MEDAN-Pihak Polresta Medan dan Polsek Medan Baru mengaku hingga kini masih melakukan penyelidikan dan mendalami kasus perampokan bersenjata api (senpi) yang terjadi di Jalan Sekip Dalam No. 72 LL Lingkungan II Kel. Sei Putih Timur I Kec. Medan Petisah, kemarin (1/6).
Polisi mengklaim pihaknya telah mendeteksi keberadaan pelaku. “Hasil penyelidikan sementara, keberadaan mereka (pelaku) telah terdeteksi. Namun, kita belum bisa sampaikan karena masih dalam proses pengembangan,” kata Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Alexander Piliang ketika dihubungi Sumut Pos, Senin (2/6) siang.
Ia menyebut, dugaan sementara senjata api yang digunakan pelaku adalah revolver rakitan. “Itu baru dugaan sementara dan belum bisa dipastikan karena masih didalami,” katanya.
Alexander melanjutkan, untuk saksi baru 2 orang yaitu korban (Adi Darwan) dan tetangga rumahnya, Johan.
Disinggung soal adanya dugaan oknum aparat yang terlibat dalam kasus perampokan ini, Alexander tak bisa memastikan. Ia mengaku belum mengarak ke sana.
Mengenai kesamaan atau kemiripan dengan kasus-kasus perampokan yang sebelumnya, seperti kasus perampokan di Komplek Cemara Asri ketika pelaku melakukan aksinya di pagi hari dan mengincar warga keturunan Tionghoa, lagi-lagi Alex mengatakan hal yang sama. Ia mengaku belum bisa memastikan. “Karena itu, kita koordinasi dengan Jahtanras Polresta Medan dalam pengungkapan kasusnya,” kata Alexander.
Ditanya terkait hasil labfor mengenai tiga pecahan proyektil peluru yang ditemukan di lokasi kejadian, Alexander mengaku hasilnya belum keluar. Ia pun enggan membeberkan hasil tersebut dan juga kapan waktu pastinya akan selesai.
Ia menambahkan bahwa dalam kasus ini telah dibentuk 5 tim khusus untuk mengungkapnya dengan dibantu Satuan Reskrim Polresta Medan.
Di tempat terpisah, Wakapolresta Medan AKBP Hondawantri Naibaho yang dikonfirmasi soal kasus ini menyatakan pihaknya terus melakukan pengejaran terhadap pelaku. “Namanya pelaku kejahatan, maka sampai ke manapun pasti kita kejar. Bahkan, ke ujung langit sekalipun kita kejar,” ucapnya.
Disinggung adakah kemungkinan pelaku perampokan tersebut adalah pelaku yang sama saat terjadi peristiwa perampokan di Komplek Cemara Asri, Hondawantri tak berani memastikan. “Pada intinya polisi itu bekerja berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti. Jadi, kalau ada indikasi ke sana tentunya akan dilakukan pengejaran,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa pada Minggu (1/6) pagi sekira pukul 09.15 WIB, sebuah rumah di Jalan Sekip Dalam No. 77 LL Lingkungan II Kel. Sei Putih Timur I Kec. Medan Petisah, persisnya dekat persimpangan Jalan Pabrik Tenun, seberang Durian House disatroni 6 kawanan perampok bersenjata api.
Dalam aksi itu, para pelaku berhasil membawa kabur perhiasaan senilai Rp25 jutaan milik Adi Darwan (32) dan istrinya.
Perampokan itu terjadi saat istri korban baru pulang dari Pasar Petisah dengan menumpang becak mesin. Ketika hendak masuk ke dalam rumah, usai membuka pintu, istri korban secara tiba-tiba langsung disekap mulutnya oleh 5 orang pelaku yang sudah menunggunya di tidak jauh dari rumah korban.
Para pelaku kemudian masuk ke dalam rumah dan menodongkan senjata api kepada Adi Darwan. Selanjutnya pelaku merampas perhiasan yang terpakai di badan korban dan istrinya.
