28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

BNPT : Pelaku Perampokan di Sumut Bukan Teroris

sketsa wajah pelaku perampok toko emas di Medan.
sketsa wajah pelaku perampok toko emas di Medan.

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengakui dari beberapa indikasi yang terlihat, memang ada kemungkinan perampokan sejumlah toko emas di beberapa kota di Sumut dilakukan oleh kelompok teroris tertentu.

Hanya saja indikasi tersebut belum cukup untuk dijadikan bukti untuk mengatakan perampokan toko emas yang terjadi di Pulo Brayan Medan dan di Tembung, Deli Serdang dalam dua pekan terakhir benar dilakukan kelompok teroris.

“Kalau dikatakan mirip ya bisa saja demikian. Tapi saya kira masih terlalu awal untuk melakukan penilaian tersebut. Apalagi saat ini laporan awalnya juga belum lengkap,” ujar Deputi II BNPT Bidang Penindakan, Irjen Pol. Arif Dharmawa, saat dihubungi JPNN  Kamis (19/9).

Menurut Arif, kehati-hatian sangat diperlukan untuk melakukan penilaian, karena hal tersebut terkait dengan langkah penindakan yang akan diambil kemudian. Apalagi indikasi perampokan toko emas dengan penggunaan senjata api, diketahui tidak hanya dilakukan oleh kelompok teroris.

Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah peristiwa yang telah diungkap sebelumnya.

“Ingat kejadian di Bogor, itu pelakunya ternyata perampok lintas batas. Jadi tidak ada kaitan dengan kelompok terorisme. Demikian juga dengan peristiwa di Jakarta beberapa waktu lalu, juga demikian. Jadi perlu diungkap terlebih dahulu dan untuk itu dibutuhkan pendalaman kasus,” ujarnya.

Kehati-hatian menurut Arif juga dibutuhkan, sehingga aparat tidak hanya asal tuduh dimana hal tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi rasa takut masyarakat.

Belum lagi kalau tudingan ternyata tidak benar, tentu akan menjadi boomerang karena aparat seolah-olah hanya beropini.

“Jadi sekali lagi masih perlu pendalaman. Kalau cuma mirip-mirip dan kita buru-buru menyatakan itu perbuatan teroris, tentu tidak baik, Nanti dibilang, belum apa-apa selalu mengaitkan dengan teroris,” katanya.

Namun begitu Arif mengaku tidak dapat menyalahkan opini sebagian kalangan, yang seringkali mengait-ngaitkan setiap peristiwa perampokan atau peristiwa lain yang melibatkan penggunaan senjata api, dengan kelompok terorisme.

Hanya saja sebagai institusi negara, pihaknya tentu tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan.

“Isu teroris sekarang ini kan sedang top. Kalau terkait dengan senjata api, sebagian kalangan langsung menduganya perbuatan teroris. Belum lagi (mohon maaf) media juga kadang-kadang suka memelintir. Tapi intinya kita tentu akan berupaya dengan segenap kemampuan yang ada,” ujarnya.(jpnn)

sketsa wajah pelaku perampok toko emas di Medan.
sketsa wajah pelaku perampok toko emas di Medan.

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengakui dari beberapa indikasi yang terlihat, memang ada kemungkinan perampokan sejumlah toko emas di beberapa kota di Sumut dilakukan oleh kelompok teroris tertentu.

Hanya saja indikasi tersebut belum cukup untuk dijadikan bukti untuk mengatakan perampokan toko emas yang terjadi di Pulo Brayan Medan dan di Tembung, Deli Serdang dalam dua pekan terakhir benar dilakukan kelompok teroris.

“Kalau dikatakan mirip ya bisa saja demikian. Tapi saya kira masih terlalu awal untuk melakukan penilaian tersebut. Apalagi saat ini laporan awalnya juga belum lengkap,” ujar Deputi II BNPT Bidang Penindakan, Irjen Pol. Arif Dharmawa, saat dihubungi JPNN  Kamis (19/9).

Menurut Arif, kehati-hatian sangat diperlukan untuk melakukan penilaian, karena hal tersebut terkait dengan langkah penindakan yang akan diambil kemudian. Apalagi indikasi perampokan toko emas dengan penggunaan senjata api, diketahui tidak hanya dilakukan oleh kelompok teroris.

Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah peristiwa yang telah diungkap sebelumnya.

“Ingat kejadian di Bogor, itu pelakunya ternyata perampok lintas batas. Jadi tidak ada kaitan dengan kelompok terorisme. Demikian juga dengan peristiwa di Jakarta beberapa waktu lalu, juga demikian. Jadi perlu diungkap terlebih dahulu dan untuk itu dibutuhkan pendalaman kasus,” ujarnya.

Kehati-hatian menurut Arif juga dibutuhkan, sehingga aparat tidak hanya asal tuduh dimana hal tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi rasa takut masyarakat.

Belum lagi kalau tudingan ternyata tidak benar, tentu akan menjadi boomerang karena aparat seolah-olah hanya beropini.

“Jadi sekali lagi masih perlu pendalaman. Kalau cuma mirip-mirip dan kita buru-buru menyatakan itu perbuatan teroris, tentu tidak baik, Nanti dibilang, belum apa-apa selalu mengaitkan dengan teroris,” katanya.

Namun begitu Arif mengaku tidak dapat menyalahkan opini sebagian kalangan, yang seringkali mengait-ngaitkan setiap peristiwa perampokan atau peristiwa lain yang melibatkan penggunaan senjata api, dengan kelompok terorisme.

Hanya saja sebagai institusi negara, pihaknya tentu tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan.

“Isu teroris sekarang ini kan sedang top. Kalau terkait dengan senjata api, sebagian kalangan langsung menduganya perbuatan teroris. Belum lagi (mohon maaf) media juga kadang-kadang suka memelintir. Tapi intinya kita tentu akan berupaya dengan segenap kemampuan yang ada,” ujarnya.(jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/