SUKABUMI, SUMUTPOS.CO – Andri Sobarna (24) pecahkan rekor kasus kekerasan seksual terhadap anak laki-laki. Pria yang punya panggilan Emon ini diringkus polisi karena melakukan sodomi terhadap 55 bocah, berusia 6 hingga 13 tahun. Malah, polisi memperkirakan jumlah ini masih bisa bertambah.
Kelakuan biadab Emon terungkap setelah salah satu orang tua korban melaporkan ke polisi kejadian yang menimpa anaknya. Emon pun diringkus aparat Polresta Sukabumi.
“Kejadian ini diketahui Minggu 27 April 2014 lalu sekitar jam 12.00 WIB atas perbuatan cabul terhadap sesama jenis yang dilakukan tersangka terhadap korban MDR (11),” kata Kapolres Sukabumi AKBP Hari Santoso, kemarin.
Dari hasil penyelidikan pertama, Jumat (2/5) lalu, jumlah korban cukup banyak, mencapai 40 orang. Tak berapa lama, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Martinus Sitompul mengatakan jumlah korban telah bertambah menjadi 43 orang. Tepat Sabtu (3/5), jumlah korban terus bertambah hingga mencatat angka 55 orang.
“Jumlah korban sekarang ini mencapai 43 orang, bagi orang tua yang merasa anaknya menjadi korban untuk bisa segera melapor,” kata Martinus.
Kapolres mengatakan saat menerima laporan penyidik langsung melakukan pelacakan dan diketahui jika Emon sudah berulangkali melakukan aksinya. Rata-rata korban masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). “Usia korban ini berusia baru 6 sampai 13 tahun, korbannya total ada 40,” ungkap Hari.
Dalam melakukan aksinya, Emon memilih pemandian Lio Santa Citamiang, Kota Sukabumi. Dia mengincar bocah laki-laki dengan iming-iming uang Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Setelah berhasil memperdaya, korban disuruh membuka celana dan menyuruhnya menungging. “Pelaku melakukan sodomi ini selama lima menit,” kata Hari lagi.
Setelah melakukan aksinya, Emon memberi duit sesuai yang dijanjikan. “Kepada korban kemudian membayar uang yang sudah dijanjikan.”
Hasil pemeriksaan tersangka, menurut dia sudah 40 bocah yang rata-rata masih duduk di bangku SD menjadi korban sodomi. Pelaku kini diamankan di Mapolresta Sukabumi. Sedangkan para korban sudah diperiksa termasuk divisum.
Sabtu (3/5) pagi, Kapolres Sukabumi AKBP Hari Santoso menyatakan bahwa korban sodomi yang dilakukan oleh Emon bertambah lagi 3 orang. Total korban menjadi 50 orang. “Korban bertambah 3 orang jadi total gocap (maksudnya 50),” ujar Kapolres Sukabumi kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu (3/5).
Saat dikonfirmasi tentang bertambahnya pelaku, AKBP Hari Santoso mengatakan itu masih dalam penyelidikan. “Kalau pelaku bertambah masih dalam penyelidikan tapi kita masih belum bisa konfirmasi,” ujar Hari.
AKBP Hari Santoso mengatakan hasil visum dari 14 korban semalam sudah keluar, hasilnya 3 orang korban mengalami kerusakan yang cukup parah. “Ada 3 orang korban, yang pertama disodomi Emon 7 kali dan hasil visum darah terus mengucur dari anus. Korban kedua 5 kali mengalami perubahan tekstur pada anusnya, dan yang terakhir 3 kali mengalami buang air sakit dan berdarah,” pungkas Hari.
Sabtu (3/5) sore, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Emon bertambah menjadi 55 orang. “Dari pendataan yang kami lakukan saat ini sudah ada 55 anak yang menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Andri Sobarna, dan saat ini kami masih berkoordinasi dengan pihak Polres Sukabumi Kota,” kata Sekretaris Jendral KPAI, Erlinda kepada wartawan, Sabtu (3/5).
Menurut Erlinda, diduga jumlah pelaku pelecehan seksual kepada anak laki-laki tersebut dilakukan lebih dari satu orang. Pihaknya juga merasa tercengang dengan jumlah korban yang sangat banyak ini.
Untuk ke depannya pihaknya akan mencoba membantu pemulihan psikologis anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut.
Dari foto yang diperoleh dari Kabid Humas Polda Jabar Kombes Martinus Sitompul, tampang Emon cukup kalem. Saat difoto, ekspresi wajahnya datar.
Polisi hingga kini masih mengorek keterangan Emon untuk mengetahui aksinya selama ini. Kemungkinan jumlah korban masih akan bertambah.
Saat sisa korban yang akan melakukan visum lanjutan, ternyata masih ada orangtua korban yang membawa anaknya untuk melaporkan bahwa anaknya juga menjadi korban sodomi Emon.
Dani Rudiansyah, salah satu orangtua korban yang baru melaporkan kepada polisi baru mengetahui anaknya menjadi korban Emon semalam.
Pada wartawan Dani mengatakan anaknya baru mengaku semalam karena dia curiga teman-temannya yang menjadi korban mengeluhkan buang air besar sakit.
“Sebelumnya anak saya merasa sakit saat buang air namun ibunya bilang paling panas dalam, pas teman-temannya mengaku pernah disodomi Emon saya langsung curiga dan menanyakan langsung pada anak saya,” ujar Dani.
Dani mengatakan dengan nada sedikit kesal bahwa pelaku harus dihukum seberat-beratnya karena masa depan anaknya telah dirusak oleh Emon. “Saya gak terima masa depan anak saya diambil gitu aja, dihukum lah pak yang berat biar ga ada kasus begini lagi,” pungkas Dani.(jpnn/bbs/bd)