30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tampik Serangan Balik

AFP PHOTO/ DANI POZO Pemain Chelsea'adu mulut dengan pemain Atletico Madrid's pada semifinal Liga UEFA Champions first di Stadion Vicente Calderon di Madrid, 22 April 2014.
AFP PHOTO/ DANI POZO
Pemain Chelsea’adu mulut dengan pemain Atletico Madrid’s pada semifinal Liga UEFA Champions first di Stadion Vicente Calderon di Madrid, 22 April 2014.

LONDON, SUMUTPOS.CO – Atletico Madrid telah mengirim mata-mata untuk memantau laga Liverpool versus Chelsea di Anfield Minggu lalu (27/4). Tujuannya jelas, Diego Simeone selaku manajer Atletico ingin melihat kemampuan Chelsea sebelum menghadapi anak asuhnya di Stamford Bridge dini hari nanti (Siaran langsung SCTV/Nex Entertainment pukul 01.45 WIB).

Dari laporan mata-mata serta setelah melihat kembali rekaman laga di pekan ke-36 Premier League tersebut, Simeone bisa mengambil kesimpulan kalau Chelsea masih menerapkan strategi yang sama seperti di Vicente Calderon pekan lalu. Saat menghadapi Atletico pada leg pertama semifinal Liga Champions, The Blues-julukan Chelsea memang banyak menumpuk pemain di wilayahnya sendiri. Strategi parkir bus itu kembali diterapkan ketika menghadapi Liverpool Minggu lalu. Bedanya, ketika menghadapi Liverpool, The Blues berhasil mencetak gol melalui skema serangan balik.

“Sudah jelas kalau Chelsea adalah tim besar. Mereka masih bisa meraih kemenangan meski melakukan banyak perubahan,” kata Simeone kepada Marca dalam sesi jumpa pers kemarin. Memang, saat menghadapi Liverpool, Chelsea tak bisa menurunkan Petr Cech, John Terry, Ramires, Eden Hazard, Samuel Eto’o hingga Oscar.

“Itu berarti kalau kami akan bermain menghadapi sebuah tim yang kuat, sesuatu yang sudah kami ketahui. Jadi mereka akan menyebabkan banyak masalah untuk kami,” ujarnya.

Pada leg pertama di Vicente Calderon, Mourinho dan pasukannya bisa menahan imbang Atletico dengan skor 0-0. Hasil itu sejatinya bukan sebuah keuntungan. Sebab, seperti halnya Chelsea, Atletico adalah tim yang memiliki organisasi pertahanan sangat tangguh. Mindset defensif adalah kunci Atletico hingga mereka mampu melaju ke semifinal dan menorehkan catatan belum terkalahkan.

Tapi, karena di leg pertama Atletico hanya bisa bermain imbang tanpa gol, bermain ofensif adalah opsi yang harus dipilih untuk bisa mencetak gol. Konsekuensinya, jika bermain agresif, Atleti-julukan Atletico harus siap mengantisipasi serangan balik Chelsea. Liverpool sudah merasakan dahsyatnya serangan balik The Blues-julukan Chelsea. Meski mendominasi penguasaan bola hingga 70 persen, toh Liverpool tetap kalah 0-2.

Atleti sendiri tak punya kendala untuk bermain agresif. Mereka hanya kehilangan sang kapten, Gabi yang terkena skors. Sebaliknya, Chelsea tetap tak bisa menurunkan John Obi Mikel dan Frank Lampard yang terkena skors. Mohamed Salah dan Nemanja Matic juga tak bisa dimainkan karena aturan cup-tied.

Tapi, angin segar berhembus dari kamp latihan The Blues. Kiper Petr Cech yang dikabarkan out hingga akhir musim karena cedera bahu, kemarin sudah ikut berlatih. Demikian pula halnya John Terry dan Eden Hazard yang Minggu lalu absen karena masih belum pulih dari cedera.

Namun, krisis bukan alasan bagi Chelsea untuk kembali bermain bertahan. Jika dibutuhkan dan harus mencetak gol, Mourinho kemungkinan akan mengerahkan segenap sumber daya. Itu terlihat dengan kemenangan 2-0 melawan Paris Saint-Germain paska tertinggal 1-3 pada leg pertama di Parc des Princes. Saat itu Mou memasukkan tiga strikernya. “Pertandingan ini sangat besar. Ini laga hidup dan mati bagi kami,” ucap Mou kepada Sky Sports. “Saya sangat mempercayai talenta pemain saya untuk memenangkan laga. Jika tidak percaya dengan talenta pemain, lebih baik lupakan saja pertandingan ini,” imbuh mantan pelatih Real Madrid dan Inter Milan itu. (nur/bas/jpnn/rbb)

AFP PHOTO/ DANI POZO Pemain Chelsea'adu mulut dengan pemain Atletico Madrid's pada semifinal Liga UEFA Champions first di Stadion Vicente Calderon di Madrid, 22 April 2014.
AFP PHOTO/ DANI POZO
Pemain Chelsea’adu mulut dengan pemain Atletico Madrid’s pada semifinal Liga UEFA Champions first di Stadion Vicente Calderon di Madrid, 22 April 2014.

