGO – Anugerah MVP (Most Valuable Player) NBA musim 2010-2011 makin mengarah pada Derrick Rose. Point guard Chicago Bulls itu makin menunjukkan kualitas sebagai seorang superstar menjelang akhir musim reguler. Tak sekadar menjadi motor bagi timnya, dia juga menjadi penentu kemenangan Bulls.
Beberapa hari lalu, pelatih Orlando Magic, salah satu tim pesaing Bulls di wilayah timur, Stan Van Gundy, mengatakan Rose sudah menjadi MVP pilihan media. Pendapat itu juga diamini oleh Patrick Ewing, yang menjabat sebagai asisten pelatih Magic. Pengumuman MVP dilakukan 14 April dari suara yang diambil dari penulis dan penyiar olahraga yang sudah dipilih NBA.
Bukti demi bukti sudah diberikan Rose. Termasuk dalam laga kemarin (26/3) WIB saat Bulls menjamu Memphis Grizzlies di United Center. Rose membawa timnya meraih kemenangan 99-96 yang melanggengkan Bulls di posisi puncak klasemen wilayah timur.
Total, dia menyumbangkan 24 poin, tujuh rebound dan tujuh assist. Rose mencetak tujuh poin terakhir Bulls di kemenangan tersebut, di antaranya dua free throw yang membuat Bulls unggul di 2,5 menit terakhir. Kemudian, dia melakukan drive mengelabui Tony Allen dan mencetak poin melewati Marc Gasol saat laga menyisakan sepuluh detik.
Dua poin terakhir kembali berasal dari free throw. Sorakan “MVP! MVP!” makin ramai di United Center. Satu hal yang juga disepakati oleh Zach Randolph, power forward Grizzlies.
“MVP. Dia (Rose) adalah MVP (pilihan) saya,” ucap Randolph yang menjadi pencetak skor tertinggi bagi Grizzlies dengan 16 poin.
Bulls pun meraih kemenangan kesebelas dari 12 laga terakhir. Mereka juga memperpanjang rekor kemenangan beruntun di kandangnya menjadi 14 kali beruntun. Satu hal yang paling penting, mereka tetap di puncak, dengan unggul dua game dari Boston Celtics.
“Kami harus berpikir tak lagi ada jarak sekarang. Kami harus terus berusaha memenangkan setiap laga tersisa. Bahkan jika hanya dengan keunggulan satu atau dua poin, kami harus mengambilnya,” seru Rose.
Bulls memiliki rekor menang kalah 52-19, sementara Celtics 50-21. Mantapnya posisi Bulls di puncak wilayah timur tak lepas dari kekalahan yang didapatkan Celtics di kandang sendiri. Celtics menyerah pada Charlotte Bobcats dengan 81-83.
Celtics kehilangan keunggulan justru di akhir laga. Keunggulan 13 poin di kuarter ketiga terhapus dengan penampilan buruk di kuarter terakhir. Hal itu membuat pelatih Celtics Doc Rivers jadi uring-uringan seusai laga.
“Cara kami bermain membuat saya terkejut. Sikap bertandinga kami mengejutkan saya,” ujar Rivers. “Saya pikir, kami jadi sangat, sangat egois. Semuanya terjadi karena kami berusaha bermain individu, bukannya memperlihatkan bagaimana sebuah tim bermain,” lanjutnya. (ady/diq)