HANOI, SUMUTPOS.CO – Hati-hati saat mencurahkan pikiran ke dalam tulisan di blog pribadi. Jika tidak, bisa jadi akan bernasib sama seperti Pham Viet Dao. Pria 61 tahun itu dihukum 15 bulan penjara. Alasannya, blog miliknya dianggap berisi tulisan-tulisan anti pemerintah. Di Vietnam, ketidaksepakatan dengan pemerintah bisa diartikan dengan hukuman berat.
Kejadian pada Dao itu bermula ketika anggota Partai Komunis tersebut mem-posting tulisan di blog-nya pada Februari 2013 dan Mei 2013. Dalam tulisan-tulisan mantan pegawai Kementerian Budaya tersebut, terdapat puluhan link ke web masalah politik dan kemasyarakatan.
Tulisan dalam blog-nya tersebut menarik ratusan orang untuk membaca dan berkomentar. Dao akhirnya ditangkap dengan tuduhan melukai kebebasan demokrasi dengan tujuan melanggar kepentingan negara. Dia diadili selama setengah hari di Hanoi dan akhirnya dijatuhi hukuman 15 bulan penjara. Dao ketika di pengadilan menyatakan minta maaf karena telah mem-posting informasi yang tidak benar. Namun, menurut dia, tulisannya tidak membawa pengaruh buruk pada masyarakat.
Selama ini pemerintah Vietnam memang melarang media dipegang masyarakat umum. Seluruh koran dan televisi dipegang pemerintah. Karena itu, banyak warga yang kini lebih memilih mengakses berita lewat blog dan media sosial. Lembaga Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York langsung menanggapi keputusan peradilan itu. Mereka menghubungi pemerintah Vietnam dan meminta pemerintah untuk mencabut seluruh tuduhan terhadap Dao. Selain itu, mereka meminta Dao untuk segera dibebaskan dan tanpa syarat.
“Pemerintah Vietnam mempermalukan diri sendiri dengan menyidangkan orang yang mengkritik secara damai,” ujar Direktur Lembaga Hak Asasi Manusia Asia Brad Adam.
Pengacara, blogger, dan aktivis di Vietnam memang kerap ditahan ketika menyuarakan pikiran. Dua minggu lalu seorang blogger dan jurnalis Truong Duy Nhat juga dipenjara dua tahun dengan tuduhan serupa. (net)
HANOI, SUMUTPOS.CO – Hati-hati saat mencurahkan pikiran ke dalam tulisan di blog pribadi. Jika tidak, bisa jadi akan bernasib sama seperti Pham Viet Dao. Pria 61 tahun itu dihukum 15 bulan penjara. Alasannya, blog miliknya dianggap berisi tulisan-tulisan anti pemerintah. Di Vietnam, ketidaksepakatan dengan pemerintah bisa diartikan dengan hukuman berat.
Kejadian pada Dao itu bermula ketika anggota Partai Komunis tersebut mem-posting tulisan di blog-nya pada Februari 2013 dan Mei 2013. Dalam tulisan-tulisan mantan pegawai Kementerian Budaya tersebut, terdapat puluhan link ke web masalah politik dan kemasyarakatan.
Tulisan dalam blog-nya tersebut menarik ratusan orang untuk membaca dan berkomentar. Dao akhirnya ditangkap dengan tuduhan melukai kebebasan demokrasi dengan tujuan melanggar kepentingan negara. Dia diadili selama setengah hari di Hanoi dan akhirnya dijatuhi hukuman 15 bulan penjara. Dao ketika di pengadilan menyatakan minta maaf karena telah mem-posting informasi yang tidak benar. Namun, menurut dia, tulisannya tidak membawa pengaruh buruk pada masyarakat.
Selama ini pemerintah Vietnam memang melarang media dipegang masyarakat umum. Seluruh koran dan televisi dipegang pemerintah. Karena itu, banyak warga yang kini lebih memilih mengakses berita lewat blog dan media sosial. Lembaga Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York langsung menanggapi keputusan peradilan itu. Mereka menghubungi pemerintah Vietnam dan meminta pemerintah untuk mencabut seluruh tuduhan terhadap Dao. Selain itu, mereka meminta Dao untuk segera dibebaskan dan tanpa syarat.
“Pemerintah Vietnam mempermalukan diri sendiri dengan menyidangkan orang yang mengkritik secara damai,” ujar Direktur Lembaga Hak Asasi Manusia Asia Brad Adam.
Pengacara, blogger, dan aktivis di Vietnam memang kerap ditahan ketika menyuarakan pikiran. Dua minggu lalu seorang blogger dan jurnalis Truong Duy Nhat juga dipenjara dua tahun dengan tuduhan serupa. (net)