Prof DR Agung Sunarno MPd
Gelar akademik yang disandang adalah alasan Profesor DR Agung Sunarno MPd tak henti melakukan terobosan di bidang keolahragaan. Baik untuk prestasi, juga kesehatan masyarakat sebagai penentu kemajuan sebuah bangsa.
Ya, kiprahnya di dunia olahraga Sumatera Utara (Sumut) sudah tidak diragukan lagi. Dari sebagai Wakil Ketua Bidang Bimbingan Prestasi (Binpres) KONI Sumut 2003-2007 hingga sebagai Wakil Ketua II membidangi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pendidikan dan Penataran (Diktar), dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang baru saja berakhir 2007-2011 dijadikan sarana pengaplikasian ilmu yang diperoleh di bangku akademi.
Metode penelitian pendidikan jasmani dan kesehatan yang menjadi kajian untuk gelar profesor 2007 lalu langsung diterapkan dalam meningkatkan prestasi olahraga yang terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Kalimantan Timur 2008 lalu. Tidak sedikit pula pemikiran dituangkan dalam tulisan baik berupa buku juga makalah yang dapat digunakan masyarakat meningkatkan kesegaran jasmani.
“Sekecil apapun kita harus berbuah. Apa itu dalam bentuk pikiran, pendapat, opini, maupun aktivitas yang dapat memberi faedah untuk orang lain. Apa artinya hidup bila kita tidak bisa memberi sesuatu kepada masyarakat?” tutur Prof Agung yang ditemui di ruang kerjanya di KONI Sumut Jalan Pancing Medan, Senin (6/6).
Meskipun begitu suami dari Herlina Agustina SE Msi ini sadar bila semua itu harus memiliki modal. Sehingga setiap buah yang dihasilkan dipercaya masyarakat sebagai hal baik untuk dilaksanakan. Modal yang dimaksud tentu saja gelar di dunia pendidikan. Dengan keyakinan akan keberhasilan juga kemampuan yang dimiliki bahkan menantang kenyataan, kondisi yang tidak memungkinkan bisa menjadi mungkin.
Kondisi keluarga memaksa Agung berpisah dari keluarga untuk hidup mandiri. Tinggal bersama sang abang Drs Subardi yang juga guru olahraga, ternyata menimbulkan ketertarikan di bidang yang sama dan mendaftarkan diri di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Agung juga tidak menolak usul orangtua untuk melanjutkan pendidikannya. Hanya saja bukan di Diploma 3 seperti yang diusulkan, melainkan melalui SPMB dan diterima di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang kini Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed). “Waktu itu saya berpikir kalau tiga tahun saya bisa dibiayai, masa untuk satu tahun tidak bisa saya biayai? Itu yang membuat saya memutuskan memilih S1 tanpa sepengetahuan orangtua. Saya pun bertekad mendapatkan beasiswa,” kenang ayah dari Augina Era Pangestika dan Augina Amelia Putri ini.
Hal itu dibuktikan dengan menyelesaikan studi selama delapan semester lebih tiga bulan. Tidak cukup disitu, kesempatan melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tak disia-siakan. Berharap mendapatkan beasiswa dengan prestasi yang dicapai, pelahap bakwan udang ini menyelesaikan studi hanya dalam satu tahun lebih 11 bulan. Lima hari lebih cepat dari ketentuan untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah yaitu menyelesaikan studi minimal dua tahun.
Tak pelak beasiswa yang diharapkan mengganti biaya pendidikan yang didahulukan dari tabungannya pun hangus. Begitu juga saat dirinya melanjutkan pendidikan doktoralnya di bidang dan kampus yang sama. Studi dan penelitian yang diselesaikan dalam satu tahun hanya membuatnya berhak atas setengah dari beasiswa yang dijatahkan selama tiga tahun itu.
“Yang setengah lagi hangus karena pada 2000 saya sudah tamat meskipun wisudanya 2001. Padahal itu beasiswa untuk tiga setengah tahun ke depan lho. Jadi memanfaatkan waktu kosong dan dengan uang tadi saya menjadi pelatih fisik PSDS Junior,” tambahnya.
Dari situ, Prof Agung yang sempat tercatat sebagai profesor termuda di Indonesia, juga saat berita ini diturunkan merupakan satu-satunya guru besar olahraga di Sumut juga Unimed. (jul) Melalui penelitian yang kemudian menghasilkan satu metode yang bermanfaat bagi masyarakat, juga aktif di organisasi sosial, terlibat dalam pembuatan kebijakan pemerintah di bidang keolahragaaan, maupun melalui publikasi ilmiah yang diterapkannya lima tahun terakhir.
Di tengah kesibukannya sebagai ilmuwan, pria humoris ini tetap memiliki waktu untuk keluarga tercinta. Setiap Sabtu malam menjadi momen untuk berkumpul menjalin komunikasi di antara istri tercinta dan kedua buah hati sembari menikmati kuliner di Kota Medan. Arti pentingnya sebuah keluarga bahkan menjelma dalam rutinitas yang dilakoni. “Dari keluarga yang kuat akan tampilkan sosok yang kuat pula. Setiap pagi saya mengantar anak dulu ke sekolah lalu mengantar istri kerja setelah itu baru ke kantor. Begitu juga kalau pulang selalu sama,” kata pemilik mobil Suzuki X-Over ini. (jul)
Hal Biasa Jadi Luar Biasa
Dengan menggunakan metode yang terarah, Prof DR Agung Sunarno MPd membuka pemahaman baru di tengah-tengah masyarakat. Bahwa hal yang biasa dapat berdampak luar biasa.
Seperti memasukkan wisata outbound dalam program pembinaan atlet pada Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) 2007 juga pada persiapan PON Kaltim 2008 lalu. Melalui aktivitas yang dilaksanakan dengan disertai penjelasan, kegiatan tadi berhasil menguatkan karakter para atlet untuk menghasilkan prestasi yang membanggakan.
“Makan tiga kali dalam sehari adalah hal biasa, dan akan menjadi luar biasa bila makan empat kali dalam sehari. Padahal semua itu sebenarnya sangat sederhana, hanya masalah penjelasan,” ucapnya.
Hal itu juga yang diterapkan pada Ultra Outbound yang menerapkan penjelasan bagi para pengunjung. Dengan demikian nilai dari kegiatan yang dilakukan dapat diserap dengan baik bagi pelaku. Demikian yang dilakukan di setiap pelatihan instruktur outbound yang digelar.
Dengan arahan Head Instruktur Samsudin Tarigan SPd dan Instruktur Abdul Latief SPd, Rahmad Sembiring SPd, Rikardo Situmorang SPd, Nazrul S Rambe SPd, Fahruzi SPd, Terimo Hady Brojo SPd, dan Edward Keliat SPd, Ultra Outbound pun menghadirkan warna lain bagi pecinta kegiatan di alam terbuka. “Intinya, pengunjung punya wawasan yang baru untuk setiap kegiatan yang dilakukannya,” jelas Prof Agung.
Di tengah kesi bukannya sebagai ilmuwan, pria humoris ini tetap memiliki waktu untuk keluarga tercinta. Setiap Sabtu malam menjadi momen untuk berkumpul dengan istri tercinta dan kedua buah hati sembari menikmati kuliner di Kota Medan. (jul)