LONDON, SUMUTPOS.CO – Atletico Madrid telah mengirim mata-mata untuk memantau laga Liverpool versus Chelsea di Anfield Minggu lalu (27/4). Tujuannya jelas, Diego Simeone selaku manajer Atletico ingin melihat kemampuan Chelsea sebelum menghadapi anak asuhnya di Stamford Bridge dini hari nanti (Siaran langsung SCTV/Nex Entertainment pukul 01.45 WIB).

Dari laporan mata-mata serta setelah melihat kembali rekaman laga di pekan ke-36 Premier League tersebut, Simeone bisa mengambil kesimpulan kalau Chelsea masih menerapkan strategi yang sama seperti di Vicente Calderon pekan lalu. Saat menghadapi Atletico pada leg pertama semifinal Liga Champions, The Blues-julukan Chelsea memang banyak menumpuk pemain di wilayahnya sendiri. Strategi parkir bus itu kembali diterapkan ketika menghadapi Liverpool Minggu lalu. Bedanya, ketika menghadapi Liverpool, The Blues berhasil mencetak gol melalui skema serangan balik.

“Sudah jelas kalau Chelsea adalah tim besar. Mereka masih bisa meraih kemenangan meski melakukan banyak perubahan,” kata Simeone kepada Marca dalam sesi jumpa pers kemarin. Memang, saat menghadapi Liverpool, Chelsea tak bisa menurunkan Petr Cech, John Terry, Ramires, Eden Hazard, Samuel Eto’o hingga Oscar.

“Itu berarti kalau kami akan bermain menghadapi sebuah tim yang kuat, sesuatu yang sudah kami ketahui. Jadi mereka akan menyebabkan banyak masalah untuk kami,” ujarnya.

Pada leg pertama di Vicente Calderon, Mourinho dan pasukannya bisa menahan imbang Atletico dengan skor 0-0. Hasil itu sejatinya bukan sebuah keuntungan. Sebab, seperti halnya Chelsea, Atletico adalah tim yang memiliki organisasi pertahanan sangat tangguh. Mindset defensif adalah kunci Atletico hingga mereka mampu melaju ke semifinal dan menorehkan catatan belum terkalahkan.

Tapi, karena di leg pertama Atletico hanya bisa bermain imbang tanpa gol, bermain ofensif adalah opsi yang harus dipilih untuk bisa mencetak gol. Konsekuensinya, jika bermain agresif, Atleti-julukan Atletico harus siap mengantisipasi serangan balik Chelsea. Liverpool sudah merasakan dahsyatnya serangan balik The Blues-julukan Chelsea. Meski mendominasi penguasaan bola hingga 70 persen, toh Liverpool tetap kalah 0-2.

Atleti sendiri tak punya kendala untuk bermain agresif. Mereka hanya kehilangan sang kapten, Gabi yang terkena skors. Sebaliknya, Chelsea tetap tak bisa menurunkan John Obi Mikel dan Frank Lampard yang terkena skors. Mohamed Salah dan Nemanja Matic juga tak bisa dimainkan karena aturan cup-tied.

Tapi, angin segar berhembus dari kamp latihan The Blues. Kiper Petr Cech yang dikabarkan out hingga akhir musim karena cedera bahu, kemarin sudah ikut berlatih. Demikian pula halnya John Terry dan Eden Hazard yang Minggu lalu absen karena masih belum pulih dari cedera.

Namun, krisis bukan alasan bagi Chelsea untuk kembali bermain bertahan. Jika dibutuhkan dan harus mencetak gol, Mourinho kemungkinan akan mengerahkan segenap sumber daya. Itu terlihat dengan kemenangan 2-0 melawan Paris Saint-Germain paska tertinggal 1-3 pada leg pertama di Parc des Princes. Saat itu Mou memasukkan tiga strikernya. “Pertandingan ini sangat besar. Ini laga hidup dan mati bagi kami,” ucap Mou kepada Sky Sports. “Saya sangat mempercayai talenta pemain saya untuk memenangkan laga. Jika tidak percaya dengan talenta pemain, lebih baik lupakan saja pertandingan ini,” imbuh mantan pelatih Real Madrid dan Inter Milan itu. (nur/bas/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/