26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Idawati Janjikan Julius Jabatan Dirut

Julius Hasibuan dan Idawati Pasaribu
Julius Hasibuan dan Idawati Pasaribu

SUMUTPOS.CO – Lanjutan sidang kasus pembunuhan bidan Nurmala Dewi Tinambunan (31) kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Lubukpakam, Kamis (7/11). Agendanya pemeriksaan dua terdakwa, yakni Julius Animo Bravo Hasibuan alias Yus (39) dan Bripda Aulia Pratama Zul Fadlil (23).

Dalam sidang yang diketuai hakim H Baktar Djubri SH itu, Julius mengaku mau terlibat dalam pembunuhan korban, karena berutang budi sering meminjam uang kepada Idawati Pasaribu –terdakwa lain dengan berkas terpisah.

Selain itu, Julius juga tergiur karena ia juga ditawari Idawati jabatan sebagai Direktur Utama (Dirut) di PT Marsada Jaya miliknya menggantikan posisi Berton Silaban. “Dari awal Idawati menginginkan korban Nurmala Dewi dimatikan dengan cara apapun. Seluruh biaya disediakan  oleh Idawati yang dititip melalui Rini DhramawatI alias Cici, istriku,” jelas Julius.

Masih kata Julius, saat korban ditusuk dengan jari-jari sepedamotor oleh Riski Darma Putra alias Gope (23) bersama terdakwa Bripda Aulia, Idawati langsung mengontak Julius. Kala itu, Idawati marah karena korban tak tewas dan masih bisa menyapu rumah dan ke gereja.

“Idawati menelefon saya dan mengatakan jika korban tidak apa-apa setelah ditusuk Gope,” kenang Julius menceritakan keterlibatannya. ]

Sejak kegagalan pertama menghabisi korban itulah Idawati mulai berang dan mendesak mereka untuk segera menghabisi nyawa Dewi dengan cara apapun. Bahkan saat Gope menembak korban hingga tewas, Idawati mengontak dirinya dan mengatakan jika korban memang sudah benar-benar tewas dan Cici disuruh datang ke Jakarta untuk menjemput uang untuk dibagi-bagi dengan terdakwa lainnya. “Saya tau Idawati memberikan uang kepada Cici di dalam mobil di Jakarta. Setelah itu, saya dan Cici, istriku langsung pergi ke Padang,” bebernya.

Sedangkan menurut pengakuan terdakwa Bripda Aulia, dia dimintai tolong oleh Brigadir Gusnita untuk mencelakai korban yang dituding melarikan suami Idawati. Setelah itu, Aulia mengajak Gope dan langsung menyanggupi upaya untuk mencelakai korban dengan bayaran Rp 15 juta/orang. ]

“Awalnya untuk mencelakai korban tapi akhirnya harus dibunuh. Saya kenal dengan terdakwa Julius saat kami di Medan. Setelah menusuk korban, kami pergi ke Batam. Tapi kata Gusnita jika Idawati menolak membayar karena korban masih sehat-sehat saja,” cerita Bripda Aulia. ]

Usai pemeriksaan kedua terdakwa, hakim bertanya kepada jaksa Rumondang SH dan Doni SH kapan dilakukan pembacaan tuntutan. Jaksa pun menjawab pembacaan tuntutan akan dilaksanakan pada 21 November.

 

TAK ADA DIRAWAT DI RS BINA KASIH

Indawati Pasaribu yang merupakan otak pembunuh bidan Dewi beberapa bulan yang lalu dikabarkan tengah sakit dan sedang dirawat di Rumah Sakit Bina Kasih. Saat POSMETRO MEDAN (grup JPNN) menyambangi rumah sakit yang beralamat di Jalan Letjen TB Simatupang, Kec. Medan Sunggal itu, Kamis (7/11) siang, Idawati Pasaribu tidak ada dirawat di rumah sakit tersebut.

Seorang sekuriti yang jaga di depan pintu gerbang masuk rumah sakit mengarahkan wartawan ke pintu lain yang tepat berada di sebelah kiri rumah sakit tersebut. Dan mengatakan bahwa dari pintu itulah masuk keluarga tahanan Lapas dan Rutan yang sedang dirawat di RS Bina Kasih. Sesampainya di dalam pintu petugas sekuriti wanita bernama Rina Gultom pun menghampiri wartawan dan mengatakan bahwa dari pintu itulah masuk para keluarga tahanan yang hendak menjenguk keluarga yang sedang sakit.

Selanjutnya, sekuriti itu pun bertanya kepada wartawan siapa nama keluarga tahanan yang sedang sakit agar dicatat nama pengunjungnya. Saat wartawan mengatakan hendak bertemu Idawati Pasaribu, dia langsung bergegas untuk mencek apakah ada pasien tahanan yang dirawat atas nama Idawati Pasaribu.

“Bentar dulu ya bang, saya cek dulu,” katanya. Tidak berapa lama setelah melakukan pengecekan, satpam itu mengaku nama Idawati tidak ada. “Udah ku cek bang, tapi tidak ada atas nama Idawati. Udah kutelepon juga ke atas tempat di mana para tahanan dirawat. Tapi tidak ada juga katanya,” tambahnya lagi.

