MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur berupa sodomi, bak virus menular yang cepat menjalar ke segala penjuru daerah. Selasa (20/5) siang, giliran warga Jalan Purwo, Desa Mekar Sari, Kec. Delitua, gempar. Delapan bocah berusia 6 hingga 8 tahun disodomi AP (13), rekan sekaligus tetangga mereka saat mandi di kolam lele.
AP yang tercatat sebagai pelajar kelas 1 SMP dilaporkan telah melakukan kekerasan seks terhadap AN (5), FR (5), PA (6), TI (5), AL (8), BI (7), DI (7) dan SU (7).
Terkuaknya kasus sodomi tersebut bermula dari AL yang mengeluh sakit di bagian anusnya. Pengakuan AL membuat neneknya Minem (46) langsung menanyai cucunya itu kenapa anusnya sakit. Pengakuan AL sontak membuat Minem terkejut dan langsung memanggil anaknya yang merupakan paman dari AL.
Setelah didesak, akhirnya AL mengatakan jika anusnya disodomi oleh AP yang tak lain merupakan tetangganya dan rekan sepermainan AL. “Awalnya dia ngeluh kalau lubang anusnya sakit. Jadi ku kiralah karena gatal, pas ku lihat memerah gitu. Jadi kupanggil pamannya, disitu dia baru mengaku kalau dia disodomi,” kata nenek AL saat ditemui di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Medan.
Pengakuan AL tak lantas berakhir sampai disitu, bocah kelas II SD ini mengatakan tak hanya dirinya yang disodomi AP melainkan rekan-rekannya yang lain pun turut menjadi korban.
“Jadi kata si AL bukan cuma dia, masih ada yang lain. Karena dikasih tau dia siapa-siapa aja, langsung lah kami tanyai dan ternyata betul. Ada 4, malam itu mengaku jadi korban,” tambah Minem.
Tak terima dengan perlakuan AP terhadap anak mereka, Senin (19/5) malam para orangtua korban menangkap AP dari kediamannya dan diserahkan ke Polsek Deli Tua. Namun kasus tersebut dilimpahkan ke Polresta Medan.
Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, korban terus bertambah, mulai dari pengakuan AL, tujuh korban lagi. Namun dua diantaranya, belum melapor kepada pihak berwajib.
“Tadi malam ada 4 yang mengaku jadi korban, itupun karena didesak-desak baru mengaku. Kami tangkap si AP dari rumahnya. Terus pagi tadi datang lagi 2 korban lainnya, disitu lah ketahuan kalau korban sodomi si AP ada 6 orang,” jelas Minem.
Tak ubahnya Minem, Edi (38) ayah dari korban lain berinisial SU (7) juga tersulut emosinya ketika anaknya mengaku disodomi. Selasa (20/5) pagi, anaknya baru bercerita padanya.
“Aku tau pagi tadi, karena lagi heboh bahas-bahas si AP kena tangkap. Rupanya ku tanya sama anak ku, dia pun pernah disodomi sekitar 2 bulan lalu,” kata pria yang terus memegangi putranya itu.
AL selaku korban pertama yang menguak perilaku AP mengatakan, dirinya sudah 3 kali disodomi pelaku di kolam ikan lele tak jauh dari kediaman pelaku. Pertama kali, AL disodomi pada bulan Februari 2014 setelah terlebih dahulu diajak mandi-mandi di kolam ikan lele milik orang tua pelaku.
“Sudah 3 kali awak ‘digitukan’ bang, pertamanya diajak untuk mandi di kolamnya. Cuma katanya kalau mau mandi harus digitukan dulu sama dia, kalau enggak mau katanya tak boleh mandi-mandi dikolam terus dipukul,” kata AL usai membuat visum ke RS Pirngadi Medan.
Sementara korban lain, SU pun mengakui modus yang sama saat dirinya akan disodomi oAP. “Aku pun diajak mandi di kolam ikan sama abang itu, digitukan juga aku disitu,” katanya polos.
Korban lainnya seakan tak mengerti mengapa dibawa ke kantor Polisi, tampak bocah-bocah yang rata-rata masih duduk di bangku kelas I SD itu bermain dan kejar-kejaran di ruang PPA Polresta Medan.
TAKUT, KORBAN NGAKU TERCUCUK BATANG UBI
Pengakuan para korban, mereka mau disodomi setelah pelaku mengiming-imingi mandi di kolam lele milik bapak pelaku. Usai di nodai, para bocah diancam untuk tidak bercerita pada siapa pun.
“Kalau sama aku ya, cucu ku ngaku dia diancam supaya tak cerita. Terus dia pun bilang kalau cerita nanti dipukul sama si pelaku itu. Jadi kalau mau mandi dikolam, harus disodomi dulu lah,” terang Minem nenek AL
Bahkan sanking takutnya, AL yang semula menutup rapat perlakuan asusila yang dialaminya mengatakan jika anusnya dijolok menggunakan kayu oleh kawannya saat sedang mandi-mandi dikolam ikan lele.
“Waktu ngeluh sakit di anus nya, dibilang dia kalau anusnya dijolok kawannya pas mandi-mandi di kolam itu. Ditanyain pun dia bersikeras bilang kalau anusnya dijolok kawannya. Tapi karena kami desak baru ngaku dia,” tambah Minem yang mendampingi cucunya membuat laporan.
Senimun, Kepala Dusun III, Desa Mekar Sari, Kec. Delitua mengatakan, hebohnya kasus tersebut bermula saat polisi menciduk AG dari kediamanya. Hal itu membuat ayah korban AN berteriak histeris. Orangtua anak-anak lainnya jadi panik dan memastikan anaknya masing-masing.
“Berteriak dia sana, dan disitulah para orangtua lainnya mengecek kondisi anaknya masing-masing. Setelah dicek ternyata banyak korban sodomi yang dilakukan pelaku,” ujar Senimun ketika disambangi di kantor Kepala Desa, Selasa (20/5) siang.
Dijelaskan Senimun, awalnya ketika para orang tua korban lainnya menginterogasi anak mereka masing-masing. Pengakuan kedelapan korban sodomi itu sama semua. Pasalnya, ketika orang tua mereka mengecek langsung lubang anus anaknya. Mereka menemukan kejangalan-kejangalan. Disitu, anak-anak mereka mengaku bahwa lubang anus mereka tercucuk batang umi. “Kedelapan korban, kepada orang tuanya mengaku anusnya tercucuk batang ubi,” katanya.
Merasa tak wajar, para orangtua korban pun membawanya ke Klinik Tanjung yang letaknya tak jauh dari lokasi. Setelah dicek, ternyata ketujuh korban lainya juga telah menjadi korban sodomi. “Kedelapan anak-anak itu disodomi pelaku, katanya mereka melakukanya di kolam ikan tak jauh dari kediaman mereka,” ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsek Delitua ketika dikonfirmasi mengatakan, sampai saat ini pihakanya masih menerima enam laporan korban. “Jika masih ada korban lagi, segera laporkan ke Polsek Delitua,” pungkasnya. (wel/bar/cr-3/bd)