Klaim Mobil Perampok Cemara Asri Disita
Di tempat terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan bahwa mobil yang dipergunakan untuk melakukan perampokan di Komplek Cemara Asri, tiga pekan lalu telah diamankan. “Kalau masalah perampokan yang di Cemara Asri itu, kami telah mendapatkan mobil yang diduga dipergunakan untuk melakukan aksi. Ini dugaan sementara dan akan terus kami dalami,” bilang pria yang akan promosi sebagai Wakapolres Simalungun itu, Senin (2/6) sore.
Menurut Calvijn semua yang ada pada mobil yang ditemukan memiliki banyak kesamaan dengan mobil pelaku. Jikapun ada perbedaan, itu hanya pada velg-nya yang kemungkinan besar sudah diganti. Tapi untuk yang lainnya, termasuk aksesosris mobil, semuanya sama.
Hanya saja, saat ditanya tentang nomor plat mobil, Calvijn enggan membeberkannya. “Mobil itu diamankan dalam kasus yang berbeda yaitu pencurian dengan kekerasan. Saat itu kita fokus melakukan pengungkapan kasus yang lain, ternyata secara kebetulan kita mencurigai mobil yang dipergunakan terlihat sama dengan mobil yang dipergunakan pelaku di Cemara Asri. Kita tidak menyangka ada kemiripan mobilnya. Lalu kita lakukan pengejaran. Saat itu pelaku terlihat panik sehingga meninggalkan mobilnya di pinggir jalan,” ungkap Calvijn.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, AKP Zulkfli Harahap mengaku kesulitan mengungkap kasus perampokan di Cemara Asri. Parahnya, rekaman CCTV milik tetangga korban yang tidak menjurus secara langsung ke arah kendaraan pelaku, sehingga plat nomor kendaraannya tidak kelihatan. “Untungnya dari sana diketahui jekia jenis mobil pelaku adalah Toyota Avanza. Dan itu sangat membantu,” bilang Zulkifli.
Sebagaimana diketahui, kawanan perampok bersenjata api dan tajam menyatroni salah rumah di kawasan Komplek Perumahan Cemara Asri, tepatnya rumah No. 138 di Jalan Sena/ Jalan Rengas disatroni kawanan perampok, Jumat (9/5) pagi sekira pukul 6.30.
Walhasil, sejumlah uang, perhiasan dan barang berharga milik korban yang diketahui bernama Johanes berhasil dibawa kabur kawanan perampok yang berjumlah 5 orang. Dalam melancarkan aksinya, pelaku menyekap korban dan sempat menganiaya Johanes dengan menggunakan senjata api yang mereka bawa.
Perampokan terjadi saat korban bersama istri dan kedua anaknya sedang santai. Secara tiba-tiba, pelaku yang mengendarai mobil Avanza hitam memarkirkan kendaraannya di depan rumah. Para perampok itu pun masuk dan langsung menodongkan senjata api. Korban pun pasrah dan tak berdaya lantaran disekap. Melihat korban tak berdaya, pelaku langsung menggasak harta benda milik korban dan selanjutnya melarikan diri.
“Saat itu saya lagi nonton televisi di ruang tamu sama anak, sedangkan istri saya (Darna) lagi membungkus mangga di depan rumah. Tiba-tiba aja tiga orang masuk dan menodongkan senjata api. Kemudian, kami disuruh berjalan ke dalam kamar. Di situ kami disekap,” ujar Johanes (52) saat diwawancarai Sumut Pos.
Bapak dua anak ini menyebut, dirinya sempat melawan ketika hendak diikat. Tapi salah seorang pelaku yang memegang senjata api langsung memukul kepalanya di bagian kiri depan hingga bocor.
“Saya juga sempat menolak sembari berontak ketika disuruh menunjukkan harta benda. Tapi saya dipukul lagi dan disuruh duduk. Dia (pelaku) bilang hanya ingin mengambil harta benda dan tidak akan melukai. Lalu, saya kasih tahu aja barang berharga di dalam laci lemari daripada dilukai mereka,” sebut pengusaha percetakan keturunan Tionghoa ini.
Disinggung apa saja harta bendanya yang diambil pelaku, Johanes menuturkan yaitu uang ribuan dollar USA, perhiasan dan dua unit handphone. “Kalau kerugiannya diperkirakan sekitar Rp200 jutaan lebih,” ucapnya pria yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di perumahan elit itu. (mag-8/ije)