SUMUTPOS.CO-Selama ini, banyak orang yang menjauhi lemak karena dianggap bisa menyebabkan gemuk atau meningkatkan risiko penyakit. Padahal sebenarnya diet tinggi lemak justru bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung. Bahkan dokter menjelaskan bahwa diet tinggi karbohidrat justru lebih berbahaya bagi pembuluh arteri daripada lemak.
Jika Anda memilih membatasi makanan berlemak untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, kemungkinan Anda justru mendapatkan efek sebaliknya. Para ahli mempercayai bahwa diet kaya lemak tidak berbahaya untuk jantung. Beberapa negara bahkan telah mulai memperbarui cara berpikir mereka dan bergerak dari pemahaman lama yang salah tersebut.
Salah satunya adalah Swedia yang telah mengeluarkan panduan kesehatan baru untuk dokter dan ahli nutrisi mereka. Para pasien diminta untuk membatasi jumlah karbohidrat yang mereka konsumsi dan menggantinya dengan makanan yang kaya lemak, seperti dilansir oleh Genius Beauty (29/10).
Pada tahun 1970 peneliti menemukan adanya penurunan kasus penyakit jantung setelah para ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk mengurangi asupan lemak jenuh. Penyakit jantung diketahui berkaitan dengan jumlah kalori pada lemak jenuh yang meningkatkan kolesterol dalam darah. Namun menurut Dr Malhotra dari Croydon University Hospital, London, kaitan antara lemak jenuh dan penyakit jantung bukanlah kaitan sebab akibat.
Hal yang sama diketahui melalui penelitian terbaru. Penelitian ini tak menemukan adanya kaitan antara konsumsi lemak jenuh dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Jenis lemak tersebut justru bisa bermanfaat untuk jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, menghindari lemak pada daging justru bisa menyebabkan obesitas. Karena ketika lemak jenuh dipisahkan dari makanan, makanan tersebut menjadi kehilangan rasanya. Untuk mengatasinya, orang menambahkan perasa lain seperti gula. Inilah yang kemudian menyebabkan peningkatan risiko diabetes dan kegemukan.[int/kun]
SUMUTPOS.CO-Selama ini, banyak orang yang menjauhi lemak karena dianggap bisa menyebabkan gemuk atau meningkatkan risiko penyakit. Padahal sebenarnya diet tinggi lemak justru bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung. Bahkan dokter menjelaskan bahwa diet tinggi karbohidrat justru lebih berbahaya bagi pembuluh arteri daripada lemak.
Jika Anda memilih membatasi makanan berlemak untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, kemungkinan Anda justru mendapatkan efek sebaliknya. Para ahli mempercayai bahwa diet kaya lemak tidak berbahaya untuk jantung. Beberapa negara bahkan telah mulai memperbarui cara berpikir mereka dan bergerak dari pemahaman lama yang salah tersebut.
Salah satunya adalah Swedia yang telah mengeluarkan panduan kesehatan baru untuk dokter dan ahli nutrisi mereka. Para pasien diminta untuk membatasi jumlah karbohidrat yang mereka konsumsi dan menggantinya dengan makanan yang kaya lemak, seperti dilansir oleh Genius Beauty (29/10).
Pada tahun 1970 peneliti menemukan adanya penurunan kasus penyakit jantung setelah para ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk mengurangi asupan lemak jenuh. Penyakit jantung diketahui berkaitan dengan jumlah kalori pada lemak jenuh yang meningkatkan kolesterol dalam darah. Namun menurut Dr Malhotra dari Croydon University Hospital, London, kaitan antara lemak jenuh dan penyakit jantung bukanlah kaitan sebab akibat.
Hal yang sama diketahui melalui penelitian terbaru. Penelitian ini tak menemukan adanya kaitan antara konsumsi lemak jenuh dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Jenis lemak tersebut justru bisa bermanfaat untuk jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, menghindari lemak pada daging justru bisa menyebabkan obesitas. Karena ketika lemak jenuh dipisahkan dari makanan, makanan tersebut menjadi kehilangan rasanya. Untuk mengatasinya, orang menambahkan perasa lain seperti gula. Inilah yang kemudian menyebabkan peningkatan risiko diabetes dan kegemukan.[int/kun]