26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Misi Tuan Rumah Juara Grup

Gelandang Kamerun vs Brasil  Joel Matip vs Hernanes.
Gelandang Kamerun vs Brasil: Joel Matip vs Hernanes.

BRASILIA, SUMUTPOS.CO – Partai pamungkas Grup A antara tuan rumah Brasil melawan wakil Afrika Kamerun mungkin memberikan makna yang berbeda bagi kedua kubu. Hal ini tak lepas dari ambisi yang diusung oleh masing-masing tim.

Brasil tentunya mempunyai keinginan yang besar untuk dapat lolos ke babak perdelapan final dengan status juara grup. Sebab, ini akan memperkecil peluang mereka bertemu lawan yang lebih kuat. Dengan demikian, kans untuk menggapai babak final sekaligus merengkuh gelar juara terbuka lebar.

Tekanan untuk Brasil pun mengalir seiring dengan grafik penampilan mereka mulai menurun. Setelah mereka mampu memetik kemenangan 3-1 atas Kroasia di partai pembuka, mereka langsung ditahan imbang Meksiko 0-0 di laga kedua.

Salah satu yang menyuarakan kritik tersebut adalah Tostao, mantan penyerang timnas Brasil yang sukses mempersembahkan Piala Dunia bersama Selecao pada 1970. “Salah satu problem utama tim adalah ketergantungan mereka yang terlalu besar pada Neymar. Jika Neymar bermain apik, mereka tentunya akan baik-baik saja. Namun, jika tidak, maka itu adalah sebuah bencana,” tuturnya seperti dikutip Daily Mail.

Pria berumur 67 yang saat ini menjadi kolumnis salah satu surat kabar itu kembali menyatakan, Brasil terlalu bermain dengan tempo pelan sembari menunggu lawan lengah. “Aku pikir mereka akan bermain bagus melawan Meksiko. Tetapi, mereka terlalu membiarkan lawan mengembangkan permainan,” paparnya.

Emerson Leao, mantan penjaga gawang Brasil periode 1969-1986 juga tidak kalah keras dalam memberikan kritiknya. “Timnas Brasil sangat mengejutkan. Mereka bermain terlalu lambat. Tidak ada yang bermain istimewa ketika melawan Meksiko. Pertahanan sangat rapuh. Oscar serta Ramires sering kalah di lini tengah. Dan Neymar juga tidak mampu berbuat banyak. Saya tidak tahu apa yang terjadi,” beber pria yang saat ini banting setir menjadi pelatih tersebut.

Pelatih Brasil, Luis Felipe Scolari, juga menyadari bahwa laga ini akan sarat dengan tensi panas dan keras. “Ini merupakan grup yang sulit saya kira. Namun, ini baik bagi kami. Tingkat kesulitan yang telah ada sejak awal laga tentunya akan membuat Anda semakin fokus. Hal ini merupakan elemen penting dalam kompetisi berdurasi pendek seperti ini,” ujarnya seperti dilansir Zee News.

Dua bek Brasil, David Luiz dan Marcelo, juga mengatakan bahwa partai melawan Kamerun nanti akan keras dan sarat akan kepentingan masing-masing. “Ini adalah Piala Dunia. Anda tidak dapat menyamakannya dengan Piala Konfederasi,” tutur Luiz yang merupakan musim depan dikabarkan akan bergabung bersama dengan raksasa Prancis Paris Saint-Germain (PSG).

Senada dengan Luiz, fullback kiri Marcelo juga menegaskan bahwa setiap tim tentunya sudah mempelajari permainan mereka. “Kami tahu bahwa kami harus melakukan apa yang Felipao (panggilan akrab Luis Felipe Scolari, Red) arahkan. Namun, inilah Piala Dunia. Setiap pertandingan akan semakin berat ke depannya,” bebernya seperti dikutip Reuters.

Sebaliknya, bagi Kamerun, partai ketiga di Estadio Nacional ini tak ubahnya sebuah laga untuk menghindarkan skuad berjuluk Indomitable Lions itu dari rasa malu yang teramat sangat.

Sebab, kans mereka untuk melangkah ke fase knockout telah habis seiring dua kekalahan yang menimpa mereka, yakni 0-1 dari Meksiko serta dibenamkan Kroasia dengan skor 0-4.

Tidak hanya itu, Kamerun juga tercatat sebagai salah satu yang belum menjaringkan satu gol pun ke gawang lawan. Karena itu, melawan Brasil nanti, tentunya ini merupakan salah satu momen untuk mampu membuktikan bahwa Kamerun belum habis.

Arsitek Kamerun Volker Finke berujar bahwa permainan timnya sebenarnya sudah sesuai dengan apa yang dia inginkan. “Kami telah melakukan analisa terhadap dua pertandingan sebelumnya dan para pemain melakukan tugasnya dengan baik,” ucapnya seperti dilansir Zee News.

Lebih lanjut, mantan pelatih klub J-League Urawa Red Diamonds itu kembali mengatakan, terkait dengan ulah dua pemainnya, Benoit Assou-Ekotto yang menanduk rekan setimnya Bek Moukandjo, Federasi Sepakbola Kamerun telah melakukan investigasi. “Perilaku mereka tentunya tidak memuaskan. Hal ini tidak dapat dibenarkan ketika mereka melakukan hal itu,” tandasnya. (apu)

Gelandang Kamerun vs Brasil  Joel Matip vs Hernanes.
Gelandang Kamerun vs Brasil: Joel Matip vs Hernanes.

