26 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Bayi Mata 1 Menghadap Ilahi

BRANDAN, SUMUTPOS.CO – Baru berumur sehari, bayi laki-laki buah hati Irwan (28) dan Nurma (27), meninggal dunia. Bayi belum diberi nama yang lahir dengan kondisi bermata 1 dan tanpa hidung tersebut menghembuskan nafas terakhirnya kemarin (21/7) sekitar pukul 07.30 WIB.

Jenazah korban juga sudah dibawa keluarga dari RS Insani Pangkalan Brandan ke rumah duka di Desa Securai Selatan, Kec. Babalan. “Iya pak, tadi langsung dibawa ke rumah duka,” ujar salah seorang perawat di rumah sakit tersebut.

Mirisnya, sampai saat ini, sang ibu belum juga mengetahui kondisi sang anak, bahkan sampai meninggal dunia. “Memang ibunya ada nanya beberapa kali kepada perawat. Namun karena keluarga besarnya melarang untuk memberi tau, makanya kami dan keluarga sengaja merahasiakannya. Bahkan sampai saat meninggal dunia pak, karena takut kesehatannya terganggu. Saat ini si ibu masih dirawat di ruang bangsal pak,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Camat Babalan, Faisal Rizal saat dihubungi menuturkan pihak kecamatan telah memberikan bantuan semampunya. Juga telah meminta kompensasi atau discount atas segala biaya persalinan. “Kita telah bantu bang, meskipun bukan materi namun kita telah meminta kompensasi kepada pihak rumah sakit agar segala biaya dari lahirnya sang bayi sampai ibunya sehat dan kita akan terus memantau perkembangan sang ibu,” papar Faisal.

Anak Irwan dikebumikan di Securai Selatan. Sementara Nurma masih terbaring lemas diselimuti dengan kain panjang didampingi beberapa keluarga yang bergantian menjaganya. Berbeda dengan kondisi rumah sakit, suasana rumah duka sangat ramai didatangi pelayat hingga malam. Terlihat pula beberapa keluarga terutama wanita menangis karena mengetahui bayi itu meninggal. Menurut salah satu keluarga yang namanya tidak ingin dicantumkan, pihak kelurga tidak mau foto bayi 1 mata ini dipublikasikan.

“Bang kami izinkan media untuk memberitakannya bang, tapi kalau untuk foto kami tidak mengizinkannya. Pokoknya kami tidak izin bila fotonya sampai dimuat di koran bang,” ujarnya. Dirinya juga mengatakan kalau setaunya anak tersebut belum diberi nama. “Setahu saya belum bang, nantilah saya tanya lagi sama Irwan, mana tau udah dikasi nama. Nanti saya kasih tahu lagi bang,” ujarnya lagi. Beberapa kalangan masyarakat menyayangkan tidak adanya perhatian Pemkab Langkat.

“Saya merasa cukup kecewa dengan Pemkab Langkat, khususnya Dinas Kesehatan Langkat. Karena sejauh ini saya belum mengetahui atau mendengar kalau Pemkab Langkat ada memberikan bantuan ataupun hanya sekedar melihat. Kasus kelahiran ini sangat langka, apalagi ini terjadi di Langkat,” ujar Sarno, salah satu tokoh masyarakat yang ada di Desa Securai Selatan.

Diberitakan sebelumnya, Irwan (28) terlihat syok berat. Dia juga bingung menyampaikan kondisi bayi yang baru dilahirkan istrinya, Nurma pada Minggu (20/7). Ya, bayi laki-laki mereka terlahir dengan mata 1 tepat di dahi.

Tak hanya mereka, kerabat warga Desa Securai Selatan, Kec. Babalan itu juga terlihat syok. Dibeber Irwan kepada kru koran ini, istrinya sudah mengalami pendarahan, Minggu (20/7) sekitar pukul 05.00 dan langsung dilarikan ke RSU Insani Pangkalanbrandan. “Setelah bertanya pada bidan kampung bernama Supriati kami langsung membawa istri saya ke rumah sakit terdekat supaya bisa dapat perawatan. Sampai di sini sekitar pukul 6.30 langsung ditangani dokter bang dan sekitar jam 7.30 lahirlah anak ku Bang,” ujar Irwan dengan mata berkaca-kaca.

Irwan juga menjelaskan kondisi anak pertamanya yang terlahir dengan 1 mata, berada agak ke tengah dahinya dan dengan 1 alis mata yang tepat berada di atas matanya.

“Gimanalah aku mau bilangnya Bang. Nggak sanggup aku jelaskannya sama Abang. Terpukul kali aku Bang ngeliatnya, abang ajalah liat sendiri. Aku gak sanggup jelaskannya bang,” tambah Irwan meneteskan air mata.

Irwan juga mengatakan bahwa selama anaknya dalam kandungan sang istri, mereka dan keluarganya tak pernah memiliki firasat apapun.

Bahkan sudah 2 kali melakukan Ultrasonography (USG) dan tak tampak adanya kelainan. “Padahal selama ini gak adanya firasat apapun bang, makan istrikupun terjaganya. Memang selama ini, istri saya sering diurut perutnya oleh tukang urut bang, jadi kupikir sehatlah anak ini kalau lahir,” tambah Irwan.

