28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

8 Staf PBB Tewas dan 2 Dipenggal

AFGHAN CITY – Aksi unjuk rasa di Afghanistan berakhir dengan kekerasan. Sedikitnya, delapan orang staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi korban dan dua di antaranya tewas terpenggal.

Insiden berdarah itu terjadi di wilayah utara Afghan City, di Mazar-i-Sharif. Menurut polisi setempat, aksi dipicu isu pembakaran Al-Quran di Amerika Serikat (AS).

“8 Orang tewas dan satu terluka setelah para pendemo menyerbu kantor PBB di Mazar-i-Sharif,” kata Lal Mohammad Ahmadzai, seorang juru bicara polisi setempat seperti diberitakan Reuters, Jumat (1/4).

Sedikitnya ada 1.000 pendemo yang membanjiri jalanan setelah salat Jumat.  Usai menggelar orasi selama dua jam, kerusuhan pun mulai mencair. Massa akhirnya bentrok dengan aparat.
Di tengah kekacauan, sekelompok orang menyerbu kantor PBB. Mereka melempari kantor dengan batu dan menerobos ke dalam ruangan. Staf yang tewas berasal dari Norwegia, Rumania dan Swedia.

Sementara dua orang tewas dengan kepala terpenggal. “8 orang tewas dan dua dipenggal,” tambah Lal Mohammad Ahmadzai.
Pembunuhan ini terjadi di terminal truk yang memasok logistik bagi NATO di Landi Kotal yang terletak di wilayah Khyber, Pakistan. Terminal ini memang menjadi tempat penumpukan logistik bagi pasukan koalisi NATO yang bertugas di Afghanistan.
“Kami menemukan mayat petugas keamanan yang dipenggal di terminal truk NATO,” ungkap pejabat setempat, Iqbal Khan Khattak seperti dikutip AFP.

“Pelaku penyerangan merusak 10 truk tanki dengan serangan mortar dan tembakan. Beruntung tidak ada api tersulut akibat serangan karena kondisi tanki yang kosong dari bahan bakar, sehingga tak ada ledakan,” papar Khattak.
Lebih lanjut, Khattak menilai, insiden ini dilakukan oleh kelompok militan yang biasa mengincar para pekerja yang bekerja di terminal NATO atau PBB tersebut. Tetapi hingga kini belum ada pihak secara gamblang mengaku bertanggung jawab atas pemenggalan keji ini. Bahkan, sejumlah petugas kepolisian masih berjaga-jaga di  lokasi serangan demonstran di sekitar kantor PBB dan terminal tanki. Amukan massa ini juga diketahui merupakan serangan spontan tanpa perencanaan. Kini, sejumlah korbannya sudah diamankan pihak kepolisian dan PBB. (bbs/jpnn)

AFGHAN CITY – Aksi unjuk rasa di Afghanistan berakhir dengan kekerasan. Sedikitnya, delapan orang staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi korban dan dua di antaranya tewas terpenggal.

Insiden berdarah itu terjadi di wilayah utara Afghan City, di Mazar-i-Sharif. Menurut polisi setempat, aksi dipicu isu pembakaran Al-Quran di Amerika Serikat (AS).

“8 Orang tewas dan satu terluka setelah para pendemo menyerbu kantor PBB di Mazar-i-Sharif,” kata Lal Mohammad Ahmadzai, seorang juru bicara polisi setempat seperti diberitakan Reuters, Jumat (1/4).

Sedikitnya ada 1.000 pendemo yang membanjiri jalanan setelah salat Jumat.  Usai menggelar orasi selama dua jam, kerusuhan pun mulai mencair. Massa akhirnya bentrok dengan aparat.
Di tengah kekacauan, sekelompok orang menyerbu kantor PBB. Mereka melempari kantor dengan batu dan menerobos ke dalam ruangan. Staf yang tewas berasal dari Norwegia, Rumania dan Swedia.

Sementara dua orang tewas dengan kepala terpenggal. “8 orang tewas dan dua dipenggal,” tambah Lal Mohammad Ahmadzai.
Pembunuhan ini terjadi di terminal truk yang memasok logistik bagi NATO di Landi Kotal yang terletak di wilayah Khyber, Pakistan. Terminal ini memang menjadi tempat penumpukan logistik bagi pasukan koalisi NATO yang bertugas di Afghanistan.
“Kami menemukan mayat petugas keamanan yang dipenggal di terminal truk NATO,” ungkap pejabat setempat, Iqbal Khan Khattak seperti dikutip AFP.

“Pelaku penyerangan merusak 10 truk tanki dengan serangan mortar dan tembakan. Beruntung tidak ada api tersulut akibat serangan karena kondisi tanki yang kosong dari bahan bakar, sehingga tak ada ledakan,” papar Khattak.
Lebih lanjut, Khattak menilai, insiden ini dilakukan oleh kelompok militan yang biasa mengincar para pekerja yang bekerja di terminal NATO atau PBB tersebut. Tetapi hingga kini belum ada pihak secara gamblang mengaku bertanggung jawab atas pemenggalan keji ini. Bahkan, sejumlah petugas kepolisian masih berjaga-jaga di  lokasi serangan demonstran di sekitar kantor PBB dan terminal tanki. Amukan massa ini juga diketahui merupakan serangan spontan tanpa perencanaan. Kini, sejumlah korbannya sudah diamankan pihak kepolisian dan PBB. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/