26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Perang Batu di Masjid Raudhatul Islam

IPK dan FUI Bentrok

MEDAN-Mendadak batu berterbangan di kawasan Masjid Raudhatul Islam yang berada di Jalan Putri Hijau Gang Peringatan Kecamatan Medan Barat, kemarin pagi, Rabu (23/1).  Di lokasi masjid yang pernah dirobohkan pengembang, PT Jatisamindo itu, Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok. Masalah Masjid Raudhatul Islam adalah penyebabnya.
Kedua kubu pun tampak ngotot mempertahankan pikiran masing-masing.

Suasana ketika Ikatan Pemuda Karya (IPK)  Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok
Suasana ketika Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok

FUI yang mendukung Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam tak ingin ada IPK di sana. Pasalnya, IPK dianggap sebagai antek Hotel Emerald Garden yang ingin membangun tembok di kawasan Masjid Raudhatul Islam. “IPK diduga diperalat PT Jatimasindo, kami tidak akan gentar melakukan pertahanan,” tegas Sekretaris Forum Umat Islam Sumut, Indra Suheri.

Perang batu antara dua kubu memang tidak menyebabkan korban. Namun, ketegangan dan mencekam sangat terasa. Semua bermula ketika puluhan massa yang beratribut IPK tampak berada di pos perumahan Putri Hijau, tepatnya di belakang Hotel Emreald. Diduga kehadiran IPK mengawal dan pengamanan pembangunan tembok. Umat Islam yang berada di lokasi berang. Pasalnya, masjid itu pada 11 April 2011 lalu telah dirobohkan pihak PT Jatisamindo. Warga melawan, masjid itu berstatus wakaf. Artinya, tidak bisa dirobohkan dan dipindahkan. Kasus ini telah dikasuskan dan hingga kemarin belum ada penyelesaian.

Pada 15 Juli 2012, warga pun membangun kembali masjid yang telah dirobohkan tersebut. Namun, pada 10 Januari 2013, pihak pengembang malah ingin memindahkan  dan membangun masjid itu ke jarak 100 meter dari posisi awal. Sontak hal itu kembali membangkitkan amarah warga.

Kemarin, keberadaan IPK, diduga untuk mengawal pembangunan tembok yang menutup akses masjid. “Jangan coba pancing kami. Kami semua rindu syahid mempertahankan masjid ini,” kata Ketua FUI Sumut Sudirman Timsar Zubil kepada wartawan.

Aksi saling lempar batu berhenti setelah polisi tiba di lokasi dan menenangkan kedua kelompok. Setelah dilerai, FUI, massa penyokong Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam bertahan di sekitar masjid. Mereka membakar ban sebagai barikade.

Sementara IPK berkumpul di perumahan belakang Hotel Emerald Garden. Meski sempat terjadi saling tentang antara kedua pihak, potensi bentrok susulan langsung dieliminasi. Polisi berhasil membujuk massa IPK membubarkan diri. Sementara massa pembela masjid berjaga-jaga sambil memegang tongkat. Tercatat, sekira sepuluh menit perang batu terjadi. Polresta Medan yang dipimpin Wakapolresta Medan AKBP Pranyoto melakukan negosiasi.
“Dalam negosiasi Wakapolresta dengan IPK diwajibkan untuk angkat kaki dari areal Mesjid Raudhatul Islam. Negosiasi itu pun disetujui IPK dan akhirnya pergi,” kata Indra Suheri.

Hingga petang menjelang malam, pihak kepolisian dan FUI masih terus berjaga-jaga di daerah masjid. Sementara massa yang beratribut IPK sudah tidak ada lagi di lokasi. Namun, pejabat kepolisian setempat menolak dikonfirmasi terkait masalah ini. Tidak seorang pun bersedia memberi keterangan. Bahkan Wakapolresta Medan AKBP Pranyoto langsung pergi saat ditanyai wartawan.

Penghancuran dan pemindahan Masjid Raudhatul Islam oleh pengembang properti PT Jatimasindo beberapa tahun lalu terus ditentang sejumlah ormas. Mereka menyatakan, lahan masjid itu tidak bisa dihancurkan atau dipindahkan tanpa cara yang benar karena berstatus wakaf dan memiliki sertifikat wakaf.

Sementara itu, ratusan massa IPK melakukan aksi unjuk rasa di kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Rabu (23/1) siang. Namun, setelah berorasi, massa tidak mau ditemui perwakilan Pemko Medan. Setelah sekitar setengah jam lebih menyampaikan orasinya, akhirnya massa membubarkan diri. (mag-19/ial/bbs)

Kisruh Masjid Raudhatul Islam

11 April 2011

Dirobohkan oleh Pengembang PT Jatisamindo.

15 Juli 2012
Dibangun kembali oleh warga di tapak lahan masjid yang dirobohkan.

10 Januari 2013
Pematokan lahan untuk membangun Masjid Raudhatul Islam yang baru oleh PT Jatisamindo. Lokasinya 100 meter dari masjid yang lama.

23 Januari 2013
IPK dan pendukung Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam, FUI,  bentrok.

Beberapa Masjid di Medan yang Dirobohkan

  1. Masjid Al-Hidayah di komplek PJKA Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur
  2. Masjid Al-Ikhlas di jalan Timor kecamatan Medan Timur
  3. Masjid Raudhatul Islam di Jalan Putri Hijau Gang Peringatan Kecamatan Medan Barat
  4. Masjid Al Khairiyah di Jalan Bekiun Kecamatan Medan Barat
  5. Masjid Jendral Sudirman di Komplek Kavaleri Padangbulan
  6. Masjid At Thoyyibah di Jalan Multatuli Kecamatan Medan Maimun
  7. Masjid Ar-Ridho di Komplek Kodam Polonia

IPK dan FUI Bentrok

MEDAN-Mendadak batu berterbangan di kawasan Masjid Raudhatul Islam yang berada di Jalan Putri Hijau Gang Peringatan Kecamatan Medan Barat, kemarin pagi, Rabu (23/1).  Di lokasi masjid yang pernah dirobohkan pengembang, PT Jatisamindo itu, Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok. Masalah Masjid Raudhatul Islam adalah penyebabnya.
Kedua kubu pun tampak ngotot mempertahankan pikiran masing-masing.

