26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Besok, 2 Juta Jamaah Wukuf di Arafah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misi pemberangkatan jamaah haji musim 2023 sudah selesai. Ditutup dengan pendaratan dua kloter dari embarkasi Surabaya dan satu kloter dari Batam di Bandara Jeddah pada Sabtu (24/6). Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan, serapan kuota haji tahun ini nyaris 100 persen. Persisnya di angka 99,6 persen.

“Dari total kuota nasional 229.000 jamaah, realisasi penyerapannya mencapai 228.093 jamaah,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief di Makkah kemarin (24/6). Seperti diketahui, selain kuota dasar 221 ribu, tahun ini Indonesia mendapat tambahan kuota sebanyak delapan ribu.

Hilman mengatakan, kuota dasar sebanyak 221 ribu kursi berhasil terserap 100 persen. Baik itu kuota haji reguler maupun haji khusus. Sedangkan untuk kuota tambahan, jatah haji reguler 7.360 kursi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.820 jamaah sudah tervisa. Lalu, ada 358 jamaah reguler kuota tambahan yang sudah tervisa, namun membatalkan pemberangkatannya dengan beragam alasan.

Menurut Hilman, waktu yang tersedia untuk pengisian kuota tambahan tidak banyak. Arab Saudi baru menyampaikan keputusan kuota tambahan pada 7 Mei. Sedangkan proses pemberangkatan jamaah haji reguler berjalan sejak 24 Mei. “Waktu yang tersedia sangat mepet. Tapi, kita terus berusaha,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid mengatakan, proses kedatangan jamaah di Makkah sudah selesai pada 24 Juni. Baik itu kedatangan jamaah dari Madinah maupun dari Jeddah. Fase pemberangkatan jamaah haji berjalan sejak 24 Juni lalu. Diawali dari pemberangkatan gelombang pertama dengan rute Indonesia menuju Madinah, disusul gelombang kedua dengan rute Indonesia menuju Jeddah.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag itu mengatakan, Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada 19 Juni. Dengan demikian, pelaksanaan wukuf di Arafah (9 Zulhijjah) jatuh pada Selasa (27/6) besok. Tahun ini jumlah jamaah haji dari seluruh penjuru dunia diperkirakan lebih dari dua juta jamaah.

Jamaah yang baru mendarat 24 Juni langsung menjalani umrah wajib. Mereka kemudian diminta beristirahat dan beraktivitas atau beribadah di hotel saja. Pasalnya, mulai hari ini (26/6) secara bertahap jamaah diberangkatkan menuju ke Arafah. Setelah selesai wukuf, pada 27 Juni pukul 19.00 malam waktu setempat, jamaah mulai diberangkatkan menuju ke Muzdalifah. Proses pemberangkatan menuju Mudzalifah berjalan sampai dini hari pukul 01.00 waktu Saudi.

Prosesi berikutnya, jamaah diberangkatkan dari Mudzalifah menuju ke Mina pada 27 Juni pukul 23.40 sampai dengan 28 Juni pukul 09.00 waktu setempat. Setibanya di Mina, jamaah menjalani rangkaian mabit dan melempar jumrah.

Sementara itu, Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin mengatakan, kesiapan layanan jamaah di Arafah, Mudzalifah, dan Mina sudah dicek secara langsung oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Dia menambahkan, untuk menuju kemabruran haji, setidaknya ada empat bekal yang harus diperhatikan jamaah. Yaitu, niat yang ikhlas dan ketaqwaan. Kemudian, bekal biaya haji yang halal. Ketiga, melaksanakan rukun, wajib, dan sunah haji serta meninggalkan segala larangannya. Bekal yang keempat adalah menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. “Khususnya rofats (perkataan kotor), fusuq (berbuat kotor), dan jidal (berkelahi). Jamaah dianjurkan memperbanyak zikir dan berdoa supaya hajinya diterima atau menjadi haji mabrur,” katanya.

5 CJH Ditolak Masuk Saudi

Sementara, lima calon jamaah haji (CJH) Indonesia ditolak masuk Saudi lantaran masuk daftar cekal. Penolakan itu terjadi setelah kelimanya sampai di bandara Arab Saudi. Mereka langsung dipulangkan ke Tanah Air.