BRASILIA, SUMUTPOS.CO – Partai pamungkas Grup A antara tuan rumah Brasil melawan wakil Afrika Kamerun mungkin memberikan makna yang berbeda bagi kedua kubu. Hal ini tak lepas dari ambisi yang diusung oleh masing-masing tim.

Brasil tentunya mempunyai keinginan yang besar untuk dapat lolos ke babak perdelapan final dengan status juara grup. Sebab, ini akan memperkecil peluang mereka bertemu lawan yang lebih kuat. Dengan demikian, kans untuk menggapai babak final sekaligus merengkuh gelar juara terbuka lebar.

Tekanan untuk Brasil pun mengalir seiring dengan grafik penampilan mereka mulai menurun. Setelah mereka mampu memetik kemenangan 3-1 atas Kroasia di partai pembuka, mereka langsung ditahan imbang Meksiko 0-0 di laga kedua.

Salah satu yang menyuarakan kritik tersebut adalah Tostao, mantan penyerang timnas Brasil yang sukses mempersembahkan Piala Dunia bersama Selecao pada 1970. “Salah satu problem utama tim adalah ketergantungan mereka yang terlalu besar pada Neymar. Jika Neymar bermain apik, mereka tentunya akan baik-baik saja. Namun, jika tidak, maka itu adalah sebuah bencana,” tuturnya seperti dikutip Daily Mail.

Pria berumur 67 yang saat ini menjadi kolumnis salah satu surat kabar itu kembali menyatakan, Brasil terlalu bermain dengan tempo pelan sembari menunggu lawan lengah. “Aku pikir mereka akan bermain bagus melawan Meksiko. Tetapi, mereka terlalu membiarkan lawan mengembangkan permainan,” paparnya.

Emerson Leao, mantan penjaga gawang Brasil periode 1969-1986 juga tidak kalah keras dalam memberikan kritiknya. “Timnas Brasil sangat mengejutkan. Mereka bermain terlalu lambat. Tidak ada yang bermain istimewa ketika melawan Meksiko. Pertahanan sangat rapuh. Oscar serta Ramires sering kalah di lini tengah. Dan Neymar juga tidak mampu berbuat banyak. Saya tidak tahu apa yang terjadi,” beber pria yang saat ini banting setir menjadi pelatih tersebut.

Pelatih Brasil, Luis Felipe Scolari, juga menyadari bahwa laga ini akan sarat dengan tensi panas dan keras. “Ini merupakan grup yang sulit saya kira. Namun, ini baik bagi kami. Tingkat kesulitan yang telah ada sejak awal laga tentunya akan membuat Anda semakin fokus. Hal ini merupakan elemen penting dalam kompetisi berdurasi pendek seperti ini,” ujarnya seperti dilansir Zee News.

Dua bek Brasil, David Luiz dan Marcelo, juga mengatakan bahwa partai melawan Kamerun nanti akan keras dan sarat akan kepentingan masing-masing. “Ini adalah Piala Dunia. Anda tidak dapat menyamakannya dengan Piala Konfederasi,” tutur Luiz yang merupakan musim depan dikabarkan akan bergabung bersama dengan raksasa Prancis Paris Saint-Germain (PSG).

Senada dengan Luiz, fullback kiri Marcelo juga menegaskan bahwa setiap tim tentunya sudah mempelajari permainan mereka. “Kami tahu bahwa kami harus melakukan apa yang Felipao (panggilan akrab Luis Felipe Scolari, Red) arahkan. Namun, inilah Piala Dunia. Setiap pertandingan akan semakin berat ke depannya,” bebernya seperti dikutip Reuters.

Sebaliknya, bagi Kamerun, partai ketiga di Estadio Nacional ini tak ubahnya sebuah laga untuk menghindarkan skuad berjuluk Indomitable Lions itu dari rasa malu yang teramat sangat.

Sebab, kans mereka untuk melangkah ke fase knockout telah habis seiring dua kekalahan yang menimpa mereka, yakni 0-1 dari Meksiko serta dibenamkan Kroasia dengan skor 0-4.

Tidak hanya itu, Kamerun juga tercatat sebagai salah satu yang belum menjaringkan satu gol pun ke gawang lawan. Karena itu, melawan Brasil nanti, tentunya ini merupakan salah satu momen untuk mampu membuktikan bahwa Kamerun belum habis.

Arsitek Kamerun Volker Finke berujar bahwa permainan timnya sebenarnya sudah sesuai dengan apa yang dia inginkan. “Kami telah melakukan analisa terhadap dua pertandingan sebelumnya dan para pemain melakukan tugasnya dengan baik,” ucapnya seperti dilansir Zee News.

Lebih lanjut, mantan pelatih klub J-League Urawa Red Diamonds itu kembali mengatakan, terkait dengan ulah dua pemainnya, Benoit Assou-Ekotto yang menanduk rekan setimnya Bek Moukandjo, Federasi Sepakbola Kamerun telah melakukan investigasi. “Perilaku mereka tentunya tidak memuaskan. Hal ini tidak dapat dibenarkan ketika mereka melakukan hal itu,” tandasnya. (apu)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/