Akhir pekan lalu, di akun Facebook saya, tepatnya di sebuah grup yang saya ikuti masuk sebuah pesan menarik. Yang menulis pesan adalah Thompson Hs. Isinya tentang rencana Pusat Latihan Opera Batak atau PLOt yang akan manggung di Eropa. Fiuh, menyenangkan sekali mendangarnya.
Sumpah, saya benar-benar senang. Pasalnya, keberangkatan tersebut sebagai salah satu agenda 10 Tahun Revitalisasi Opera Batak. Artinya, saya harus sadar PLOt telah berproses cukup lama. Dan, proses itulah yang membuat saya bangga. Bangga karena PLOt mampu menjaga irama dalam aktivitas yang mungkin tidak dipikirkan oleh orang lain. Bayangkan, berproses sejak 2005 hingga sekarang bukan waktu yang singkat bukan?
Sayangnya, dalam pesan yang dikirimkan Thompson juga tertuang sebuah permintaan dan saya tidak bisa mengabulkan hal itu. Isi pesan Thompson akan saya siar ulang di lantun ini. Isinya sebagai berikut:
Pusat Latihan Opera Batak atau PLOt, yang beroperasi di Pematangsiantar sejak 2005, mengadakan bincang-bincang dengan publik di Ruang Pameran Taman Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), Sabtu 1 Desember 2012 pada pukul 09.00-12.00 WIB. Bincang-bincang tersebut terkait dengan 10 Tahun Revitalisasi Opera Batak dan sosialisasi keberangkatan Tim Opera Batak ke Jerman tahun depan untuk mengikuti sebuah festival dan promosi tentang Sumatera di Koeln, Jerman. Dalam bincang-bincang besok akan hadir Lena Simanjuntak dan Karl Mertes. Mereka datang dari Koeln, Jerman sebagai penulis naskah Perempuan di Pinggir Danau dan ketua Persahabatan Indonesia Jerman. Dua maestro Opera Batak dan beberapa personil yang terlibat dalam Tim Opera Batak ke Jerman akan hadir langsung dalam acara bincang-bincang untuk publik.
Acara 10 Tahun Revitalisasi Opera Batak sebenarnya sudah dipersiapkan pelaksanaannya di Jakarta pada agustus lalu, sesuai dengan waktu awal program ini dilaksanakan di Tarutung, Tapanuli Utara pada akhir agustus 2002 lalu. Akhir oktober 2002 lalu program Revitalisasi Opera Batak dimulai dengan kerjasama Asosiasi Tradisi Lisan dan Pemkab Tapanuli Utara. Namun karena situasi di Jakarta belum mendukung untuk acara tersebut dilakukan saja cukup dengan bincang-bincang untuk publik di Medan.
Sosialisasi keberangkatan Tim Opera Batak ke Jerman juga memungkinkan kesempatan bincang-bincang besok, karena PLOt sudah menganggap keberangkatan itu sebagai salah satu agenda 10 Tahun Revitalisasi Opera Batak. Beberapa agenda 10 tahun revitalisasi Opera Batak sudah berlangsung, antara lainnya: pemberian gelar kepada beberapa orang yang berperan langsung dari awal program sampai proses operasionalnya melalui PLOt. Demikian dengan agenda pentas keliling PLOt (Siantar, Lampung, Jakarta) pada Maret lalu dengan membawa garapan teks Mencari Sijonaha. Tadinya acara 10 Tahun Revitalisasi akan menjadi acara penting dan informatif terkait dengan proses revitalisasi Opera Batak, karena beberapa mata acara seperti pertunjukan, pameran, seminar, dan workshop.
Kemarin dalam perbincangan di Bandara Sukarno-Hatta bersama Simanjuntak dan Karl Mertes, panitia di Jerman sudah berkerja untuk menghadirkan Opera Batak serta dengan materi acara lainnya yang akan mempromosikan Sumatera. Acara akan berlangsung di Museum Koeln, Jerman dan akan menampilkan Opera Batak dengan naskah Perempuan di Pinggir Danau yang akan disutradarai penulisnya bersama Thompson Hs.
Itulah isinya.
Dan perhatikan, Thompson menuliskan sebuah undangan dalam pesannya itu. Ya, Sabtu 1 Desember 2012 pada pukul 09.00 – 12.00 WIB ada perbincangan tentang seputaran PLOt tersebut. Bukankah sangat menarik jika bisa hadir di sana? Sayang, saya tidak bisa. Benar-benar tidak bisa. Saya harus minta maaf pada Thompson cs dan melalui lantun inilah saya upayakan permintaan maaf itu. Semoga dimaafkan.
Sejatinya, ini bukan satu-satunya agenda PLOt yang tidak saya hadiri. Masih banyak. Dan, biasanya saya diam-diam saja. Yang saya ingat, agenda PLOt yang sempat saya hadiri hanya pementasan Mencari Sijonaha. Saat itu, ketika bertemu di Taman Budaya Sumatera Utara yang berada Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Thompson hanya senyum-senyum saja melihat saya. Entahlah, saya tidak mau mengartikan senyumnya itu. Ha ha ha. Maaf ya, kesibukan ini telah begitu menyita waktu.
Kesibukan saat ini jugalah yang tak bisa mengantarkan badan saya ke TBSU untuk mengikuti bincang-bincang itu. Meski begitu, saya percaya, PLOt memiliki banyak kawan yang mau berbagi ide dan cerita. Apalagi, ini soal pementasan ke Eropa yang tentunya membawa nama Sumatera Utara.
Baiklah, ini saja yang saya lantunkan. Saya tidak berani menulis lebih banyak, nanti takutnya saya semakin bersalah. Selamat sukses PLOt! (*)