Konjen RI Jeddah Eko Hartono mengatakan, saat tiba di bandara, lima jamaah tersebut menjalani pengecekan imigrasi. Dari sana diketahui, mereka masih masuk dalam daftar cekal. Mereka pernah mengalami kasus dideportasi sebelumnya. “Yang bersangkutan langsung dipulangkan, dicarikan pesawat kembali ke Tanah Air. Tidak sempat masuk ke sini (Makkah, Red),” ujarnya, kemarin (24/6).

Saat berangkat, lima jamaah itu memang sudah mengantongi visa haji yang didapat dari pendaftaran aplikasi e-Hajj. Namun, sistem di imigrasi Saudi belum terhubung dengan penerbitan visa di aplikasi e-Hajj. Karena itulah, meski masuk dalam daftar cekal, saat mengurus melalui aplikasi, mereka tetap mendapatkan visa.

Hal itu juga dialami oleh jamaah umrah yang dipulangkan setelah tiba di Saudi. “Meskipun mereka sudah membayar ke travel dan mendapatkan visa sejak sebelum tiba,” terangnya.

Eko menjelaskan, sebelum 2021, masa cekal Arab Saudi selama lima tahun. Setelah pandemi, pencekalan diperpanjang menjadi 10 tahun. Menurut dia, bisa jadi jamaah yang tercekal belum update kebijakan terbaru masa pencekalan. “Merasa sudah lima tahun, akhirnya berangkat. Sampai sini masih terhitung dicekal karena 10 tahun,” ucapnya.

Ada perbedaan kebijakan cekal sebelum dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi, calon jamaah yang dicekal masih diizinkan menyelesaikan haji dan umrah. Setelah itu, langsung diminta kembali ke tanah air. “Misalnya yang haji, setelah di Arafah langsung diminta pulang. Jadi, tidak boleh berlama-lama di sini (Arab, Red),” ujarnya.

Namun, kebijakan terbaru, calon jamaah yang masuk daftar cekal langsung diminta kembali setiba di bandara tanpa diizinkan berhaji dan umrah.

Pada bagian lain, proses pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun 2023 telah berakhir. Sebanyak 165 jamaah yang tergabung dalam kloter 34 asal embarkasi Batam (BTH) menjadi kloter terakhir yang mendarat di Jeddah, kemarin (24/6). Mereka diberangkatkan melalui kuota tambahan.

Rona bahagia terlihat dari wajah Wahyu Hidayati, warga Merangin, Jambi, setiba di Hotel Syafayir al Hayaa, Makkah. Persiapan yang dilakukan Wahyu hingga tiba di Tanah Suci sekitar sebulan. “Dikabari akhir Mei, terasa dadakan. Alhamdulillah sudah sampai. Seharusnya berangkat tahun depan,” ungkapnya.

Ketua Kloter 34 Muhsin mengatakan, kloternya berangkat dari asrama haji Jumat (23/6) siang dan malamnya pukul 19.00 langsung terbang. “Alhamdulillah perjalanan aman, lancar. Sampai Jeddah pukul 03.45,” katanya.

Dia dan jamaahnya sudah mengenakan kain ihram sejak dari asrama haji. Di kloter 34 BTH terdapat satu orang jamaah berusia 80 tahun dan tiga orang berkursi roda. Menurut dia, jamaah rata-rata baru masuk dalam kuota tambahan sebulan terakhir.

Kepala Sektor 4 Daerah Kerja Makkah Haris Fadillah mengatakan, jamaah akan melaksanakan umrah qudum. Karena bus Sholawat sudah berhenti beroperasi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan bidang transportasi untuk memfasilitasi pemberangkatan jamaah ke Masjidilharam.

Hari menambahkan, jamaah diminta untuk istirahat dulu sebelum melanjutkan umrah. “Kalau sudah pulih dan fresh, baru berangkat umrah wajib. Biar kondisinya terjaga,” jelasnya.

