Pembangunan tanpa Jasa Konstruksi
60 persen bangunan tinggi atau yang lebih dari 5 lantai di Kota Medan tidak tahan gempa. Baik itu pusat pembelanjaan, gedung perkantoran, hingga hotel. Padahal, Indonesia yang merupakan negara kepulauan sangat rawan terjadi gempa.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Himpunan Ahli Kontruksi Indonesia (HAKI) Sumut, Simon Dertha Tarigan, Kamis (6/12) kemarin. Berbagai bangunan yang di Medan, mulai dari rumah, ruko, hingga bangunan tinggi tidak aman saat terjadi gempa besar.
“Banyak bangunan di sini (Medan, Red) banyak yang tidak dihitung bahan bangunannya. Tidak menggunakan jasa kontruksi yang memahami pondasi, struktur, dan lainnya.
Sehingga bangunan tersebut sangat rawan saat terjadi gempa. Terutama bangunan tinggi, akan rawan saat gempa besar terjadi,” ujarnya.
Dijelaskannya, sudah ada peraturan yang mengharuskan sebuah bangunan tersebut didirikan menggunakan jasa konstruksi. Tepatnya SK SNI tahun 2002, tentang bangunan. Hanya saja, ketegasan pemerintah daerah saat ini, sehingga membuat SK tersebut tidak berjalan dan kurang familiar di masyarakat. Misalnya, saat pembuatan IMB (Izin Mendirikan Bangunan), seharusnya disertakan ahli kontruksi.
“Untuk di Jakarta, hampir 100 persen bangunan disana sudah menggunakan ahli kontruksi. Karena pemdanya tegas. Dan memang mewajibkan saat pengurusan IMB,” tambahnya.
Penggunaan ahli konstruksi tersebut bukan hanya mengguntungkan saat terjadinya gempa. Tetapi juga pada daya tahan bangunan, yang mampu bertahan lebih lama dari seharusnya.
“Misalnya bangunan tersebut usianya seharusnya 20 tahun, tetapi dengan menggunakan jasa konstruksi bangunanan dapat bertahan menjadi 30 hingga 40 tahun,” lanjutnya.
Seharusnya, kejadian di provinsi Sumatera Barat dan Aceh kemarin menjadi pelajaran bagi masyarakat. Bahwa, sangat penting untuk menghitung bahan bangunan dan desain bangunan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Padahal, menggunakan jasa konstruksi ini termasuk terjangkau.
Disadarinya, walau tinggal di perkotaan. Masyarakat di Medan belum mengenal secara langsung pentingnya konstruksi ini. Karena itu, HAKI berencana untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat. Salah satunya, dengan mengadakan seminar dengan dengan tema Desain Bangunan Tahan Gempa.
“Dalam seminar ini, nantinya kita akan mengundang masyarakat, dan juga mahasiswa. Dengan harapan, masyarakat mengetahui pentingnya desain bangunan ini. Sedangkan untuk mahasiswa, agar mereka memahami profesi mereka nantinya,” tambahnya.
Rencananya, seminar ini akan dilakukan di Hotel Karibia Jalan Timur Medan pada 15 Desember mendatang. Dan akan dihadiri oleh ketua HAKI pusat, bapak Dradjat Hoedajanto. (ram)