TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO – Hanya karena kedapatan main kartu domino, Amir Dalimunte (30) dikeroyok 5 polisi hingga pingsan. Mirisnya, setelah mendapat perawatan medis di RS Grand Medistra Lubukpakam, warga Dusun II, Desa Tanjung Mulia, Kec. Tanjung Morawa ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (17/2) sekira pukul 15.00 WIB.
Kasus ini bermula saat lima personel Polres DS menggerebek lapak judi di pinggir Sungai Batu Gingging, Desa Tanjung Mulia, Tanjung Morawa, Sabtu (15/2) malam. Kedatangan polisi sontak mengagetkan Amir dan teman-temannya yang tengah asik main domino. Tak ingin ditangkap, dengan gerak cepat Amir Cs pun berusaha melarikan diri. Tak mau kehilangan buruan, polisi mengejar Amir yang kabur ke arah pinggir sungai.
Tapi sial,setiba di pinggir sungai, leher dan punggung Amir tiba-tiba dipukul polisi yang mengejar dari belakang. Hantaman itu mengakibatkan Amir jatuh ke sungai sedalam 4 meter itu. Melihat Amir tenggelam, petugas tak langsung menolong. Sebaliknya, polisi justru berkali-kali membenamkan kepala korban ke air. Bukan hanya itu, saat ditarik ke permukaan, polisi yang kesal masih sempat mengeroyok Amir hingga pingsan.
Melihat korban tak berdaya, salah seorang warga yang tak tega bernama Gentung, langsung teriak minta tolong, hingga puluhan warga lain mendatangi lokasi.
Melihat kerumunan warga, petugas pun berlalu begitu saja meninggalkan Amir yang terkapar. Oleh warga, Amir lantas dibawa ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi. Tak berapa lama, keluarganya pun memanggil perawat dari Klinik Bidan Suriyani untuk mengobati Amir. Meski kala itu Amir masih bisa bicara, tapi bagian pinggang hingga kakinya tak bisa bergerak alias mati rasa. Saat salah seorang warga menyulutkan api rokok, Amir tak merasakan panas pada kakinya.
Melihat kondisi Amir makin parah, Minggu (16/2) sekira pukul 14.30 WIB, korban pun dilarikan keluarganya ke RS Grand Medistra Lubukpakam. Tapi naas, beberapa jam dirawat di ruang ICU, Senin (17/2) sekira pukul 15.00 WIB, anak bungsu dari 12 bersaudara itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Melihat jasad Amir terbusur kaku, Dewi Astuti (30) istri korban yang tengah hamil 7 bulan itu langsung menangis histeris. Selanjutnya jasad pria yang bekerja sebagai tukang galas sawit itu pun dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Saat ditemui, Rivai (40) abang kandung korban yang tinggal di Blok II Desa Wonosari, Kec. Tanjung Morawa mengungkapkan, sebelum dibawa ke rumah sakit, Amir masih sempat cerita dipukuli polisi hingga jatuh ke sungai. Kala itu, Amir juga mengeluh sakit di leher, punggung, pinggang kiri dan pinggang hingga kakinya mati rasa.
Rivai sangat menyayangkan tindakan petugas yang main pukul. “Kalau hanya sebatas kasus judi, kenapa harus main pukul? Kami masih berunding apakah akan melaporkan aksi brutal petugas yang menewaskan adikku itu ke Propam Polres DS,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Mulia Abdul Rasyid saat dikonfirmasi mengatakan, kelima petugas yang melakukan penggerebekan tersebut adalah petugas Polres DS. Kala itu, lanjut Abdul Rasyid, polisi juga tak ada melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat. Terpisah, Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH yang dikonfirmasi meminta korban melaporkan anggotanya yang melakukan penganiayaan itu. “Silahkan laporkan petugas yang melakukan pemukulan tersebut. Saya tidak akan melindungi anggota saya yang bersalah,” ungkapnya. (cr2/deo)