Hingga closing date, total ada 558 kloter dengan jumlah 209.782 jamaah haji reguler telah tiba di Tanah Suci. Perinciannya, 276 kloter dengan 103.809 jamaah mendarat di Bandara Madinah, sementara 282 kloter dengan 105.973 jamaah mendarat di Bandara Jeddah. (wan/lyn/c17/fal/jpg)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misi pemberangkatan jamaah haji musim 2023 sudah selesai. Ditutup dengan pendaratan dua kloter dari embarkasi Surabaya dan satu kloter dari Batam di Bandara Jeddah pada Sabtu (24/6). Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan, serapan kuota haji tahun ini nyaris 100 persen. Persisnya di angka 99,6 persen.

“Dari total kuota nasional 229.000 jamaah, realisasi penyerapannya mencapai 228.093 jamaah,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief di Makkah kemarin (24/6). Seperti diketahui, selain kuota dasar 221 ribu, tahun ini Indonesia mendapat tambahan kuota sebanyak delapan ribu.

Hilman mengatakan, kuota dasar sebanyak 221 ribu kursi berhasil terserap 100 persen. Baik itu kuota haji reguler maupun haji khusus. Sedangkan untuk kuota tambahan, jatah haji reguler 7.360 kursi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.820 jamaah sudah tervisa. Lalu, ada 358 jamaah reguler kuota tambahan yang sudah tervisa, namun membatalkan pemberangkatannya dengan beragam alasan.

Menurut Hilman, waktu yang tersedia untuk pengisian kuota tambahan tidak banyak. Arab Saudi baru menyampaikan keputusan kuota tambahan pada 7 Mei. Sedangkan proses pemberangkatan jamaah haji reguler berjalan sejak 24 Mei. “Waktu yang tersedia sangat mepet. Tapi, kita terus berusaha,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid mengatakan, proses kedatangan jamaah di Makkah sudah selesai pada 24 Juni. Baik itu kedatangan jamaah dari Madinah maupun dari Jeddah. Fase pemberangkatan jamaah haji berjalan sejak 24 Juni lalu. Diawali dari pemberangkatan gelombang pertama dengan rute Indonesia menuju Madinah, disusul gelombang kedua dengan rute Indonesia menuju Jeddah.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag itu mengatakan, Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada 19 Juni. Dengan demikian, pelaksanaan wukuf di Arafah (9 Zulhijjah) jatuh pada Selasa (27/6) besok. Tahun ini jumlah jamaah haji dari seluruh penjuru dunia diperkirakan lebih dari dua juta jamaah.

Jamaah yang baru mendarat 24 Juni langsung menjalani umrah wajib. Mereka kemudian diminta beristirahat dan beraktivitas atau beribadah di hotel saja. Pasalnya, mulai hari ini (26/6) secara bertahap jamaah diberangkatkan menuju ke Arafah. Setelah selesai wukuf, pada 27 Juni pukul 19.00 malam waktu setempat, jamaah mulai diberangkatkan menuju ke Muzdalifah. Proses pemberangkatan menuju Mudzalifah berjalan sampai dini hari pukul 01.00 waktu Saudi.

Prosesi berikutnya, jamaah diberangkatkan dari Mudzalifah menuju ke Mina pada 27 Juni pukul 23.40 sampai dengan 28 Juni pukul 09.00 waktu setempat. Setibanya di Mina, jamaah menjalani rangkaian mabit dan melempar jumrah.

Sementara itu, Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin mengatakan, kesiapan layanan jamaah di Arafah, Mudzalifah, dan Mina sudah dicek secara langsung oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Dia menambahkan, untuk menuju kemabruran haji, setidaknya ada empat bekal yang harus diperhatikan jamaah. Yaitu, niat yang ikhlas dan ketaqwaan. Kemudian, bekal biaya haji yang halal. Ketiga, melaksanakan rukun, wajib, dan sunah haji serta meninggalkan segala larangannya. Bekal yang keempat adalah menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. “Khususnya rofats (perkataan kotor), fusuq (berbuat kotor), dan jidal (berkelahi). Jamaah dianjurkan memperbanyak zikir dan berdoa supaya hajinya diterima atau menjadi haji mabrur,” katanya.

5 CJH Ditolak Masuk Saudi

Sementara, lima calon jamaah haji (CJH) Indonesia ditolak masuk Saudi lantaran masuk daftar cekal. Penolakan itu terjadi setelah kelimanya sampai di bandara Arab Saudi. Mereka langsung dipulangkan ke Tanah Air.

