SUMUTPOS.CO – Kematian akibat penyebaran virus ebola di Afrika Barat telah mencapai 3.000, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Angka terbaru ini mencerminkan bahwa lebih dari 6.500 orang diperkirakan sudah terinfeksi virus di wilayah tersebut.
Liberia adalah negara yang terkena dampak terburuk, dengan korban tewas mencapau 1.830 orang.
Wabah ini menjadi wabah terbesar di dunia dan Presiden Barack Obama menyebutnya sebagai “ancaman terhadap keamanan global.”
Sejumlah riset memperingatkan bahwa jumlah orang terinfeksi bisa meningkat lebih dari 20.000 pada awal November.
Dalam laporan sebelumnya, WHO sempat menyoroti tingginya potensi kematian karena ebola, karena 70% dari korban yang terinfeksi di Afrika Barat meninggal dunia.
Laporan terbaru menyebut ada dua daerah baru, di Guinea dan Liberia, yang mencatat kasus Ebola pertama dalam tujuh hari terakhir.
WHO juga menyoroti risiko infeksi bagi petugas kesehatan mencoba untuk membendung wabah.
Sebanyak 375 pekerja diketahui telah terinfeksi, dan 211 orang dinyatakan meninggal akibat virus tersebut.
Sistem kesehatan yang lemah di negara-negara Afrika semakin kewalahan menghadapi korban-korban yang terinfeksi.
Di Liberia terutama, rumah sakit banyak kekurangan tempat tidur pasien.
Amerika telah mengirim sekitar 3.000 tentara untuk membantu Liberia mengatasi penyakit, dan mendirikan fasilitas medis darurat. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Kematian akibat penyebaran virus ebola di Afrika Barat telah mencapai 3.000, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Angka terbaru ini mencerminkan bahwa lebih dari 6.500 orang diperkirakan sudah terinfeksi virus di wilayah tersebut.
Liberia adalah negara yang terkena dampak terburuk, dengan korban tewas mencapau 1.830 orang.
Wabah ini menjadi wabah terbesar di dunia dan Presiden Barack Obama menyebutnya sebagai “ancaman terhadap keamanan global.”
Sejumlah riset memperingatkan bahwa jumlah orang terinfeksi bisa meningkat lebih dari 20.000 pada awal November.
Dalam laporan sebelumnya, WHO sempat menyoroti tingginya potensi kematian karena ebola, karena 70% dari korban yang terinfeksi di Afrika Barat meninggal dunia.