27 C
Medan
Thursday, December 12, 2024
spot_img

Pimpinan DPRD Medan Ingatkan Guru dan Orangtua Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Anak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pimpinan DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Rajudin Sagala S.PdI, mengingatkan setiap guru di Kota Medan untuk meningkatkan pendidikan agama kepada seluruh siswanya. Sebab hanya dengan ilmu agama yang baik, karakter para pemuda dapat dibentuk menjadi generasi yang berakhlak mulia.

Hal itu ditegaskan H. Rajudin Sagala, menyikapi fenomena 14 orang anak remaja di Kota Medan yang terjangkit penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa penyakit sifilis (raja singa) periode Januari – Oktober 2024.

“Intinya, semua hal yang buruk dapat dicegah dengan dasar agama yang baik. Untuk itu, guru harus lebih meningkatkan pemahaman agama kepada seluruh siswanya. Agama apapun itu, tanamkan baik-baik kepada seluruh siswa agar mereka punya akhlak yang baik,” ucap Rajudin Sagala kepada Sumut Pos, Jumat (6/12/2024).

Dikatakan Wakil Ketua DPRD Medan itu, saat ini banyak generasi muda yang mengalami krisis moral. Sementara, kondisi itu hanya bisa diatasi dengan ilmu agama yang baik.

“Akibat krisis moral tersebut, banyak yang melakukan seks bebas, seks yang tidak halal dan mengakibatkan munculnya berbagai pelanggaran, khususnya dalam syariah islam,” ujarnya.

Tak cuma melanggar norma agama, krisis moral yang berujung pada prilaku seks bebas tersebut juga berdampak pada penyebaran penyakit infeksi menular seksual.

“Bukan hanya sifilis, namun penyakit HIV/AIDS juga muncul karena perilaku yang jauh dari norma-norma agama tersebut. Sayangnya, saat ini anak-anak remaja sudah ikut terjerumus kepada perilaku-perilaku tersebut,” katanya.

Oleh sebab itu, tak hanya guru di sekolah, Rajudin juga meminta kepada setiap orangtua untuk turut memberikan pemahaman agama yang baik serta melakukan pengawasan yang ketat kepada anak-anaknya.

“Peran orangtua disini sangat besar. Sebab, pendidikan yang utama itu ada di rumah, di keluarga. Mari setiap orangtua, perhatikan anak-anak kita. Jangan sampai mereka terjerumus kepada perilaku seks bebas, narkoba, dan semua tindakan yang melanggar norma-norma agama,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinkes Medan mencatat ada 14 kasus remaja rentang usia 15-18 tahun terkena penyakit sifilis di Kota Medan. Kasus 14 orang ini berasal dari hubungan sesama jenis.

“Jumlah penderita sifilis anak di Kota Medan tahun 2024 mulai Januari-Oktober adalah 14 kasus dengan rata-rata usia 15-18 tahun. Semua dari kelompok populasi LSL yang merupakan salah satu populasi perilaku beresiko,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Pocut Fatimah Fitri, Selasa (3/12/2024) lalu.(map/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pimpinan DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Rajudin Sagala S.PdI, mengingatkan setiap guru di Kota Medan untuk meningkatkan pendidikan agama kepada seluruh siswanya. Sebab hanya dengan ilmu agama yang baik, karakter para pemuda dapat dibentuk menjadi generasi yang berakhlak mulia.

Hal itu ditegaskan H. Rajudin Sagala, menyikapi fenomena 14 orang anak remaja di Kota Medan yang terjangkit penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa penyakit sifilis (raja singa) periode Januari – Oktober 2024.

“Intinya, semua hal yang buruk dapat dicegah dengan dasar agama yang baik. Untuk itu, guru harus lebih meningkatkan pemahaman agama kepada seluruh siswanya. Agama apapun itu, tanamkan baik-baik kepada seluruh siswa agar mereka punya akhlak yang baik,” ucap Rajudin Sagala kepada Sumut Pos, Jumat (6/12/2024).

Dikatakan Wakil Ketua DPRD Medan itu, saat ini banyak generasi muda yang mengalami krisis moral. Sementara, kondisi itu hanya bisa diatasi dengan ilmu agama yang baik.

“Akibat krisis moral tersebut, banyak yang melakukan seks bebas, seks yang tidak halal dan mengakibatkan munculnya berbagai pelanggaran, khususnya dalam syariah islam,” ujarnya.

Tak cuma melanggar norma agama, krisis moral yang berujung pada prilaku seks bebas tersebut juga berdampak pada penyebaran penyakit infeksi menular seksual.

“Bukan hanya sifilis, namun penyakit HIV/AIDS juga muncul karena perilaku yang jauh dari norma-norma agama tersebut. Sayangnya, saat ini anak-anak remaja sudah ikut terjerumus kepada perilaku-perilaku tersebut,” katanya.

Oleh sebab itu, tak hanya guru di sekolah, Rajudin juga meminta kepada setiap orangtua untuk turut memberikan pemahaman agama yang baik serta melakukan pengawasan yang ketat kepada anak-anaknya.

“Peran orangtua disini sangat besar. Sebab, pendidikan yang utama itu ada di rumah, di keluarga. Mari setiap orangtua, perhatikan anak-anak kita. Jangan sampai mereka terjerumus kepada perilaku seks bebas, narkoba, dan semua tindakan yang melanggar norma-norma agama,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinkes Medan mencatat ada 14 kasus remaja rentang usia 15-18 tahun terkena penyakit sifilis di Kota Medan. Kasus 14 orang ini berasal dari hubungan sesama jenis.

“Jumlah penderita sifilis anak di Kota Medan tahun 2024 mulai Januari-Oktober adalah 14 kasus dengan rata-rata usia 15-18 tahun. Semua dari kelompok populasi LSL yang merupakan salah satu populasi perilaku beresiko,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Pocut Fatimah Fitri, Selasa (3/12/2024) lalu.(map/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/