26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tur Rp110 Juta

MEDAN- PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) telah bertolak Senin (13/5) kemarin menuju Pontianak untuk menjalani laga lanjutan Divisi Utama LPIS, Rabu (15/3) mendatang kontra Persipon. PSMS berkekuatan 17 pemain menjalani tur dengan biaya mahal ini.
Tur ke seberang pulau di Kalimantan ini membutuhkan biaya besar di tengah kondisi finansial yang morat marit. Pelatih PSMS, Edy Syahputra mengatakan tur ini setidaknya membutuhkan biaya lebih kurang 100 jutaan rupiah.

“Paling enggak 100 juta juga habis untuk pulang pergi ke Pontianak saja. Dengan letak geografis yang jauh tur Pontianak membutuhkan biaya besar. Untuk terbang saja 1,6 juta per orang,” jelasnya.

Kehadiran Persipon di grup I memang cukup menjadi beban dengan biaya besar seperti ini. Sempat meminta Persipon dipindahkan ke grup II saat manager meeting sebelum kompetisi, namun itu tidak terealisasi.

“Ya memang kita minta itu kemarin, tapi di grup II pun dia juga ditolak. Ya inilah kondisi yang harus kita hadapi sekarang,” ujarnya.
Syukurnya, biaya tur mahal ini sudah didapatkan. Buktinya para pemain sudah bertolak meninggalkan Medan lewat penerbangan udara. Dari sponsor? Sepertinya tidak, karena meski sudah menjalani empat laga, dana segar masih belum safety. Pembiayaan selama ini justru dibantu kocek pribadi manajer tim, Syukri.

Bagaimana dengan non teknis? Seperti diketahui sudah empat laga dijalani namun Saktiawan Sinaga dkk belum juga menerima gaji pertama secara utuh. Satu-satunya aliran masuk ke kantong pemain hanya dari bonus per pertandingan.

“Kalau soal non teknis sudah tidak ada kendala lagi, saya sudah bicarakan dengan anak-anak kemarin. Nanti setibanya di Pontianak mereka akan dapat tambahan uang saku. Dan yang perlu diketahui tadi malam anak-anak sudah mendapatkan uang bonus kemenangan atas Persika Karawang sebesar sepuluh juta rupiah dan dibagikan untuk keseluruhan pemain,” jelasnya.

Sementara soal gaji, Edy mengatakan akan ditanggulangi manajer. “Sejauh ini sudah 80 persen dibayar. Insya Allah paling cepat sebelum lawan Persipon gaji pemain yang dua puluh persen lagi akan dibayarkan oleh manajer, tapi itu paling cepat. Kalau paling lamanya ya, setelah pulang dari Pontianak lah,” imbuhnya.

Sementara CEO PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi Irawan kini bungkam saat disinggung soal itu. Jika biasanya dia menjanjikan sebelum laga kali ini ia tak berani berjanji. “Aku gak bisa jawab sekarang. Ini biaya ke Pontianak saja sudah Rp110 juta. Insya Allah secepatnya. Lagipula kami sudah bagi tugas dengan manajer. Kalau soal gaji lagi diurus manajer. Saya urusin sponsorship,” ujarnya.
Wimvi mengatakan saat ini ada perusahaan sponsorship yang tengah dilobi. “Nanti saja. Kalau penandatanganan MoU saya undang pun media,” jelasnya singkat.

Kapten tim, Saktiawan Sinaga kali ini memilih bersabar soal gaji. “Kami sih berharap itu harus cepat terealisasi,” harapnya. (don)

MEDAN- PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) telah bertolak Senin (13/5) kemarin menuju Pontianak untuk menjalani laga lanjutan Divisi Utama LPIS, Rabu (15/3) mendatang kontra Persipon. PSMS berkekuatan 17 pemain menjalani tur dengan biaya mahal ini.
Tur ke seberang pulau di Kalimantan ini membutuhkan biaya besar di tengah kondisi finansial yang morat marit. Pelatih PSMS, Edy Syahputra mengatakan tur ini setidaknya membutuhkan biaya lebih kurang 100 jutaan rupiah.

“Paling enggak 100 juta juga habis untuk pulang pergi ke Pontianak saja. Dengan letak geografis yang jauh tur Pontianak membutuhkan biaya besar. Untuk terbang saja 1,6 juta per orang,” jelasnya.

Kehadiran Persipon di grup I memang cukup menjadi beban dengan biaya besar seperti ini. Sempat meminta Persipon dipindahkan ke grup II saat manager meeting sebelum kompetisi, namun itu tidak terealisasi.

“Ya memang kita minta itu kemarin, tapi di grup II pun dia juga ditolak. Ya inilah kondisi yang harus kita hadapi sekarang,” ujarnya.
Syukurnya, biaya tur mahal ini sudah didapatkan. Buktinya para pemain sudah bertolak meninggalkan Medan lewat penerbangan udara. Dari sponsor? Sepertinya tidak, karena meski sudah menjalani empat laga, dana segar masih belum safety. Pembiayaan selama ini justru dibantu kocek pribadi manajer tim, Syukri.

Bagaimana dengan non teknis? Seperti diketahui sudah empat laga dijalani namun Saktiawan Sinaga dkk belum juga menerima gaji pertama secara utuh. Satu-satunya aliran masuk ke kantong pemain hanya dari bonus per pertandingan.

“Kalau soal non teknis sudah tidak ada kendala lagi, saya sudah bicarakan dengan anak-anak kemarin. Nanti setibanya di Pontianak mereka akan dapat tambahan uang saku. Dan yang perlu diketahui tadi malam anak-anak sudah mendapatkan uang bonus kemenangan atas Persika Karawang sebesar sepuluh juta rupiah dan dibagikan untuk keseluruhan pemain,” jelasnya.

Sementara soal gaji, Edy mengatakan akan ditanggulangi manajer. “Sejauh ini sudah 80 persen dibayar. Insya Allah paling cepat sebelum lawan Persipon gaji pemain yang dua puluh persen lagi akan dibayarkan oleh manajer, tapi itu paling cepat. Kalau paling lamanya ya, setelah pulang dari Pontianak lah,” imbuhnya.

Sementara CEO PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi Irawan kini bungkam saat disinggung soal itu. Jika biasanya dia menjanjikan sebelum laga kali ini ia tak berani berjanji. “Aku gak bisa jawab sekarang. Ini biaya ke Pontianak saja sudah Rp110 juta. Insya Allah secepatnya. Lagipula kami sudah bagi tugas dengan manajer. Kalau soal gaji lagi diurus manajer. Saya urusin sponsorship,” ujarnya.
Wimvi mengatakan saat ini ada perusahaan sponsorship yang tengah dilobi. “Nanti saja. Kalau penandatanganan MoU saya undang pun media,” jelasnya singkat.

Kapten tim, Saktiawan Sinaga kali ini memilih bersabar soal gaji. “Kami sih berharap itu harus cepat terealisasi,” harapnya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/