Suasana ketika Ikatan Pemuda Karya (IPK)  Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok
Suasana ketika Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Forum Umat Islam (FUI) Sumut terlibat bentrok

FUI yang mendukung Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam tak ingin ada IPK di sana. Pasalnya, IPK dianggap sebagai antek Hotel Emerald Garden yang ingin membangun tembok di kawasan Masjid Raudhatul Islam. “IPK diduga diperalat PT Jatimasindo, kami tidak akan gentar melakukan pertahanan,” tegas Sekretaris Forum Umat Islam Sumut, Indra Suheri.

Perang batu antara dua kubu memang tidak menyebabkan korban. Namun, ketegangan dan mencekam sangat terasa. Semua bermula ketika puluhan massa yang beratribut IPK tampak berada di pos perumahan Putri Hijau, tepatnya di belakang Hotel Emreald. Diduga kehadiran IPK mengawal dan pengamanan pembangunan tembok. Umat Islam yang berada di lokasi berang. Pasalnya, masjid itu pada 11 April 2011 lalu telah dirobohkan pihak PT Jatisamindo. Warga melawan, masjid itu berstatus wakaf. Artinya, tidak bisa dirobohkan dan dipindahkan. Kasus ini telah dikasuskan dan hingga kemarin belum ada penyelesaian.

Pada 15 Juli 2012, warga pun membangun kembali masjid yang telah dirobohkan tersebut. Namun, pada 10 Januari 2013, pihak pengembang malah ingin memindahkan  dan membangun masjid itu ke jarak 100 meter dari posisi awal. Sontak hal itu kembali membangkitkan amarah warga.

Kemarin, keberadaan IPK, diduga untuk mengawal pembangunan tembok yang menutup akses masjid. “Jangan coba pancing kami. Kami semua rindu syahid mempertahankan masjid ini,” kata Ketua FUI Sumut Sudirman Timsar Zubil kepada wartawan.

Aksi saling lempar batu berhenti setelah polisi tiba di lokasi dan menenangkan kedua kelompok. Setelah dilerai, FUI, massa penyokong Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam bertahan di sekitar masjid. Mereka membakar ban sebagai barikade.

Sementara IPK berkumpul di perumahan belakang Hotel Emerald Garden. Meski sempat terjadi saling tentang antara kedua pihak, potensi bentrok susulan langsung dieliminasi. Polisi berhasil membujuk massa IPK membubarkan diri. Sementara massa pembela masjid berjaga-jaga sambil memegang tongkat. Tercatat, sekira sepuluh menit perang batu terjadi. Polresta Medan yang dipimpin Wakapolresta Medan AKBP Pranyoto melakukan negosiasi.
“Dalam negosiasi Wakapolresta dengan IPK diwajibkan untuk angkat kaki dari areal Mesjid Raudhatul Islam. Negosiasi itu pun disetujui IPK dan akhirnya pergi,” kata Indra Suheri.

Hingga petang menjelang malam, pihak kepolisian dan FUI masih terus berjaga-jaga di daerah masjid. Sementara massa yang beratribut IPK sudah tidak ada lagi di lokasi. Namun, pejabat kepolisian setempat menolak dikonfirmasi terkait masalah ini. Tidak seorang pun bersedia memberi keterangan. Bahkan Wakapolresta Medan AKBP Pranyoto langsung pergi saat ditanyai wartawan.

Penghancuran dan pemindahan Masjid Raudhatul Islam oleh pengembang properti PT Jatimasindo beberapa tahun lalu terus ditentang sejumlah ormas. Mereka menyatakan, lahan masjid itu tidak bisa dihancurkan atau dipindahkan tanpa cara yang benar karena berstatus wakaf dan memiliki sertifikat wakaf.

Sementara itu, ratusan massa IPK melakukan aksi unjuk rasa di kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Rabu (23/1) siang. Namun, setelah berorasi, massa tidak mau ditemui perwakilan Pemko Medan. Setelah sekitar setengah jam lebih menyampaikan orasinya, akhirnya massa membubarkan diri. (mag-19/ial/bbs)

Kisruh Masjid Raudhatul Islam

11 April 2011

Dirobohkan oleh Pengembang PT Jatisamindo.

15 Juli 2012
Dibangun kembali oleh warga di tapak lahan masjid yang dirobohkan.

10 Januari 2013
Pematokan lahan untuk membangun Masjid Raudhatul Islam yang baru oleh PT Jatisamindo. Lokasinya 100 meter dari masjid yang lama.

23 Januari 2013
IPK dan pendukung Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raudhatul Islam, FUI,  bentrok.

Beberapa Masjid di Medan yang Dirobohkan

  1. Masjid Al-Hidayah di komplek PJKA Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur
  2. Masjid Al-Ikhlas di jalan Timor kecamatan Medan Timur
  3. Masjid Raudhatul Islam di Jalan Putri Hijau Gang Peringatan Kecamatan Medan Barat
  4. Masjid Al Khairiyah di Jalan Bekiun Kecamatan Medan Barat
  5. Masjid Jendral Sudirman di Komplek Kavaleri Padangbulan
  6. Masjid At Thoyyibah di Jalan Multatuli Kecamatan Medan Maimun
  7. Masjid Ar-Ridho di Komplek Kodam Polonia

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/