“Sampai saat ini istri saya belum tahu Bang, saya takut ngasitaunya, nanti terganggu pula kesehatannya. Tadi kata dokter mau dirujuk ke Medan Bang, cuma aku pun pening kalau dibawa ke Medan. Mau diapakan di sana? Terus biayanya pun dari mana? Bukannya orang senang aku bang,” tutur Irwan kembali menangis. (gum/trg/deo)

BRANDAN, SUMUTPOS.CO – Baru berumur sehari, bayi laki-laki buah hati Irwan (28) dan Nurma (27), meninggal dunia. Bayi belum diberi nama yang lahir dengan kondisi bermata 1 dan tanpa hidung tersebut menghembuskan nafas terakhirnya kemarin (21/7) sekitar pukul 07.30 WIB.

Jenazah korban juga sudah dibawa keluarga dari RS Insani Pangkalan Brandan ke rumah duka di Desa Securai Selatan, Kec. Babalan. “Iya pak, tadi langsung dibawa ke rumah duka,” ujar salah seorang perawat di rumah sakit tersebut.

Mirisnya, sampai saat ini, sang ibu belum juga mengetahui kondisi sang anak, bahkan sampai meninggal dunia. “Memang ibunya ada nanya beberapa kali kepada perawat. Namun karena keluarga besarnya melarang untuk memberi tau, makanya kami dan keluarga sengaja merahasiakannya. Bahkan sampai saat meninggal dunia pak, karena takut kesehatannya terganggu. Saat ini si ibu masih dirawat di ruang bangsal pak,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Camat Babalan, Faisal Rizal saat dihubungi menuturkan pihak kecamatan telah memberikan bantuan semampunya. Juga telah meminta kompensasi atau discount atas segala biaya persalinan. “Kita telah bantu bang, meskipun bukan materi namun kita telah meminta kompensasi kepada pihak rumah sakit agar segala biaya dari lahirnya sang bayi sampai ibunya sehat dan kita akan terus memantau perkembangan sang ibu,” papar Faisal.

Anak Irwan dikebumikan di Securai Selatan. Sementara Nurma masih terbaring lemas diselimuti dengan kain panjang didampingi beberapa keluarga yang bergantian menjaganya. Berbeda dengan kondisi rumah sakit, suasana rumah duka sangat ramai didatangi pelayat hingga malam. Terlihat pula beberapa keluarga terutama wanita menangis karena mengetahui bayi itu meninggal. Menurut salah satu keluarga yang namanya tidak ingin dicantumkan, pihak kelurga tidak mau foto bayi 1 mata ini dipublikasikan.

“Bang kami izinkan media untuk memberitakannya bang, tapi kalau untuk foto kami tidak mengizinkannya. Pokoknya kami tidak izin bila fotonya sampai dimuat di koran bang,” ujarnya. Dirinya juga mengatakan kalau setaunya anak tersebut belum diberi nama. “Setahu saya belum bang, nantilah saya tanya lagi sama Irwan, mana tau udah dikasi nama. Nanti saya kasih tahu lagi bang,” ujarnya lagi. Beberapa kalangan masyarakat menyayangkan tidak adanya perhatian Pemkab Langkat.

“Saya merasa cukup kecewa dengan Pemkab Langkat, khususnya Dinas Kesehatan Langkat. Karena sejauh ini saya belum mengetahui atau mendengar kalau Pemkab Langkat ada memberikan bantuan ataupun hanya sekedar melihat. Kasus kelahiran ini sangat langka, apalagi ini terjadi di Langkat,” ujar Sarno, salah satu tokoh masyarakat yang ada di Desa Securai Selatan.

Diberitakan sebelumnya, Irwan (28) terlihat syok berat. Dia juga bingung menyampaikan kondisi bayi yang baru dilahirkan istrinya, Nurma pada Minggu (20/7). Ya, bayi laki-laki mereka terlahir dengan mata 1 tepat di dahi.

Tak hanya mereka, kerabat warga Desa Securai Selatan, Kec. Babalan itu juga terlihat syok. Dibeber Irwan kepada kru koran ini, istrinya sudah mengalami pendarahan, Minggu (20/7) sekitar pukul 05.00 dan langsung dilarikan ke RSU Insani Pangkalanbrandan. “Setelah bertanya pada bidan kampung bernama Supriati kami langsung membawa istri saya ke rumah sakit terdekat supaya bisa dapat perawatan. Sampai di sini sekitar pukul 6.30 langsung ditangani dokter bang dan sekitar jam 7.30 lahirlah anak ku Bang,” ujar Irwan dengan mata berkaca-kaca.

Irwan juga menjelaskan kondisi anak pertamanya yang terlahir dengan 1 mata, berada agak ke tengah dahinya dan dengan 1 alis mata yang tepat berada di atas matanya.

“Gimanalah aku mau bilangnya Bang. Nggak sanggup aku jelaskannya sama Abang. Terpukul kali aku Bang ngeliatnya, abang ajalah liat sendiri. Aku gak sanggup jelaskannya bang,” tambah Irwan meneteskan air mata.

Irwan juga mengatakan bahwa selama anaknya dalam kandungan sang istri, mereka dan keluarganya tak pernah memiliki firasat apapun.

Bahkan sudah 2 kali melakukan Ultrasonography (USG) dan tak tampak adanya kelainan. “Padahal selama ini gak adanya firasat apapun bang, makan istrikupun terjaganya. Memang selama ini, istri saya sering diurut perutnya oleh tukang urut bang, jadi kupikir sehatlah anak ini kalau lahir,” tambah Irwan.

“Sampai saat ini istri saya belum tahu Bang, saya takut ngasitaunya, nanti terganggu pula kesehatannya. Tadi kata dokter mau dirujuk ke Medan Bang, cuma aku pun pening kalau dibawa ke Medan. Mau diapakan di sana? Terus biayanya pun dari mana? Bukannya orang senang aku bang,” tutur Irwan kembali menangis. (gum/trg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/