“Uda ku cek tadi. Tapi tidak ada nama pasien itu,” kata sambung BS Ginting, Kepala Pengamanan di Rumah Sakit tersebut.(tun/man/deo)

Julius Hasibuan dan Idawati Pasaribu
Julius Hasibuan dan Idawati Pasaribu

SUMUTPOS.CO – Lanjutan sidang kasus pembunuhan bidan Nurmala Dewi Tinambunan (31) kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Lubukpakam, Kamis (7/11). Agendanya pemeriksaan dua terdakwa, yakni Julius Animo Bravo Hasibuan alias Yus (39) dan Bripda Aulia Pratama Zul Fadlil (23).

Dalam sidang yang diketuai hakim H Baktar Djubri SH itu, Julius mengaku mau terlibat dalam pembunuhan korban, karena berutang budi sering meminjam uang kepada Idawati Pasaribu –terdakwa lain dengan berkas terpisah.

Selain itu, Julius juga tergiur karena ia juga ditawari Idawati jabatan sebagai Direktur Utama (Dirut) di PT Marsada Jaya miliknya menggantikan posisi Berton Silaban. “Dari awal Idawati menginginkan korban Nurmala Dewi dimatikan dengan cara apapun. Seluruh biaya disediakan  oleh Idawati yang dititip melalui Rini DhramawatI alias Cici, istriku,” jelas Julius.

Masih kata Julius, saat korban ditusuk dengan jari-jari sepedamotor oleh Riski Darma Putra alias Gope (23) bersama terdakwa Bripda Aulia, Idawati langsung mengontak Julius. Kala itu, Idawati marah karena korban tak tewas dan masih bisa menyapu rumah dan ke gereja.

“Idawati menelefon saya dan mengatakan jika korban tidak apa-apa setelah ditusuk Gope,” kenang Julius menceritakan keterlibatannya. ]

Sejak kegagalan pertama menghabisi korban itulah Idawati mulai berang dan mendesak mereka untuk segera menghabisi nyawa Dewi dengan cara apapun. Bahkan saat Gope menembak korban hingga tewas, Idawati mengontak dirinya dan mengatakan jika korban memang sudah benar-benar tewas dan Cici disuruh datang ke Jakarta untuk menjemput uang untuk dibagi-bagi dengan terdakwa lainnya. “Saya tau Idawati memberikan uang kepada Cici di dalam mobil di Jakarta. Setelah itu, saya dan Cici, istriku langsung pergi ke Padang,” bebernya.

Sedangkan menurut pengakuan terdakwa Bripda Aulia, dia dimintai tolong oleh Brigadir Gusnita untuk mencelakai korban yang dituding melarikan suami Idawati. Setelah itu, Aulia mengajak Gope dan langsung menyanggupi upaya untuk mencelakai korban dengan bayaran Rp 15 juta/orang. ]

“Awalnya untuk mencelakai korban tapi akhirnya harus dibunuh. Saya kenal dengan terdakwa Julius saat kami di Medan. Setelah menusuk korban, kami pergi ke Batam. Tapi kata Gusnita jika Idawati menolak membayar karena korban masih sehat-sehat saja,” cerita Bripda Aulia. ]

Usai pemeriksaan kedua terdakwa, hakim bertanya kepada jaksa Rumondang SH dan Doni SH kapan dilakukan pembacaan tuntutan. Jaksa pun menjawab pembacaan tuntutan akan dilaksanakan pada 21 November.

 

TAK ADA DIRAWAT DI RS BINA KASIH

Indawati Pasaribu yang merupakan otak pembunuh bidan Dewi beberapa bulan yang lalu dikabarkan tengah sakit dan sedang dirawat di Rumah Sakit Bina Kasih. Saat POSMETRO MEDAN (grup JPNN) menyambangi rumah sakit yang beralamat di Jalan Letjen TB Simatupang, Kec. Medan Sunggal itu, Kamis (7/11) siang, Idawati Pasaribu tidak ada dirawat di rumah sakit tersebut.

Seorang sekuriti yang jaga di depan pintu gerbang masuk rumah sakit mengarahkan wartawan ke pintu lain yang tepat berada di sebelah kiri rumah sakit tersebut. Dan mengatakan bahwa dari pintu itulah masuk keluarga tahanan Lapas dan Rutan yang sedang dirawat di RS Bina Kasih. Sesampainya di dalam pintu petugas sekuriti wanita bernama Rina Gultom pun menghampiri wartawan dan mengatakan bahwa dari pintu itulah masuk para keluarga tahanan yang hendak menjenguk keluarga yang sedang sakit.

Selanjutnya, sekuriti itu pun bertanya kepada wartawan siapa nama keluarga tahanan yang sedang sakit agar dicatat nama pengunjungnya. Saat wartawan mengatakan hendak bertemu Idawati Pasaribu, dia langsung bergegas untuk mencek apakah ada pasien tahanan yang dirawat atas nama Idawati Pasaribu.

“Bentar dulu ya bang, saya cek dulu,” katanya. Tidak berapa lama setelah melakukan pengecekan, satpam itu mengaku nama Idawati tidak ada. “Udah ku cek bang, tapi tidak ada atas nama Idawati. Udah kutelepon juga ke atas tempat di mana para tahanan dirawat. Tapi tidak ada juga katanya,” tambahnya lagi.

“Uda ku cek tadi. Tapi tidak ada nama pasien itu,” kata sambung BS Ginting, Kepala Pengamanan di Rumah Sakit tersebut.(tun/man/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/