Aktris bernama Cindy Lee Garcia dan Anna Gurji pemeran film Innocence of Muslims terkejut. Mereka tak menyangka kalau film yang dia perankan ternyata berbeda; cerita saat syuting dan setelah jadi tidak sama. Kok bisa?
Sejatinya soal semacam itu sudah basi untuk diperbincangkan. Perbedaan hasil dan saat proses memang menjadi sesuatu yang biasa dalam sebuah film. Dengan kata lain, itulah film.
Maka, lucu juga ketika ada aktris yang bingung dengan hasil dari syuting. Seorang aktris pasti paham dengan efek kamera atau trik kamera. Apalagi, namanya film, itu beda dengan pementasan teater. Film adalah gambar yang terpotong-potong dan kemudian digabungkan. Sementara, pentas teater tampil secara utuh; tanpa dipotong atau diedit sekalipun.
Dalam film ada juga yang namanya dubbing. Artinya, pengisian suara. Jadi, dialog yang diucapkan seorang aktris dan yang terekam akan ditimpa dengan suara lain. Ini dilakukan untuk mengakali jika suara yang direkam dari mulut sang aktris tidak maksimal. Ada juga trik kamera. Dengan kata lain, setting bisa dipindah-pindah sesuai tuntutan skenario. Trik kamera ini bukan berarti pindah lokasi syuting, tapi aktris berakting dengan latar layar polos (warnanya terserah). Nanti, dengan kemampuan teknologi, gambar si aktris yang berakting bisa digabungkan dengan gambar lain. Kasarnya, si aktris seakan berakting di Istana Maimun (misalnya) padahal dia syuting hanya di studio.
Ada juga trik kamera yang lebih yahud lagi. Masih ingat dengan Inneke Koesherawati? Aktris cantik ini sempat menjadi bintang film panas bukan? Nyatanya, menurut pengakuannya, apa yang dilakukan dalam film itu (ciuman dan bugil) merupakan trik kamera. Kasarnya, ketika bugil, dia digantikan orang lain yang dalam bahasa filmnya disebut pemeran pengganti atau stuntman. Kok bisa? Itulah hebatnya kamera.
Dan, semua itu lumrah. Maka, Cindy Lee Garcia dan Anna Gurji harusnya paham dengan proses itu. Ayolah, apakah proses pembuatan film itu begitu rahasia hingga mereka tak sempat melihat hasilnya?
Tunggu dulu, meski paham dengan segala proses pembuatan film, Cindy Lee Garcia dan Anna Gurji, tetap saja mengaku tertipu. Menurut mereka, film itu sebelumnya bukan Innocence of Muslims, tapi Desert Warrior. Ceritanya berbeda (ingat proses dubbing). “Saya dipilih, tampil, dan melakoni peran. Tak seorangpun di antara kami yang terlibat dalam film tersebut mengetahui bahwa ada agenda rahasia,” begitu kilah Anna Gurji. Itulah sebab, Anna dan juga Cindy terkejut. Selama syuting, mereka hanya berakting di depan background berwarna hijau (ingat soal trik kamera).
Tapi sudahlah, Anna dan Cindy mungkin hanya bisa pasrah. Mereka resah karena film yang mereka bintangi telah menyulut begitu banyak kemarahan. Siapa sangka, film picisan yang hanya mampu membayar aktrisnya Rp713 ribu per hari itu bisa membuka mata dunia. Ya, meski sekadar film – yang cerita dan proses pembuatannya penuh dengan rekayasa– ternyata efeknya cukup besar. Ya, lebih besar dari yang dibayangkan Nakoula Basseley Nakoula. (*)