Konjen RI Jeddah Eko Hartono mengatakan, saat tiba di bandara, lima jamaah tersebut menjalani pengecekan imigrasi. Dari sana diketahui, mereka masih masuk dalam daftar cekal. Mereka pernah mengalami kasus dideportasi sebelumnya. “Yang bersangkutan langsung dipulangkan, dicarikan pesawat kembali ke Tanah Air. Tidak sempat masuk ke sini (Makkah, Red),” ujarnya, kemarin (24/6).

Saat berangkat, lima jamaah itu memang sudah mengantongi visa haji yang didapat dari pendaftaran aplikasi e-Hajj. Namun, sistem di imigrasi Saudi belum terhubung dengan penerbitan visa di aplikasi e-Hajj. Karena itulah, meski masuk dalam daftar cekal, saat mengurus melalui aplikasi, mereka tetap mendapatkan visa.

Hal itu juga dialami oleh jamaah umrah yang dipulangkan setelah tiba di Saudi. “Meskipun mereka sudah membayar ke travel dan mendapatkan visa sejak sebelum tiba,” terangnya.

Eko menjelaskan, sebelum 2021, masa cekal Arab Saudi selama lima tahun. Setelah pandemi, pencekalan diperpanjang menjadi 10 tahun. Menurut dia, bisa jadi jamaah yang tercekal belum update kebijakan terbaru masa pencekalan. “Merasa sudah lima tahun, akhirnya berangkat. Sampai sini masih terhitung dicekal karena 10 tahun,” ucapnya.

Ada perbedaan kebijakan cekal sebelum dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi, calon jamaah yang dicekal masih diizinkan menyelesaikan haji dan umrah. Setelah itu, langsung diminta kembali ke tanah air. “Misalnya yang haji, setelah di Arafah langsung diminta pulang. Jadi, tidak boleh berlama-lama di sini (Arab, Red),” ujarnya.

Namun, kebijakan terbaru, calon jamaah yang masuk daftar cekal langsung diminta kembali setiba di bandara tanpa diizinkan berhaji dan umrah.

Pada bagian lain, proses pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun 2023 telah berakhir. Sebanyak 165 jamaah yang tergabung dalam kloter 34 asal embarkasi Batam (BTH) menjadi kloter terakhir yang mendarat di Jeddah, kemarin (24/6). Mereka diberangkatkan melalui kuota tambahan.

Rona bahagia terlihat dari wajah Wahyu Hidayati, warga Merangin, Jambi, setiba di Hotel Syafayir al Hayaa, Makkah. Persiapan yang dilakukan Wahyu hingga tiba di Tanah Suci sekitar sebulan. “Dikabari akhir Mei, terasa dadakan. Alhamdulillah sudah sampai. Seharusnya berangkat tahun depan,” ungkapnya.

Ketua Kloter 34 Muhsin mengatakan, kloternya berangkat dari asrama haji Jumat (23/6) siang dan malamnya pukul 19.00 langsung terbang. “Alhamdulillah perjalanan aman, lancar. Sampai Jeddah pukul 03.45,” katanya.

Dia dan jamaahnya sudah mengenakan kain ihram sejak dari asrama haji. Di kloter 34 BTH terdapat satu orang jamaah berusia 80 tahun dan tiga orang berkursi roda. Menurut dia, jamaah rata-rata baru masuk dalam kuota tambahan sebulan terakhir.

Kepala Sektor 4 Daerah Kerja Makkah Haris Fadillah mengatakan, jamaah akan melaksanakan umrah qudum. Karena bus Sholawat sudah berhenti beroperasi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan bidang transportasi untuk memfasilitasi pemberangkatan jamaah ke Masjidilharam.

Hari menambahkan, jamaah diminta untuk istirahat dulu sebelum melanjutkan umrah. “Kalau sudah pulih dan fresh, baru berangkat umrah wajib. Biar kondisinya terjaga,” jelasnya.

Hingga closing date, total ada 558 kloter dengan jumlah 209.782 jamaah haji reguler telah tiba di Tanah Suci. Perinciannya, 276 kloter dengan 103.809 jamaah mendarat di Bandara Madinah, sementara 282 kloter dengan 105.973 jamaah mendarat di Bandara Jeddah. (wan/lyn/c17/fal/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/