Wali Kota Buka Pelatihan Pengolahan Sampah Jadi Kompos
Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM semakin peduli dengan lingkungan di tiap kecamatan. Ini dibuktikan dengan kerja sama Pemko Medan dan Konsulat Jepang dalam menciptakan lingkungan bersih, asri dan nyaman.
Dalam hal ini, Wali Kota Medan mewajibkan seluruh lingkungan memiliki satu contoh bebas sampah serta memiliki tempat pengelolaan sampah menjadi kompos.
Nah, untuk mewujudkan itu, tentunya harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sebab pengelolaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab bersama. ”Saya minta seluruh kelurahan harus mencontoh kelurahan dan wargannya di Jalan Sutrisno Gang Sehati Kelurahan Sukaramai I, Kecamatan Medan Area karena telah menjadi kawasan hijau dan bersih. Mereka juga telah memiliki tempat mengolah sampah menjadi kompos,” imbau Rahudman saat menghadiri acara pelatihan pembuatan kompos metoda Takakura di Jalan Sutrisno Gg Sehati Medan, Senin (11/2).
Menurut Rahudman, seluruh sampah di kawasan Gang Sehati telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh warga setempat. Sampah organik dijadikan pupuk organik dan telah digunakan memupuk seluruh tanaman milik warga. Sedangkan sampah non organik dijual ke bank sampah sehingga membantu penda-patan warga. “Jadi saya minta setiap kelurahan wajib memiliki tempat mengelola sampah menjadi kompos,” instruksi Rahudman.
Rahudman juga menyambut baik dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Konsul Jenderal Jepang di Medan Mr Yuji Hamada yang telah mendatangkan tenaga ahli dari Kota Kitakyushu Jepang untuk memberikan pelatihan dalam pengelolaan sampah menjadi kompos yang baik dan benar.
”Pelatihan yang diberikan ini merupakan bagian penting dari usaha berkelanjutan memelihara dan meningkatkan kebersihan kota, sekaligus menjadikan budaya bersih masyarakat kota. Artinya, penanganan sampah harus secara baik dan berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik lagi,” harapnya.
Tak lupa juga Rahudman mengingatkan, saat ini bukan lagi zamannya tidak peduli sampah, tapi semua harus memiliki peran. Karena itulah pemerintah akan terus memfasilitasi masyarakat melakukan pembenahan di setiap sudut dan titik, melakukan aktivitas nyata serta menghidupkan kegiatan-kegiatan positif yang menjadi ciri kepedulian lingkungan, seperti pembuatan tempat pengelolaan sampah menjadi kompos.
Kata Rahudman, sampah yang dihasilkan setiap harinya di Kota Medan diperkirakan mencapai 1.500 ton. Dari jumlah itu, sampah yang berhasail diangkut ke Tempat Pembungan Akhir (TPA) hanya sekitar 81 persen. “Sisa sampah yang tidak terangkut jangan dipandang sebagai musuh karena dapat diolah menghasilkan rupiah yakni mengelola sampah menjadi kompos yang memiliki banyak manfaat, mulai dari manfaat ekonomi, lingkungan sampai manfaat bagi tanaman,” kata Rahudman.
Konjen Jepang di Medan Mr Yuji Hamada dalam sambutannya mengungkapkan, sampah di Jepang kini tidak hanya diolah menjadi kompos saja, tetapi juga menjadi bahan pembuatan tekstil. “Dasi yang saya pakai ini merupakan hasil daur ulang dari sampah,” kata Hamada sambil memperlihatkan dasi yang dikenakannya.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya ingin membantu Pemko Medan mengatasi masalah sampah dengan mendatangkan tenga ahli dari Kota Kitakyushu Jepang. Sebab, kota itu terkenal akan keberhasilannya mengolah sampah, salah satunya menggunakan metoda Takakura. “Takakura merupakan orang yang menciptakan keranjang sakti untuk tempat pengolah sampah menjadi kompos. Atas ciptaannya itu, keranjang sakti disebut keranjang Takakura,” bilang Mr Yuji Hamada.
Hamada menerangkan, keranjang sakti Takakura adalah suatu alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga dengan bentuk praktis, bersih dan tidak berbau sehingga sangat aman digunakan di rumah. Keranjang tersebut mampu mengolah sampah organik di rumah tangga dengan sangat baik. “Sampah organik setelah dipisahkan dari sampah lainnya, diolah dengan memasukkan sampah organik tersebut ke dalam keranjang sakti Takakura. Bakteri yang terdapat dalam starter kit pada keranjang Takakura akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan,” papar Mr Yuji Hamada.
Sementara itu, Masami Izhuka dari JICA Junior Exppert Jepang menjelaskan cara mengolah sampah menjadi kompos dengan menggunakan keranjang Takakura. Dia juga mengaku telah bekerja sama dengan Kota Surabaya dalam mengolah sampah.
Acara pelatihan ini turut dihadiri Sekda Ir Syaiful Bahri, sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan, Direktur Bisnis Support Kantor Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Kitakyushu Jepang Mr Noriaki Shigeoka, Chief Operating Officer Recycle Fine Business Division Shinryo Corporation Mr Hirokazu Toyoshima, Airi Kaneko selaku ahli kompos, Ketua Penggerak Lingkungan Bersih dan Hijau Kelurahan Sukaramai I drg H Amrin Tahir serta warga sekitar. (dya/adv)