26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Dianggap Terlalu Menarik, Wanita Iran Gagal Jadi Anggota Dewan

ninasiahkalimoradinewscomdlmTeheran – Salah satu kandidat dalam pemilu Iran didiskualifikasi karena dianggap “terlalu menarik”. Politikus wanita berusia 27 tahun ini gagal menjadi anggota dewan kota meski berhasil meraih suara yang cukup.

Seperti dilaporkan The Independent dan dilansir news.com.au, Kamis (15/8/2013), Nina Siahkali Moradi berhasil meraih 10 ribu suara dalam pemilu legislatif untuk kota Qazvin. Perolehan tersebut menempatkannya dalam posisi nomor 14 dari total 163 kandidat.

Meskipun hanya 13 kandidat yang menempati posisi teratas yang terpilih sebagai anggota dewan kota, namun kandidat yang menempati posisi ke-14 meraih posisi sebagai ‘anggota alternatif’, atau ‘cadangan pertama’.

Jadi ketika salah satu anggota dewan kota terpilih menjadi Wali Kota, maka Moradi berhak mengisi posisi anggota dewan kota yang kosong tersebut. Namun pada kenyataannya, Moradi justru didiskualifikasi secara tiba-tiba dan dilarang untuk menempati posisi tersebut.

“Kami tidak ingin model catwalk ada di dalam tubuh dewan kota,” ujar pejabat senior kota Qazvin menanggapi hal tersebut.

Moradi merupakan lulusan fakultas arsitektur dan berjuang keras bersama rekan-rekannya untuk maju dalam pemilihan dewan kota. Moradi sendiri merasa heran dengan diskualifikasi ini.

“Nyaris 10 ribu orang memilih saya dan berdasarkan hal itu, seharusnya saya merupakan anggota alternatif pertama dalam Dewan Kota,” ucap Moradi kepada media setempat.

Keputusan otoritas setempat ini agak janggal karena melakukan diskualifikasi terhadap seseorang yang sebenarnya memiliki kualifikasi untuk menjabat, merupakan tindakan melanggar hukum. Nampaknya ini menjadi ujian bagi Presiden Iran yang baru, Hassan Rowhani yang dalam kampanyenya telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak wanita.(nvc/ita)

ninasiahkalimoradinewscomdlmTeheran – Salah satu kandidat dalam pemilu Iran didiskualifikasi karena dianggap “terlalu menarik”. Politikus wanita berusia 27 tahun ini gagal menjadi anggota dewan kota meski berhasil meraih suara yang cukup.

Seperti dilaporkan The Independent dan dilansir news.com.au, Kamis (15/8/2013), Nina Siahkali Moradi berhasil meraih 10 ribu suara dalam pemilu legislatif untuk kota Qazvin. Perolehan tersebut menempatkannya dalam posisi nomor 14 dari total 163 kandidat.

Meskipun hanya 13 kandidat yang menempati posisi teratas yang terpilih sebagai anggota dewan kota, namun kandidat yang menempati posisi ke-14 meraih posisi sebagai ‘anggota alternatif’, atau ‘cadangan pertama’.

Jadi ketika salah satu anggota dewan kota terpilih menjadi Wali Kota, maka Moradi berhak mengisi posisi anggota dewan kota yang kosong tersebut. Namun pada kenyataannya, Moradi justru didiskualifikasi secara tiba-tiba dan dilarang untuk menempati posisi tersebut.

“Kami tidak ingin model catwalk ada di dalam tubuh dewan kota,” ujar pejabat senior kota Qazvin menanggapi hal tersebut.

Moradi merupakan lulusan fakultas arsitektur dan berjuang keras bersama rekan-rekannya untuk maju dalam pemilihan dewan kota. Moradi sendiri merasa heran dengan diskualifikasi ini.

“Nyaris 10 ribu orang memilih saya dan berdasarkan hal itu, seharusnya saya merupakan anggota alternatif pertama dalam Dewan Kota,” ucap Moradi kepada media setempat.

Keputusan otoritas setempat ini agak janggal karena melakukan diskualifikasi terhadap seseorang yang sebenarnya memiliki kualifikasi untuk menjabat, merupakan tindakan melanggar hukum. Nampaknya ini menjadi ujian bagi Presiden Iran yang baru, Hassan Rowhani yang dalam kampanyenya telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak wanita.(nvc/ita)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/