MEDAN- PSMS versi Liga Prima Indonesia Sportindo masih dihadapkan pada situasi sulit. Belum jelasnya jadwal kompetisi yang berujung pada kontrak yang masih kabur membuat persiapan terganggu. Latihan tetap digelar namun dengan intensitas yang tak lagi tinggi.
Pada latihan Kamis (28/2) kemarin, Asisten pelatih Edy Syahputra, terlihat hanya menginstruksikan skuadnya latihan ringan. Donny F Siregar dkk hanya bermain small game di pinggir lapangan Stadion Kebun Bunga Medan. Dalam beberapa sesi latihan pasca ditinggal Abdul Rahman Gurning, menu ini memang kerap diberikan untuk penyegaran.
“Ya latihan santai seperti ini saja. Untuk jaga kebugaran. Lagipula kalaupun kita genjot sementara kondisinya belum jelas seperti sekarang inim, sangat riskan,” kata Edy.
Edy tak punya pilihan lain selain hanya mengurangi rutinitas latihan. Latihan kini dikurangi dengan empat kali seminggu. Belum adanya kepastian soal jadwal defenitif kompetisi dan kontrak membuat dia tak bisa memaksakan program.
“Tidak mungkin juga diliburkan. Karena kita tidak ingin mulai dari awal lagi. Jadinya hanya latihan ringan dan game-game kecil saja. Tak dipungkiri semangat anak-anak memang menurun,” jelasnya.
Selain itu posisi Edy juga belum jelas di tim. Posisi pelatih kepala yang lowong digadang-gadang akan menjadi miliknya. Namun hingga saat ini pengurus belum juga memberikan kepastian status. Hal ini membuat Edy tak bisa melanjutkan program.
“Sebenarnya program sudah saya rancang. Tapi saya belum bisa keluarkan. Sekarang ini saya hanya melanjutkan program sebelumnya sebagai asisten pelatih,” kata pria berjenggot itu.
Sementara Wakil Manajer tim, Julius Raja mengatakan pihaknya tinggal menurunkan Surat Keputusan untuk Edy. Tapi itu baru bisa diturunkan jika sudah ada kepastian status Gurning di Arema. Tak dipungkiri pengurus masih menunggu Gurning.
“Kita tunggu dulu Gurning. Karena sekarang di dia keputusannya. Tapi kalaupun dia sudah pasti di sana. Kita tinggal angkat Edy. Karena dia sudah lisensi A. Tunggulah dulu kita (pengurus-red) rapat,” kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua IV di kepengurusan ini.
King mengakui ketidakjelasan ini sangat merugikan elemen-elemen yang ada di tim dari pengurus hingga pemain. Karena itu usai latihan kemarin ia coba menjelaskan kondisi ini kepada pemain.
“Kami memang belum bisa buat kebijakan. Kita tunggulah hasil kongres 17 Maret nanti. Jadi kami berterima kasih kepada pemain dan pelatih yang mau seperti ini,” katanya.
King mengkritik operator kompetisi, LPIS yang sampai saat ini belum juga memastikan format kompetisi Divisi Utama.
“Kompetisi tak jelas, kami tak pernah dapat surat. Manager meeting sampai saat ini tak ada. Kapan jadwal rencana. Mungkin menunggu hasil kongres 17maret. Baru bikin program kerja. Modul seperti apa kami tak tahu,” pungkasnya. (don)