31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Perkenalkan Kota China Marelan

 Perkenalkan Kota China Marelan

Perkenalkan Kota China Marelan

MEDAN-Duta Museum Sumut 2012-2013, Yuri Yunita Hasan Nasution (mahasiswi Unimed) dan Robby Setiawan Surbakti (mahasiswa Sastra Inggris USU) gencar perkenalkan Museum Situs Kota China yang terletak di Medan Marelan.

Kota China yang ada sejak tahun 1823 merupakan nama sebuah situs arkeologis yang terletak di tepi Danau Siombak. “Pada abad ke 10 Bandar Perdagangan yang sekarang dikenal Marelan, menjadi tempat transaksi pedagang-pedagang asing, di wilayah tersebut ditemukan guci-gucin
Itu merupakan hasil pemeriksaan balai arkeolog Medan Dr Daniel Perret dari Prancis dan Dr Ed Mackinnon dari Inggris Scotlandia,” katanya saat ditemui Sumut Pos dalam dalam kegiatan Pentas Seni dan Kuliner di Taman Ahmad Yani.

Menurut mereka, di sana juga ditemukan patung Dewi Laksmi tepat berada di bawah rumah warga. Patung tersebut kemudian dieksplorasi. “Nah di awal-awal tahun 2010 Dosen sejarahwan Unimed Dr Phili Ichwan Azhari MS membuka museum sendiri. Jadi, kami sebagai Duta Museum turut ikut andil untuk mempromosikan sesuatu yang berbau sejarah,” ucap Yuri.

Ditambahkan, Robby sebagai Duta Mesuem mereka harus gencar mempromosikan tempat dan museum-museum sejarah yang ada di Kota Medan.

“Kami tidak hanya mempromosikan Museum Negeri yang berada di Jalan Gedung Arca saja, atas inisiatif Yuri kita juga akan mengekspose sekaligus memperkenalkan Museum Kota China yang berada di Medan Marelan,” imbuh Yuri.

Dalam perekenalan ini, kata Yuri sasaran mereka adalah anak-anak muda. Alasannya, karena anak-anak muda bagi mereka merupakan generasi yang harus mengetahui perkembangan sejarah terutama di daerah Medan.

“Jadi mereka juga harus tahu apalagi Medan ini multikultural, semua etnis ada di sini, ada Batak, Melayu, Jawa dan perpaduan Chinanya. Di sini kita tahu pusat pertemuan di dunia,” timpal Robby menambahkan.

Maka, bagi mereka berdua museum itu berfungsi sebagai pelestarian budaya, benda maupun nonbenda. Mereka berharap, generasi muda sangat penting memahami sejarah permuseuman di Indonesia. (nit)

 Perkenalkan Kota China Marelan

Perkenalkan Kota China Marelan

MEDAN-Duta Museum Sumut 2012-2013, Yuri Yunita Hasan Nasution (mahasiswi Unimed) dan Robby Setiawan Surbakti (mahasiswa Sastra Inggris USU) gencar perkenalkan Museum Situs Kota China yang terletak di Medan Marelan.

Kota China yang ada sejak tahun 1823 merupakan nama sebuah situs arkeologis yang terletak di tepi Danau Siombak. “Pada abad ke 10 Bandar Perdagangan yang sekarang dikenal Marelan, menjadi tempat transaksi pedagang-pedagang asing, di wilayah tersebut ditemukan guci-gucin
Itu merupakan hasil pemeriksaan balai arkeolog Medan Dr Daniel Perret dari Prancis dan Dr Ed Mackinnon dari Inggris Scotlandia,” katanya saat ditemui Sumut Pos dalam dalam kegiatan Pentas Seni dan Kuliner di Taman Ahmad Yani.

Menurut mereka, di sana juga ditemukan patung Dewi Laksmi tepat berada di bawah rumah warga. Patung tersebut kemudian dieksplorasi. “Nah di awal-awal tahun 2010 Dosen sejarahwan Unimed Dr Phili Ichwan Azhari MS membuka museum sendiri. Jadi, kami sebagai Duta Museum turut ikut andil untuk mempromosikan sesuatu yang berbau sejarah,” ucap Yuri.

Ditambahkan, Robby sebagai Duta Mesuem mereka harus gencar mempromosikan tempat dan museum-museum sejarah yang ada di Kota Medan.

“Kami tidak hanya mempromosikan Museum Negeri yang berada di Jalan Gedung Arca saja, atas inisiatif Yuri kita juga akan mengekspose sekaligus memperkenalkan Museum Kota China yang berada di Medan Marelan,” imbuh Yuri.

Dalam perekenalan ini, kata Yuri sasaran mereka adalah anak-anak muda. Alasannya, karena anak-anak muda bagi mereka merupakan generasi yang harus mengetahui perkembangan sejarah terutama di daerah Medan.

“Jadi mereka juga harus tahu apalagi Medan ini multikultural, semua etnis ada di sini, ada Batak, Melayu, Jawa dan perpaduan Chinanya. Di sini kita tahu pusat pertemuan di dunia,” timpal Robby menambahkan.

Maka, bagi mereka berdua museum itu berfungsi sebagai pelestarian budaya, benda maupun nonbenda. Mereka berharap, generasi muda sangat penting memahami sejarah permuseuman di Indonesia. (nit)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/